Disambangi BNPT, Pelindo: Polder Pelabuhan Tanjung Emas Rawan Sabotase

- Kepala BNPT menekankan perlunya pengamanan obyek vital pelabuhan
- Ruang Commander center dan CCTV di Pelabuhan Tanjung Emas dicek untuk peningkatan keamanan
- Pelindo akan lakukan standarisasi keamanan pelabuhan dengan fokus pada fasilitas polder tanggul laut yang rawan disabotase
Semarang, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyarankan kepada PT Pelindo untuk memperketat pengamanan sarana obyek vital untuk mencegah potensi ancaman terorisme. Pasalnya, kawasan pelabuhan merupakan jalur utama perekonomian Indonesia yang perlu standar keamanan yang memadai.
1. Kepala BNPT tegaskan perlu beri pengamanan obyek vital pelabuhan

Kepala BNPT Eddy Hartono, mengatakan potensi-potensi tindak pidana terorisme perlu dicegah dengan kesiapsiagaan tingkat nasional.
Salah satunya bersinergi dengan semua pemangku kebijakan untuk memberikan perlindungan bagi keamanan obyek vital di pelabuhan.
"Yang mana pemerintah wajib melakukan pencegahan terhadap potensi tidak pidana terorisme dengan upaya kesiapsiagaan nasional. Makanya kita harus peningkatan dan memberi perlindungan keamanan obyek vital. Dalam hal ini pelabuhan merupaka gerbang utama perekonomian Indonesia," kata Eddy kepada wartawan di ruang kendali terpadu terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Selasa (14/10/2025).
2. Ruang Commander center dan CCTV dicek

Ia menuturkan dalam peninjauan di Pelabuhan Tanjung Emas, pihaknya mengamati fasilitas keamanan ruang kendali terpadu terminal peti kemas dan perangkat CCTV telah beroperasi dengan baik.
Kendati begitu, pihaknya menekankan seluruh sarana dan prasarana obyek vital Pelabuhan Tanjung Emas perlu diberi penambahan keamanan supaya bahaya aksi terorisme dapat ditanggulangi.
"Kita lihat di ruang commander center, CCTV dari pengamanan cukup baik. Tetapi kita mesti sinergi dengan peningkatan sarana prasarana untuk perlindungan terhadap serangan terorisme ini. Untuk standar minimum keamanan harus dipenuhi," terangnya.
3. Pelindo akan lakukan standarisasi keamanan pelabuhan

Direktur Manajemen Risiko PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Boy Robiyanto mengakui telah berkoordinasi dengan BNPT untuk memperkuat keamanan wilayah pelabuhan. Pelabuhan Tanjung merupakan area ketiga yang ditinjau BNPT setelah Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Benoa Bali.
"Di Pelindo akan dibuat standardisasi semua pelabuhan, kita buat control system kita set-up sedemikian rupa. Nanti akan kita tingkatkan yaitu penambahan CCTV. Nanti akan kita lakukan perubahan. Kita dapat arahan data tersebut akan dievaluasi dari BNPT," ungkapnya.
"Kami berharap kerjasama sama BNPT tetap berlanjut. Karena pencegahan terorisme sangat penting," tuturnya.
4. Pelindo: Kami punya satu obyek yang rawan dihasut

Sejauh ini, katanya tingkat kerawanan pada Pelabuhan Tanjung Emas belum kentara terlihat. Fasilitas sistem pengawasan akan dievaluasi tiap tiga sampai enam bulan.
Namun, obyek vital Pelabuhan Tanjung Emas yang patut mendapat perhatian ialah fasilitas polder tanggul laut yang kini sedang dibangun pemerintah.
Ia menekankan bahwa sistem polder tanggul laut rawan disabotase lantaran terhubung dengan sistem pompa penyedot banjir.
"Kami punya satu obyek sangat rawan sekali dihasut. Pelabuhan Semarang ini berada di bawah air laut dan kita gunakan sistem polder seperti di Belanda. Sangat rawannya apabila ada yang meneror atau mematikan pompa walaupun pakai IT, maka ini sangat vital. Mengakibatkan pelabuhan terendam dari air laut yang masuk," paparnya.
Ia menambahkan bahwa sejumlah langkah mitigasi telah disiapkan di Pelabuhan Tanjung Emas untuk mencegah potensi tindak pidana terorisme.
Langkah-langkah tersebut antara lain Penyusunan prosedur mitigasi terorisme yang terintegrasi dengan sistem keamanan pelabuhan, penyediaan peralatan pendukung seperti X-ray scanner, metal detektor, dan perangkat keamanan lainnya, pelaksanaan pelatihan bersertifikasi bagi tenaga keamanan. Serta program evaluasi keamanan secara berkala untuk memastikan kesiapan dan responsivitas terhadap potensi ancaman.