Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Edukasi, Ekologi, Ekonomi: Efek Domino Mangrove Pertamina di Semarang

IMG_3160.jpeg
Sejumlah pengunjung menaiki kapal melihat Edupark Mangrove Tambakrejo di Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Intinya sih...
  • Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menanam 2.275 bibit mangrove di kawasan Edupark Mangrove Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara.
  • Program konservasi mangrove memiliki multiplier effect yang melindungi laut, meningkatkan kesejahteraan nelayan, menggerakkan UMKM, dan membangun destinasi wisata berbasis lingkungan.
  • Eduwisata Mangrove Tambakrejo menjadi daya tarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri dengan biaya masuk terjangkau dan memberdayakan masyarakat setempat.

Semarang, IDN Times — Upaya menjaga pesisir utara Kota Semarang dari ancaman abrasi terus dilakukan berbagai pihak. Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia 2025, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menanam sebanyak 2.275 bibit mangrove di kawasan Edupark Mangrove Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Senin (28/7/2025).

Penanaman mangrove tersebut merupakan kelanjutan dari program konservasi pesisir yang sudah berjalan sejak tahun 2011, sekaligus bagian dari dukungan terhadap program Mageri Segara, inisiatif Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi untuk memagari laut dari abrasi.

1. Mangrove jadi Benteng Hijau untuk pesisir yang lestari

IMG_2813.jpeg
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan. (IDN Times/Dhana Kencana)

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga JBT, Taufiq Kurniawan mengatakan, kawasan Tambakrejo memang sudah menjadi daerah binaan sejak lama karena letaknya berdekatan dengan Integrated Terminal (IT) Semarang.

"Konservasi ini bukan hanya soal penghijauan, tapi soal masa depan. Kami ingin mengembalikan ekosistem pesisir, mencegah abrasi, dan meningkatkan ekonomi warga secara berkelanjutan," ungkapnya.

Menurut Taufiq, sejak program konservasi dimulai, wilayah tersebut sudah ditanami lebih dari 150 ribu mangrove, yang sebagian besar dari bantuan Pertamina. Meski tantangannya tidak sedikit--seperti perubahan bentang alam hingga tekanan proyek pemukiman--upaya penanaman tetap dilanjutkan dengan semangat kolaboratif.

Ia menambahkan, Pertamina menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi Camar dan warga Tambakrejo. Menurut Taufiq, penanaman mangrove memiliki multiplier effect yang kuat yakni melindungi laut, meningkatkan kesejahteraan nelayan, menggerakkan UMKM, hingga membangun destinasi wisata berbasis lingkungan.

"Kalau dirawat dengan cinta, maka manfaatnya akan makin luas. Program ini bisa jadi contoh CSR berbasis lingkungan yang bisa direplikasi di daerah lain," ujarnya.

2. Dari Nelayan menjadi penjaga ekosistem

IMG_3152.jpeg
Ketua Kelompok Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (Camar), Juraimi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Di balik kesuksesan konservasi mangrove itu berdiri Kelompok Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (Camar). Komunitas nelayan yang dibentuk pada 2011 untuk mengisi celah program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina yang belum menyentuh isu lingkungan. Kelompok yang dipimpin oleh Juraimi itu perlahan bertransformasi menjadi motor penggerak pelestarian pesisir dan pemberdayaan ekonomi warga Tambakrejo.

"Waktu itu, lingkungan belum tersentuh dalam program CSR. Maka kami dirikan Camar. Sekarang, kami tidak hanya menanam mangrove, tapi juga menghidupkan warga lewat eduwisata dan olahan hasil laut," akunya kepada IDN Times.

Puncak pencapaian Camar terjadi pada 2019, ketika Pertamina membangun jogging track sepanjang 240 meter di tengah kawasan mangrove, yang kini dikenal sebagai Eduwisata Mangrove Tambakrejo. Tempat tersebut tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga memberi peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

"Kami percaya, mangrove yang bergoyang itu bukan hanya karena angin. Tapi karena mereka sedang berzikir, mendoakan siapa saja yang merawatnya," kata Juraimi dengan penuh keyakinan.

3. Wisata Hijau untuk masa depan

IMG_3159.jpeg
Ketua Kelompok Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (Camar), Juraimi saat memberikan sambutan di acara penanaman 2.275 bibit mangrove bersama Pertamina di Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)

Eduwisata Mangrove Tambakrejo kini ramai dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri, terutama saat akhir pekan. Pengunjung bisa menyusuri jembatan kayu, menikmati pemandangan laut, hingga mencicipi hidangan khas pesisir seperti Sego Pesisir (Gosir) yang disajikan dengan kerang hijau, cumi, dan olahan laut lainnya.

Biaya masuk pun terjangkau. Hanya Rp3.500 untuk donasi penanaman mangrove dan Rp10 ribu untuk naik perahu dari dermaga ke kawasan wisata. Pendapatan dari kegiatan tersebut, sebagian besar dikembalikan ke masyarakat.

"Tidak ada yang dimonopoli (di sini). Semua keuntungan untuk warga. Kapal Rp10 ribu, kami hanya ambil seribu. Sisanya buat masyarakat," ucap Juraimi.

4. Memberdayakan emak-emak

ilustrasi hutan mangrove (pexels.com/icon0 com)
ilustrasi hutan mangrove (pexels.com/icon0 com)

Tidak hanya nelayan merasakan kebermanfaatan tersebut. Para ibu rumah tangga di RW 16 Tambakrejo kini aktif terlibat dalam usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) olahan mangrove dan hasil laut. Ketua RW 16, Sitta Tun mengungkapkan, sekitar 50 ibu aktif mengolah mangrove menjadi keripik, minuman herbal, sampai kerajinan tangan dari cangkang kerang.

"Rata-rata omzet untuk produk seperti terasi bisa mencapai Rp3 juta sebulan. Kami juga buat otak-otak bandeng, bandeng presto, dan telur asin," katanya.

Dukungan dari Pertamina juga mencakup pelatihan, pendampingan, hingga pemasaran produk mereka. Bahkan, keripik mangrove dan minuman herbal sudah mulai dikenal di berbagai pameran produk lokal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang, Sihriano mengapresiasi kolaborasi masyarakat dan sektor swasta dalam menjaga pesisir.

"Yang susah itu merawat, bukan menanam. Tapi kalau dirawat bersama, hasilnya akan luar biasa," ungkapnya saat meninjau lokasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us