BKKBN Jateng Ajak PLN IP Tingkatkan Kemampuan Tempat Penitipan Anak
Semarang, IDN Times - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkuat sinergitas dengan PLN Indonesia Power (IP) UBP Semarang guna memantau tumbuh kembang anak yang beraktivitas di tempat penitipan anak (TPA) se-Jawa Tengah.
1. BKKBN sebut program Tamasya bisa tambah layanan pengasuhan

Deputi KSPK BKKBN, Nopian Andusti mengatakan tempat penitipan anak selama ini jadi fasilitas yang diberikan bagi para wanita karir.
Namun tak dipungkiri bahwa tantangan yang dihadapi calon ibu maupun wanita karir yaitu munculnya rasa khwatir kalau kalau terganggu ketika harus mendampingi tumbuh kembang anak.
"Karena itulah, kami ada program Tamasya yang hadir sebagai solusi memperkuat layanan pengasuhan sekaligus meningkatkan partisipasi lintas sektor," kata Nopian usai menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) dengan PLN IP Semarang, di Hotel Haris Sentraland Semarang, Sabtu (20/9/2025).
2. Sudah ada 250 TPA rasakan manfaat program Tamasya

Ketua Tim Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Masyarakat BKKBN Jawa Tengah, Nitya Apranadyanti menambahkan bahwa program tersebut memiliki empat fokus utama.
Antara lain meningkatan kapasitas pengasuh, pelaksanaan kelas pengasuhan, praktik pemantauan tumbuh kembang anak melalui Kartu Kembang Anak (KKA) dan aplikasi Si Bima, serta melibatkan lebih dari 250 peserta TPA dari Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Boyolali.
3. PLN IP Semarang dampingi dua TPA

Senior Manager PT PLN Indonesia Power UBP Semarang, Flavianus Erwin Putranto, mengemukakan sejauh ini telah memberikan pendampingan bagi TPA Rumah Pelita dan TPA Hj Sunariah.
"Bentuk pendampingan tersebut meliputi rujukan intervensi berat badan, kelas rujukan, pemberian KKA, hingga distribusi makanan tambahan untuk balita stunting dan bayi dengan berat lahir rendah," ungkapnya.
Pihaknya mengharapkan dengan berkolaborasi pada program Tamasya, setidaknya anak-anak dapat tumbuh ceria sementara para ibu dapat bekerja dengan tenang.
"Program ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan bersama dari berbagai perusahaan sebagai wujud nyata kepedulian terhadap generasi penerus. Inilah langkah nyata untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Erwin.
Melalui sinergi ini, pihaknya menargetkan dapat memperkuat koordinasi antar-pemangku kepentingan, memperluas layanan pengasuhan anak, serta memastikan pemantauan tumbuh kembang berjalan rutin dan optimal.