Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sifat INFJ yang Kurang Disukai Atasan saat Bekerja, Perbaiki!

ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Terlalu perfeksionis, sulit puas dengan hasil kerja dan terlalu fokus pada detail kecil yang kurang penting.
  • Cenderung menghindari konflik, sulit menyampaikan pendapat tegas dan menghadapi masalah secara langsung.
  • Terlalu emosional, gampang terbawa perasaan sehingga performa kerja bisa menurun karena energi terkuras untuk memikirkan hal-hal emosional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

INFJ dikenal sebagai tipe kepribadian yang penuh empati, visioner, dan punya kepekaan tinggi terhadap orang lain. Mereka sering jadi penengah dalam tim karena bisa memahami berbagai sudut pandang. Namun, di balik kelebihannya, INFJ juga punya sisi-sisi tertentu yang justru bisa bikin atasan kurang nyaman.

Setiap tipe kepribadian tentu punya kelebihan dan kelemahannya masing-masing. INFJ yang cenderung idealis dan emosional kadang gak cocok dengan dunia kerja yang serba cepat dan menuntut hasil nyata. Nah, biar kamu lebih peka sama diri sendiri, yuk simak beberapa sifat INFJ yang sering dianggap kurang disukai atasan saat bekerja!

1. Terlalu perfeksionis

ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

INFJ sering kali punya standar tinggi terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka ingin hasil yang sempurna dan sesuai dengan visi pribadi mereka. Masalahnya, perfeksionisme ini bisa bikin pekerjaan jadi molor karena INFJ sulit merasa puas dengan hasilnya. Atasan yang butuh progres cepat biasanya kurang sabar menghadapi hal ini.

Selain itu, perfeksionisme juga bisa membuat INFJ terlihat terlalu kaku. Alih-alih menyelesaikan banyak hal dalam waktu singkat, mereka lebih fokus pada detail kecil yang mungkin tidak terlalu penting. Dari sudut pandang atasan, ini bisa jadi hambatan yang bikin target tim susah tercapai.

2. Cenderung menghindari konflik

ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Sebagai pribadi yang damai, INFJ lebih suka menghindari konflik dibanding menghadapi langsung. Mereka merasa tidak nyaman kalau harus berdebat atau mengutarakan kritik secara keras. Sayangnya, di dunia kerja, kemampuan menyampaikan pendapat dengan tegas sangat penting.

Atasan mungkin menilai INFJ kurang berani atau kurang inisiatif saat menghadapi masalah. Sikap menghindari konflik ini kadang bikin masalah justru berlarut-larut. Jadi meskipun niatnya baik, sifat ini bisa bikin atasan melihat INFJ sebagai karyawan yang kurang "taring" dalam situasi sulit.

3. Terlalu emosional

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/fauxels)
ilustrasi orang bekerja (pexels.com/fauxels)

INFJ punya empati yang tinggi, tapi kadang ini membuat mereka gampang terbawa perasaan. Kritik dari atasan bisa dianggap terlalu personal, sehingga mereka jadi overthinking. Akibatnya, performa kerja bisa menurun karena energi habis untuk memikirkan hal-hal emosional.

Dari kacamata atasan, sifat ini bisa membuat INFJ terlihat kurang profesional. Dunia kerja sering menuntut objektivitas, sementara INFJ kadang kesulitan memisahkan emosi pribadi dari pekerjaan. Kalau hal ini terjadi terus-menerus, bisa bikin atasan merasa kerepotan dalam mengelola mereka.

4. Terlalu idealis

ilustrasi pria bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi pria bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu ciri khas INFJ adalah idealisme yang tinggi. Mereka punya bayangan jelas tentang bagaimana sesuatu "seharusnya" berjalan. Masalahnya, di lingkungan kerja, realitas sering gak sejalan dengan idealisme tersebut. Akhirnya, INFJ bisa merasa frustrasi dan kecewa.

Atasan biasanya kurang suka dengan sifat ini karena dianggap tidak fleksibel. Alih-alih beradaptasi dengan kondisi nyata, INFJ cenderung tetap berpegang pada idealisme mereka. Hal ini bisa bikin mereka sulit menerima keputusan praktis yang diambil perusahaan.

5. Terlalu banyak berpikir

ilustrasi wanita berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi wanita berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

INFJ dikenal sebagai overthinker ulung. Mereka sering memikirkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan. Meskipun ini bisa membantu dalam analisis, tapi di sisi lain bisa memperlambat proses kerja. Atasan yang butuh keputusan cepat bisa merasa jengkel menghadapi INFJ.

Selain memperlambat kerja, kebiasaan terlalu banyak mikir juga bikin INFJ terlihat ragu-ragu. Mereka takut salah langkah, sehingga lebih memilih menunda atau meminta waktu tambahan. Dari sudut pandang atasan, sifat ini bisa dianggap kurang efektif dan bikin kerja tim jadi tersendat.

Nah, itu dia beberapa sifat INFJ yang kadang bikin atasan kurang suka saat bekerja. Bukan berarti INFJ karyawan yang buruk, justru mereka punya banyak kelebihan yang berharga untuk tim. Tapi, dengan menyadari sisi-sisi yang bisa jadi kelemahan, INFJ bisa belajar lebih seimbang antara idealisme, empati, dan profesionalisme. Dengan begitu, mereka bisa tetap jadi diri sendiri tanpa mengorbankan performa kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Stabilkan Harga, Dishanpan Gencarkan Pangan Murah di Pekalongan

03 Sep 2025, 12:47 WIBNews