Pedagang Pasar Weleri Terkatung-katung di Tempat Relokasi: Dagangan Membusuk

Kendal, IDN Times - Sejumlah pedagang Pasar Weleri di Kabupaten Kendal mengeluhkan lokasi berjualan mereka di tempat relokasi Terminal Baurekso tidak layak ditempati. Para pedagang selama ini terpaksa direlokasi lantaran kondisi pasarnya yang hangus terbakar pada akhir tahun 2021.
1. Pedagang datang dan pulang selalu zonk

Seorang pedagang Pasar Weleri yang ikut direlokasi, Achmad Zamsuri mengaku, nasibnya merana selama jualan di Terminal Baurekso. Musababnya, banyak pelanggannya yang emoh mampir ke lapak relokasinya lantaran tempatnya yang sulit dijangkau kendaraan umum.
"Kita saban hari datang di tempat relokasi, sorenya pulang gak pernah bawa hasil sepersenpun. Soalnya Terminal Baurekso sulit dijangkau masyarakat karena lokasinya berada di jalur cepat lalu lintas," keluhnya saat menemui Komisi B DPRD Jateng pada Senin (28/3/2022).
2. Nasib pedagang terpuruk

Menurut Zamsuri, sudah lima bulan terakhir dirinya dan pedagang lainnya terkatung-katung di tempat relokasi. Meski lapak daruratnya dibangun dengan memadai, tak satupun pelanggan yang sudi mampir.
Belakangan, ia justru merasakan nasibnya kian terpuruk lantaran kondisi perekonomian masyarakat juga sedang lesu.
Ia bilang saking sepinya pembeli membuat sayuran, buah dan sejenisnya yang dibiarkan membusuk begitu saja.
"Tempat relokasi yang ada sekarang gak bisa nguripi (menghidupi) kita. Kondisinya benar-benar sepi. Tidak ada pembeli yang lewat. Makanya, dari ratusan pedagang Weleri yang direlokasi ke Terminal Baurekso, akhirnya balik lagi ke tempat yang lama karena gak sanggup dengan kondisi yang makin terpuruk," kata pria yang didampuk jadi Ketua Aliansi Pedagang Pasar Weleri Kendal tersebut.
3. Pedagang pilih balik ke lokasi yang lama

Lebih lanjut, ia meminta bantuan kepada para anggota DPRD Jateng untuk mengintervensi kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal soal relokasi pedagang Pasar Weleri. Zamsuri mendesak Disperindag Kendal agar merubah aturan dengan mengembalikan para pedagang ke lokasi Pasar Weleri.
"Mending balikin kita ke Pasar Weleri. Walau sebagian besar sudah terbakar, setidaknya kalau kita tetap jualan di sana, banyak pelanggan yang akan datang. Sumber penghidupan kita ada di Weleri," tegasnya.
4. DPRD Jateng berharap jangan sampai nasib pedagang gak jela pas Ramadan

Sementara itu, Sekretaris Komisi B DPRD Jateng, Muhamad Ngainir Richard mengaku akan berkoordinasi dengan Pemkab dan Disperindag Kendal untuk membuat aturan baru agar nasib para pedagang Pasar Weleri tidak lagi nelangsa.
"Kita sudah panggil pihak Disperindag Jateng untuk kemudian memerintahkan kepada mereka agar mengurus persoalan ini. Jangan sampai pas Ramadan, pedagang yang direlokasi nasibnya tidak menentu. Ini musti dicarikan solusinya biar kedua belah pihak sama-sama enak," terangnya.
Pihaknya kini memberikan dua opsi bagi pedagang. Apakah mereka memilih menetap di tempat relokasi dengan fasilitas sarana yang diperbaiki atau justru memilih pindah ke lokasi yang lama dengan sejumlah konsekuensi.
"Kalau mereka pilih pindah ke tempat Pasar Weleri yang pernah terbakar ya gak apa-apa. Asalkan konsekuensinya ditanggung sendiri. Dan kalau mau tetap di relokasi akan diupayakan memperbaiki fasilitasnya," terangnya.