[FOTO] Green Refinery, Wujud Transisi Energi Pertamina Kurangi Emisi

PT Pertamina (Persero) berinovasi untuk menghasilkan produk berkualitas yang ramah lingkungan dan mewujudkan transisi energi. Inovasi untuk menekan emisi karbon dilakukan mulai dari teknologi, peralatan produksi, hingga menghasilkan produk rendah emisi, dari yang fossil-based (berbasis fosil) ke bio-based (berbasis hayati).
Hal itu dilakukan sebagai komitmen untuk mendukung target pemerintah dalam pemenuhan nol emisi karbon (Net Zero Emission/ NZE) nasional pada tahun 2060.
Melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina membuat Green Refinery project (proyek) di Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap.
Ada dua fase dalam proyek Green Refinery. Fase I yang resmi beroperasi pada Januari 2022 mampu mengolah Green Diesel dengan kapasitas mencapai 2,5--2,8 million barel steam per day (MBSD). Adapun, feedstock (bahan baku) berupa 100 persen Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). Yaitu minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) yang telah mengalami proses pemucatan, penghilangan asam lemak bebas dan bau.
Kemudian fase II direncanakan akan beroperasi tahun 2026 dengan peningkatan kapasitas produksi Green Diesel mencapai 6 MBSD. Selain kapasitas, pada fase II juga akan ditingkatkan dalam kemampuan menerima multi-bahan baku berupa CPO, RBDPO, dan minyak jelantah (Used Cooking Oil/ UCO).