Semarang, IDN Times - Gas melon benar-benar menjadi barang paling diburu oleh warga Semarang. Lantaran sulitnya mendapatkan elpiji 3 kilogram, sejumlah warga Ibukota Jateng terpaksa menempuh jarak belasan kilometer hingga ke Ungaran untuk mencari elpiji 3 kilogram.
Warga Semarang Tempuh 19 Km Demi Berburu Gas Melon ke Ungaran

Intinya sih...
- Warga Semarang kesulitan mencari elpiji 3 kilogram
- Suwarni harus membayar Rp23 ribu dan Didik Setiawan harus menempuh jarak 4 kilometer
- Kesulitan mendapatkan elpiji membuat warga pontang panting mencari kayu bakar sebagai bahan bakar memasak
1. Beli gas ke Ungaran harganya Rp23 ribu
Suwarni, seorang warga Tembalang salah satunya. Perempuan berumur 47 tahun tersebut harus bersusah payah mendatangi seorang penjual di Ungaran demi mendapatkan elpiji 3 kilogram.
Setibanya di Ungaran, ia pun harus merogoh kocek Rp23 ribu untuk membeli satu tabung elpiji 3 kilogram.
"Suami saya seharian menyisir tiap warung tidak ada gas. Dapat harga Rp 23 ribu di daerah Ungaran," akunya, Selasa (4/2/2025).
2. Tempuh berkilo kilometer harus tunjukkan KTP
Pengakuan berbeda disampaikan Didik Setiawan (39) warga Kecamatan Gunungpati Semarang.
Di tengah situasi serba susah, Didik juga harus menempuh jarak 4 kilometer jauhnya untuk mendatangi pangkalan elpiji. Namun ia mengaku dimintai syarat menunjukan KTP agar bisa membeli elpiji 3 kilogram.
"Datangnya seminggu sekali. Tetangga saya sudah ke sana, barangnya habis, jadi menunggu seminggu lagi," akunya.
3. Didik pakai kayu bakar buat masak
Lantaran kerepotan mencari elpiji 3 kilogram, dirinya harus pontang panting mencari kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak. Sulitnya mendapatkan elpiji 3 kilogram berdasarkan penuturannya sudah terjadi tiga hari terakhir.
"Ini sudah tiga hari. Sulit sekali mendapatkan gas tiga kilo," terangnya.
Bahkan situasi yang dialami Didik bertambah pelik tatkala kampungnya kerap diguyur hujan belakangan ini. Hujan yang kian menderas menyulitkannya untuk mendapatkan kayu bakar yang kering.
Yang kerap ia temui justru banyak kayu basah kena air hujan. "Musim hujan, kayunya basah," katanya.
4. Warga Bubagan Mijen borong gas melon
Sementara, Wahyudi, seorang warga Kampung Bubagan Kecamatan Mijen panik saat tahu kabar bahwa warga dilarang membeli elpiji 3 kilogram di warung-warung.
"Katanya sudah ndak boleh, Mas. Makanya ini saya borong tiga tabung langsung. Satu buat saya. Dua buat adik saya," kata Wahyudi saat membeli elpiji 3 kilogram di pangkalan gas Kampung Bubagan.
5. Jangan nakut-nakutin wong cilik
Ia berharap pemerintah jangan menakut-nakuti warga terutama pedagang kecil. Sebab jika berlangsung terus-menerus akan menimbulkan kecemasan.
"Ya jangan bikin aturan yang nyusahin wong cilik. Mustinya ganti presiden ya hidupnya lebih gampang. Ndak malah susah kayak gini," keluhnya.