Rusuh di Banyumas, Gedung Pemkab dan DPRD Lama Dihujani Batu

- Anak muda di bawah umur menjadi pelaku perusakan
- Bupati Sadewo prihatin dengan kerusakan fasilitas publik
- Adanya keresahan sosial di Banyumas terungkap dari insiden ini
Banyumas, IDN Times - Suasana di depan Pendopo Pemerintah Kabupaten Banyumas, Sabtu (30/8/2025), mendadak mencekam. Ratusan massa turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi, namun sebagian kelompok tak dikenal justru merusak jalannya aksi dengan tindakan anarkis.
Batu, bambu, dan botol beterbangan ke arah kantor Pemkab Banyumas. Pintu gerbang pendopo roboh, lampu taman pecah, bahkan beberapa kantor pemerintahan ikut jadi sasaran. Tak hanya itu, ruang pers wartawan yang berada di kompleks kantor juga ikut hancur.
1. Bukan mahasiswa, tapi anak-anak muda yang masih belia

Dari pantauan IDN Times, mayoritas pelaku perusakan justru masih berusia di bawah umur. Mahasiswa yang hadir dengan mengenakan almamater biru dan oranye terlihat berusaha menenangkan situasi. Mereka mencoba menarik mundur massa yang mulai merusak fasilitas umum.
“Kami lihat, tindakan anarkis ini bukan dari mahasiswa. Justru mahasiswa menghalau agar aksi tetap damai,” kata Kasatpol PP Banyumas, Sugeng Amin.
2. Bupati Sadewo prihatin massa rusak fasilitas publik

Bupati Banyumas, Sadewo, mengaku sangat menyayangkan tindakan anarkis tersebut. Baginya, kantor pemerintahan adalah ruang publik yang harus dijaga.
“Kami terbuka terhadap aspirasi masyarakat. Tapi merusak kantor pelayanan publik jelas merugikan masyarakat sendiri. Pelayanan bisa terganggu, padahal itu hak warga,” ujarnya.
Insiden ini membuat substansi aspirasi yang ingin disampaikan menjadi kabur. Isu isu yang seharusnya menjadi bahan dialog malah tenggelam oleh sorotan pada kericuhan.
3. Ada keresahan sosial di Banyumas

Fakta bahwa pelaku perusakan di Banyumas rata rata masih berusia belia menunjukkan ada problem yang lebih dalam. Anak muda sering kali terseret ke dalam aksi massa tanpa benar benar memahami tujuan demonstrasi. Ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memprovokasi.
Di sisi lain, keterlibatan anak muda dalam aksi massa menunjukkan keresahan sosial yang tidak boleh diabaikan. Kekecewaan terhadap kondisi ekonomi, pendidikan, dan kebijakan publik bisa menjadi bahan bakar yang mudah tersulut.