Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Negara Denmark Mengelola Sampah, Dari Limbah menjadi Energi

ilustrasi mengumpulkan sampah ala orang Denmark (pexels.com/SHVETS production)
Intinya sih...
  • Denmark mengelola sampah menjadi energi listrik ramah lingkungan melalui pabrik CopenHill
  • Negara ini menerapkan daur ulang limbah sejak 1978, dengan aturan pemilahan sampah rumah tangga
  • Sistem pengembalian botol dan kaleng minuman (Pant) serta kebijakan pemerintah membantu mengurangi penumpukan sampah

Setiap hari pastinya, manusia akan menghasilkan sampah. Entah itu, sampah plastik, kaleng, kertas, sampah rumah tangga, maupun limbah pabrik. Jika tidak dapat ditanggulangi dengan cepat, jumlah sampah akan membeludak banyak dan menyebabkan pencemaran lingkungan di sekitarnya.

Beberapa negara berupaya keras agar penumpukan sampah maupun limbah tidak menggunung tinggi setiap harinya. Salah satunya dilakukan oleh negera Denmark. Negara bagaian Nordik ini memiliki cara mengelola sampah dan limbah dengan baik. Lantas, bagaimana cara mengelola sampah di negara Denmark? Untuk itu, simak penjelasan di bawah ini. 

1. Pengelolaan limbah menjadi energi (waste to energy)

ilustrasi CopenHill atau Amager Bakke di Copenhagen (Wikipedia Commons/kallerna)

Cara pertama yang dilakukan oleh negara Denmark dalam mengelola sampah adalah dengan mengelola limbah dan sampah menjadi energi. Proses pengelolaan limbah menjadi energi ini dikenal juga dengan nama waste to energy. Bahkan, negara Denmark membagun pabrik pembangkit tenaga listrik yang berasal dari sampah yang bernama CopenHill atau Amager Bakke. 

Dilansir laman State of Green, CopenHill dirancang Bjarke Ingels Group (BIG) sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Sebab, semakin tingginya tingkat emisi karbon di dunia saat ini. Lewat pabrik ini, mengubah sampah rumah tangga dan bisnis menjadi energi listrik yang ramah lingkungan. 

CopenHill yang berlokasi di tengah Kota Copenhagen, berhasil menyediakan pemanas distrik untuk 16,000 rumah dan tenaga listrik untuk 62.500 rumah di daerah Conpenhagen, Denmark. Tidak hanya itu, design dari CopenHill ini sangat menarik jika dibandingkan dari pabrik tenaga listrik pada umumnya. Sebab, terdapat fasilitas ruang publik berupa area ski, taman, area panjat tebing, dan area rekreasi lainnya. Sehingga, masyarakat dapat mengakses dengan mudahnya.

2. Penerapan daur ulang (recycling)

ilustrasi logo daur ulang (pexels.com/Artem Podrez)

Daur ulang atau recycling merupakan cara yang dilakukan oleh negara Denmark dalam mengelola sampah berikutnya. Seperti yang diketahui proses recycling ini adalah proses pengelolaan daur ulang limbah yang sudah tidak digunakan, diubah menjadi barang yang bermanfaat. Bagi masyarakat Denmark mendaur ulang sampah dan limbah tidaklah sulit untuk dilakukan.

Dilansir laman Aarhus University, menyampaikan pada tahun 1978 negara Denmark memperkenalkan Undang-Undang pertama di dunia mengenai daur ulang atau recyceling.

Dengan menyatakan bahwa, setidaknya 50% dari semua kertas dan kemasan minuman harus di daur ulang. Masyarakat di kota Aarhus, Denmark harus memilah setiap sampah rumah tangganya masing-masing sebelum di buang pada tempat pembuangan sampah umum. Dengan cara memilah sampah berdasarkan kategorinya masing-masing, agar mudah untuk dilakukan proses mengolah sampah lewat daur ulang.

3. Penerapan sistem pant

ilustrasi reverse vending machine (Wikipedia Commons/Donald Trung)

Selain melakukan daur ulang, Denmark juga memiliki cara tersendiri dalam mengelola sampah sampah yaitu dengan menerapkan sistem pengembalian botol dan kaleng. Sistem pengembalian ini dikenal juga dengan nama Pant. Lalu bagaimana cara kerja sistem Pant dalam mengelola sampah?

Dilansir laman Dansk Retursystem, menyampaikan sebanyak 92 persen masyarakat Denmark mengembalikan botol dan kaleng minuman untuk dicairkan kembali menjadi botol dan kaleng baru.

Saat membeli minuman dalam botol plastik, botol kaca, atau kaleng para konsumen harus membayar deposit tambahan yang disebut Pant. Besarnya deposit ini tergantung pada ukuran dan jenis kemasan. Uang deposit konsumen tersebut dapat dikembalikan jika mereka mengembalikan botol dan kaleng minuman ke reverse vending machine.

4. Kebijakan dan regulasi ketat dari pemerintah

ilustrasi memilah sampah rumah tangga (pexels.com/Julia M Cameron)

Pemerintah Denmark sangat ikut andil dalam mengatasi penumpukan sampah dan limbah di negara mereka. Kebijakan dan regulasi yang dibuat oleh pemerintah Denmark sangatlah ketat. Dilansir laman The Internasional, negara Denmark memperkanalkan Undang-Undang pertama di dunia mengenai daur ulang pada tahun 1978 dan mencatat sejarah di benua Eropa.

Selanjutnya, pada tahun 1989 ditetapkannya dalam Perudang-undangan Denmark mengenai kebijakan daur ulang di negara Nordik tersebut. Seluruh masyarakat Denmark diajak untuk mengaungkan upaya mengelola sampah dengan daur ulang. Tidak hanya itu, pemerintah juga, mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dan memberikan pajak perusahaan yang menghasilkan limbah besar.

Kebijakan dan regulasi yang dibuat pemerintah Denmark inilah yang membuat negara bagian Nordik ini dapat mengelola sampah dan limbah dengan bijak. Dengan kebijakan yang dibuat mampu mengurangi masalah penumpukan dan jumlah sampah di negara yang dijuluki Negeri Dongeng ini.

5. Mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah dan limbah

ilustrasi menyumpulkan sampah sesuai dengan jenisnya (pexels.com/Anna Shvets)

Sebagaimana dijelaskan di awal, bahwa sampah dihasilkan oleh manusia setiap harinya. Untuk itu, perlu adanya kesadaran dari manusia dalam hal menjaga lingkungan. Agar, lingkungan bebas dari mengunungnya sampah setiap harinya. Begitu halnya dengan negara Denamrk. 

Pemerintah Denmark pun mengajak masyarakat agar sama-sama menjaga lingkungan. Mulai dari daur ulang, sistem pengembalian kemasan (pant), pembuatan kebijakan dan regulasi, serta pembuatan pabrik pembangkit tenaga listri dari sampah. Tidak henti-hentinya pemerintah Denmark mengedukasi masyarakatnya untuk dapat sama-sama menncintai lingkungan.

Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa negara Denmark sangat hebat dalam pelaksanaan pengelolaan samapah di negara Skandinavia ini. Upaya yang dilakukan ini tidak semata-mata hanya untuk masyarakat Denmark saja. Melainkan dapat dilakukan oleh negara-negara lain terutama yang masih buruk dalam mengelola sampah di negara mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us