5 Alasan Kenapa Pelajar di Indonesia Jarang Bekerja Part Time

- Pelajar Indonesia jarang kerja part time karena tuntutan akademik yang padat
- Kerja part time bisa mengganggu prestasi akademik dan kurangnya jaminan perlindungan
- Persaingan dunia kerja yang ketat membuat peluang kerja part time terasa sempit bagi pelajar
Pernah nggak sih, kepikiran kenapa pelajar di Indonesia jarang banget kerja part time? Padahal di negara lain kayak Korea, kerja part time itu udah kayak hal biasa buat pelajar. Apa sih yang bikin beda?
Kerja part time sendiri biasanya berarti pekerjaan dengan jam kerja lebih sedikit dibandingkan pekerjaan full time, dan sering dianggap fleksibel karena bisa disesuaikan dengan jadwal sekolah atau kuliah. Jadi, cocok buat pelajar yang mau belajar sambil cari pengalaman. Tapi kok di Indonesia, justru jarang banget pelajar yang ambil kesempatan itu.
Kira-kira ada hal-hal menarik apa di balik fenomena ini, yang mungkin belum banyak orang tahu. Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa fenomena ini terjadi dan apa yang sebenarnya dirasakan pelajar di Indonesia!
1. Beban akademik yang berat

Sistem pendidikan di Indonesia emang sering menuntut pelajar harus sepenuhnya fokus sama kegiatan akademik. Mulai dari jadwal sekolah yang super padat, tugas-tugas yang kayak enggak ada habisnya, sampai persiapan ujian yang bikin kepala pusing. Beban kayak gini enggak cuma nyita waktu, tapi juga energi mental mereka, lho!
Nah, kalau mahasiswa, meski katanya punya jadwal lebih fleksibel dibanding pelajar sekolah, ternyata mereka juga punya tantangan serupa. Tugas kuliah, proyek kelompok, penelitian, ditambah lagi tuntutan tambahan kayak magang atau praktik lapangan yang sering kali makan waktu dan energi lebih banyak.
Menurut artikel ilmiah yang ditulis Wasti Laucu, berjudul The Impact of Part-Time Work on Student Academic Achievement (2023), menunjukan hasil bahwa mahasiswa yang kerja part time cenderung punya prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan yang enggak bekerja. Penyebabnya karena beban tanggung jawab kerja, manajemen waktu yang kurang baik, dan kelelahan fisik akibat bekerja bisa bikin fokus belajar jadi terganggu. Makanya, banyak pelajar dan mahasiswa lebih milih enggak kerja part time supaya bisa lebih fokus ke studi mereka.
2. Tingkat keamanan kerja yang rendah

Banyak pekerjaan part time di Indonesia yang enggak memberikan jaminan yang cukup, seperti upah yang sesuai, perlindungan kesehatan, atau asuransi tenaga kerja. Ini bikin pelajar jadi ragu buat terjun ke dunia kerja.
Selain itu, kurangnya regulasi dan aturan yang enggak tegas untuk melindungi pekerja part time, khususnya bagi mereka yang masih pelajar, makin bikin mereka merasa enggak nyaman. Mereka khawatir enggak punya perlindungan yang jelas kalau terjadi hal yang enggak diinginkan, seperti kecelakaan kerja atau diperlakukan nggak adil, kayak bayarannya telat atau jam kerja yang malah berlebihan tanpa kompensasi yang layak.
Dengan kondisi kayak gini, kerja part time jadi terlihat bukan sebagai peluang, tapi malah beban tambahan yang enggak sebanding dengan manfaat yang didapat.
3. Kualifikasi yang tinggi berbanding terbalik dengan rendahnya keterampilan

Di dunia kerja, banyak pekerjaan part time yang memang membutuhkan pelamar dengan kualifikasi tertentu, seperti minimal pengalaman atau keterampilan yang udah terasah. Nah, masalahnya, pelajar sering kali belum punya pengalaman dan keterampilan itu karena fokus utama mereka kan di sekolah.
Jadi, meskipun mereka punya nilai akademik yang bagus, pengalaman atau pelatihan di luar kelas biasanya masih kurang. Nilai akademik yang bagus itu penting, tapi keterampilan yang bisa langsung diterapkan di lapangan juga enggak kalah penting. Jadi, enggak heran kalau pelajar merasa agak ragu, karena mereka tahu kemampuan mereka masih perlu diasah.
Oleh karena itu, meski ada banyak peluang kerja part time, banyak pelajar yang memilih fokus dulu ke belajar sampai merasa lebih siap dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
4. Menghadapi persaingan kerja yang ketat

Persaingan dunia kerja di Indonesia semakin ketat, apalagi dengan tingkat pengangguran yang masih cukup tinggi. Kondisi ini bikin peluang kerja part time yang seharusnya mudah diakses pelajar jadi terasa sempit, karena persaingan bukan cuma dengan sesama pelajar yang baru mau mulai kerja, tapi juga dengan orang-orang yang sudah lebih dulu terjun ke dunia kerja yaitu orang-orang yang sudah berpengalaman dan membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup.
Ditambah lagi, pelajar yang belum punya banyak pengalaman merasa semakin terbebani, karena mereka tahu harus berusaha lebih keras buat bisa mendapatkan pekerjaan part time yang cocok buat mereka. Dengan semua tantangan ini, pelajar pun jadi lebih berhati-hati dan sadar bahwa untuk bisa bersaing di pasar kerja, mereka butuh lebih dari sekedar teori di kelas.
5. Dukungan keluarga vs kemandirian

Sebagian besar pelajar di Indonesia memang masih mengandalkan dukungan finansial dari orang tua atau keluarga mereka. Meskipun ada juga yang berasal dari keluarga kurang mampu, pemerintah biasanya menyediakan beasiswa yang bisa meringankan beban mereka. Dengan demikian, pelajar biasanya lebih fokus belajar dan mengejar prestasi akademik, sementara kebutuhan finansial mereka sudah ditanggung oleh keluarga dan beasiswa. Jadi masalah finansial bukanlah hal yang harus mereka khawatirkan.
Namun, di sisi lain, banyak pelajar yang ingin bekerja part time. Bukan hanya untuk tambahan uang saku, tapi juga untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang enggak selalu bisa didapatkan di dalam kelas. Di sinilah muncul keinginan untuk menjadi lebih mandiri, yang bertentangan dengan keinginan keluarga agar mereka fokus sepenuhnya dengan akademik.
Mereka ingin menunjukkan kalau mereka berusaha mandiri namun di satu sisi, mereka juga khawatir kalau bekerja akan mengganggu kualitas akademik mereka, yang nantinya bakal mengecewakan keluarga mereka.
Melihat semua tantangan yang ada, wajar jika banyak pelajar memilih untuk fokus pada pendidikan daripada bekerja part time. Walaupun kerja part time sering dianggap sebagai peluang yang menguntungkan untuk belajar dan berkembang, pelajar juga perlu siap menghadapi berbagai tantangan yang datang bersamanya. Nah, kalau kamu sendiri lebih memilih kerja part time atau fokus ke akademik, nih?