Cerita Pesilat Merpati Putih Bantu Pencarian Korban Longsor Cilacap, Pakai Ilmu Pernapasan

- Menggerakkan energi untuk menyatukan indra dengan alamMenurut Budiono, teknik ini bukan ritual mistis, melainkan latihan olah napas intens untuk berinteraksi dengan medan energi alam.
- Tantangan di lapangan medan longsor yang sangat padatMedan longsor yang padat membuat daya pancar energi lemah, mempersulit deteksi korban yang diduga tidak bernyawa.
- Menghubungkan kepekaan manusia dengan sainsTim Merpati Putih mengacu pada pendekatan ilmiah dalam proses menyatukan diri dengan alam, fokus pada konsentrasi dan tujuan pencarian korban.
Cilacap, IDN Times - Di tengah suasana duka bencana longsor, upaya pencarian korban tak hanya mengandalkan peralatan mekanis dan teknologi. Ada unsur lain yang turut membantu kemampuan olah diri manusia melalui ilmu pernapasan dan kepekaan energi, seperti yang dipraktikkan oleh para pesilat Merpati Putih.
Budiono, pelatih pencak silat Merpati Putih sekaligus Koordinator Bapor Pertamina RU IV Cilacap, menjelaskan bagaimana timnya ikut terjun membantu operasi pencarian, Sabtu(22/11/2025).
Kepada IDN Times, Budi menjelaskan Merpati Putih membawa satu metode khas yang mereka sebut getaran teknik memanfaatkan frekuensi gelombang tubuh manusia untuk membaca respons energi di alam sekitar.
1. Menggerakkan energi untuk menyatukan indra dengan alam

Menurut Budiono, teknik ini bukan ritual mistis, dasarnya justru melibatkan latihan olah napas yang intens, bertujuan mengoptimalkan saraf serta kemampuan konsentrasi tubuh agar mampu berinteraksi dengan medan energi alam.
"Ini murni proses latihan, kita memastikan saraf saraf di tubuh bisa mengoptimalkan frekuensi gelombang yang ada pada diri kita maupun di alam,"jelasnya.
Pelatihan itu membuat pesilat mampu merasakan gaya tarik menarik atau tolak menolak yang bekerja halus di sekitar mereka. Dari situlah mereka mencoba menangkap sinyal keberadaan korban, terutama di lokasi padat seperti longsor, di mana alat mekanik sering terkendala.
2. Tantangan di lapangan medan longsor yang sangat padat

Budiono mengakui, medan longsor berbeda dengan operasi SAR lain. Material tanah yang sangat padat membuat daya pancar energi menjadi lemah. Selain itu, kondisi korban yang diduga sudah tidak bernyawa turut mempengaruhi frekuensi yang dideteksi.
"Medianya yakni longsoran padat sekali, jadi pancarannya lemah, itu tantangan terbesar,"katanya.
Meski begitu, tim tetap berupaya memaksimalkan kemampuan olah energi mereka untuk mempersempit area pencarian.
3. . Menghubungkan kepekaan manusia dengan sains

Saat ditanya tentang proses menyatukan diri dengan alam, Budiono menegaskan bahwa apa yang dilakukan timnya tidak lepas dari pendekatan ilmiah.
"Kita benar benar mengacu kepada sains, gaya tarik menarik dan tolak menolak yang terpenting adalah fokus pada apa yang menjadi kebutuhan kita,"ujarnya.
Fokus dan konsentrasi adalah kunci, para pesilat tidak menyerap seluruh energi lingkungan, melainkan memusatkan perhatian pada satu tujuan menemukan lokasi korban.
4. Serahkan bantuan kemanusiaan

Selain membantu operasi SAR, rombongan dari Merpati Putih dan Bapor Pertamina juga membawa bantuan sosial. Mereka menyerahkan alat permainan untuk anak anak agar tetap dapat terhibur meski berada di tengah situasi duka, serta obat obatan untuk warga terdampak.
Melalui kolaborasi antara tubuh manusia dan energi alam, Merpati Putih memperlihatkan bahwa pencarian korban bencana tidak hanya kerja fisik, tetapi juga kerja batin, kepekaan, dan empati.
Dalam situasi ketika teknologi menemui batasnya, kemampuan manusia yang diasah dengan serius dapat menjadi jembatan untuk menemukan yang tak terlihat. "Ini dorongan hati kami melihat kondisi yang semakin memprihatinkan, semoga usaha kami bisa membawa hasil," tutup Budiono.
















