5 Tanda Tubuh Kekurangan Testosteron yang Sering Disepelekan Pria

Siapa, sih, yang nggak mau punya tubuh prima, energi melimpah, dan libido membara? Kebanyakan pria mungkin langsung mikir, "Ah, itu semua butuh otot kekar dan gaya hidup sehat!" Padahal, ada satu hormon krusial yang sering luput dari perhatian, yaitu testosteron.
Hormon ini lebih dari sekadar "bahan bakar" otot, lho! Kekurangan testosteron bisa berdampak pada banyak aspek kesehatan pria, bahkan gejala-gejala awalnya sering dianggap sepele atau cuma faktor usia.
Nah, daripada nanti menyesal karena telat sadar, yuk kenali lebih dalam 5 tanda tubuh kekurangan testosteron yang sering disepelekan pria. Jangan biarkan hidup kita jadi lesu dan nggak bergairah, cuma karena hormon ini nggak seimbang!
1. Penurunan libido dan disfungsi ereksi

Penurunan gairah seks adalah salah satu tanda paling umum dan sering kali jadi keluhan utama pria dengan testosteron rendah. Ini bukan cuma soal "lagi nggak mood”.
Dilansir dari Journal of The American Heart Association, testosteron berperan penting dalam mengatur libido dan fungsi ereksi. Ketika kadarnya turun, keinginan untuk berhubungan intim pun ikut merosot, bahkan bisa menyebabkan disfungsi ereksi (kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi).
Penelitian lain dari Jurnal Urologi dan Onkologi menunjukkan bahwa sekitar 70% pria dengan testosteron rendah mengalami penurunan libido, dan 60% di antaranya juga melapalami disfungsi ereksi. Ini menjadi indikator kuat bahwa masalah di ranah seksual bukan cuma soal kelelahan atau stres, melainkan bisa jadi ada ketidakseimbangan hormon yang mendasarinya.
Jadi, kalau kita tengah merasa gairah seks tiba-tiba menurun drastis atau sering mengalami kesulitan ereksi, jangan buru-buru menyimpulkannya sebagai "maklum usia." Segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui kadar testosteron kita, ya!
2. Kelelahan ekstrem dan penurunan energi

Merasa lelah terus-menerus padahal sudah cukup tidur? Atau energi seperti terkuras habis bahkan setelah aktivitas ringan? Hati-hati, ini bisa jadi pertanda testosteron kita sedang drop.
Dikutip dari Journal of Urology bahwa testosteron memiliki peran vital dalam produksi energi dan metabolisme tubuh. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika kadar testosteron rendah, tubuh akan kesulitan menghasilkan energi yang cukup, sehingga kita bisa merasa lesu, letih, dan tidak bermotivasi.
Kelelahan yang disebabkan oleh rendahnya testosteron biasanya tidak hilang hanya dengan istirahat. Bahkan, seringkali disertai dengan rasa kantuk di siang hari, meskipun tidur malam sudah optimal. Ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat performa kerja atau olahraga jadi menurun drastis.
Jangan anggap enteng kelelahan ekstrem ini. Jika kita merasa sangat lelah tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus-menerus, ada baiknya untuk memeriksakan kadar testosteron kita. Bisa jadi, ini adalah akar masalahnya.
3. Penurunan massa otot dan peningkatan lemak tubuh

Testosteron adalah hormon anabolik—berperan dalam membangun dan mempertahankan massa otot. Berdasarkan Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, ketika kadar testosteron menurun, tubuh akan kesulitan mempertahankan otot yang sudah ada, bahkan cenderung kehilangan massa otot seiring waktu.
Ini seringkali disertai dengan peningkatan lemak tubuh, terutama di area perut. Meskipun kita sudah rajin berolahraga dan menjaga pola makan, jika testosteron kita rendah, akan sangat sulit untuk melihat hasil yang signifikan dalam pembentukan otot.
Sebaliknya, lemak tubuh akan lebih mudah menumpuk. Perubahan komposisi tubuh ini bukan cuma soal penampilan, tapi juga berkaitan dengan risiko kesehatan yang lebih tinggi, seperti resistensi insulin dan penyakit jantung.
Jika kita merasa sulit membangun otot meskipun sudah latihan keras, atau lingkar pinggang terus bertambah meskipun pola makan tidak berubah drastis, pertimbangkanlah untuk memeriksakan kadar testosteron!

Selain berdampak pada fisik, kekurangan testosteron juga bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosional.
Dilansir dari Public Library of Science One bahwa pria dengan testosteron rendah seringkali melaporkan perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah marah, mudah tersinggung, cemas, hingga depresi. Ini karena testosteron juga berperan dalam pengaturan neurotransmiter di otak yang memengaruhi mood.
Depresi yang terkait dengan rendahnya testosteron bisa menjadi sangat melemahkan. Pria mungkin kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya disukai, merasa putus asa, dan mengalami kesulitan konsentrasi. Perubahan mood ini seringkali disalahartikan sebagai stres biasa atau masalah psikologis lainnya, padahal ada faktor hormonal yang mendasarinya.
Jika kita atau orang terdekat kita mengalami perubahan mood yang tidak biasa, seperti iritabilitas yang ekstrem, kesedihan mendalam yang berkepanjangan, atau gejala depresi lainnya, penting untuk mencari bantuan medis dan mempertimbangkan pemeriksaan testosteron.
5. Penurunan kepadatan tulang (osteoporosis)

Berdasarkan publikasi ilmiah dari BioMed Central Endocrine Disorder, testosteron tidak hanya penting bagi otot, tetapi juga untuk kesehatan tulang. Hormon ini berperan dalam menjaga kepadatan mineral tulang, sehingga tulang tetap kuat dan tidak mudah rapuh. Kekurangan testosteron dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, yang dikenal sebagai osteoporosis.
Osteoporosis seringkali disebut sebagai "penyakit senyap" karena tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga terjadi patah tulang. Namun, pada pria dengan testosteron rendah, risiko osteoporosis meningkat secara signifikan, bahkan pada usia yang lebih muda. Patah tulang akibat cedera ringan bisa menjadi indikasi awal dari kondisi ini.
Menjaga kesehatan tulang sangat penting untuk kualitas hidup di kemudian hari. Jika kita memiliki faktor risiko lain untuk osteoporosis atau menduga testosteron kita rendah, segera konsultasikan dengan dokter tentang cara menjaga kepadatan tulang kita.
Jadi, udah paham, kan, sekarang kalau testosteron itu penting banget buat pria, bukan cuma soal otot semata? Jangan pernah menyepelekan tanda-tanda yang muncul di tubuh kita, sekecil apa pun itu. Kalau kita mengalami beberapa gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ingat, kesehatan itu investasi jangka panjang, dan mengenali gejala sedini mungkin bisa jadi penyelamat kita!