Semarang, IDN Times - Kejadian keracunan yang dialami siswa saat menyantap makanan dari menu makan bergizi gratis (MBG) mematik reaksi keras dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). PP IDAI prihatin dengan maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.
Reaksi IDAI soal Ribuan Siswa Keracunan MBG: SPPG Harus Diawasi Ketat!

Intinya sih...
PP IDAI prihatin dengan maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.
IDAI menyoroti MBG yang sejatinya bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia.
IDAI menegaskan bahwa keselamatan anak dan kelompok rentan prioritas utama dalam program MBG.
1. Perlu evaluasi menyeluruh utamanya di daerah 3T
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa satu anak keracunan saja sudah menjadi masalah, apalagi ini terjadi pada ribuan anak di Indonesia.
"Diperlukan evaluasi secara menyeluruh atas program ini dan memastikan program yang sedang berjalan itu tepat sasaran terutama di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) Indonesia," paparnya dari keterangan yang diterima IDN Times, Minggu (28/9/2025).
2. IDAI: Ibu hamil dan balita kena dampak keracunan MBG
Pihaknya menyoroti MBG yang sejatinya bertujuan mulia meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia, namun kenyataannya justru keracunan ini terus berulang bahkan menimbulkan risiko serius bagi keselamatan anak.
Ada juga balita dan ibu hamil juga yang terkena dampaknya. Sehingga kelompok rentan mestinya turut dimasukkan dalam perhatian utama.
3. IDAI tegaskan asupan gizi di MBG harus dijamin
Dalam surat terbuka untuk Badan Gizi Nasional, IDAI menegaskan bahwa:
Keselamatan anak dan kelompok rentan prioritas utama. Anak, balita, dan ibu hamil merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari risiko keracunan makanan.
Keamanan pangan harus diutamakan. Proses penyediaan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan wajib mengikuti standar keamanan pangan (food safety) untuk mencegah kontaminasi.Kualitas gizi dan keseimbangan menu perlu dijamin. Menu MBG seyogyanya disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
Kualitas gizi dan keseimbangan menu perlu dijamin. Menu MBG seyogyanya disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
Pengawasan harus diperketat. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beserta seluruh kelengkapannya harus tersertifikasi dan senantiasa dimonitor serta dievaluasi oleh Badan Gizi Nasional.
Prosedur mitigasi dan layanan aduan kasus keracunan harus disiapkan dalam program MBG. Perlu disiapkan prosedur mitigasi kasus keracunan melibatkan pemerintah, sekolah, dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Pemberdayaan layanan aduan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada.
4 . IDAI siap kerjasama dengan pemerintah
Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR Dr Hikari AMbara Sjakti, SpA, SubsHemaOnk(K), menyampaikan, IDAI siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan program MBG benar-benar memberikan manfaat kesehatan, gizi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak Indonesia.