Pilih Karier atau Cinta? Ini 5 Risiko Jalin Perselingkuhan di Kantor

Kasus perselingkuhan di kantor marak terjadi. Awalnya hanya sekadar mengobrol santai, mengajak makan siang dan lain sebagainya. Seiring waktu, hubungan mulai merambah ke bertukar pesan dengan alibi urusan kantor.
Perselingkuhan di tempat kerja bisa terjadi karena beban kerja berkepanjangan, shift malam darurat, dan stres. Maka dari itu, seseorang mencoba mencari penghiburan dari rekan kerja yang juga memahami dan merasakan hal yang sama. Terlepas dari berbagai alasan, perselingkuhan tak bisa dibenarkan, karena akan menimbulkan risiko. Berikut penjelasannya.
1. Reputasi pribadi dan profesional hancur

Perselingkuhan di tempat kerja bukan hanya masalah hati, tapi juga menyangkut nama baik. Sekali hubungan gelap kamu terungkap, entah dari gosip-gosip antar rekan kerja bahkan laporan secara resmi. karier kamu akan hancur dalam sekejap. Ingat bahwa ini adalah zaman serba digital, sekali terkuak maka busuknya dicium banyak orang.
Pepatah mengatakan, “karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Artinya jika kesalahanmu (perselingkuhan) itu terungkap, maka bisa merusak reputasi. Apalagi jika hubungan terlarang dilakukan oleh atasan dan bawahan, bisa saja rekan kerja menduga bahwa posisi yang kamu tempati ini bukan murni prestasi, namun karena kedekatan emosional.
2. Timbul ketegangan dalam lingkungan kerja

Perselingkuhan yang terjadi bukan hanya melibatkan pasangan yang melakukannya, tapi juga mempengaruhi lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang mungkin sebelumnya harmonis bisa berubah menjadi suasana yang penuh kecanggungan, ketidakpercayaan, dan ketegangan emosional.
Rekan kerja yang lain akan merasa tak nyaman. Mereka seperti dilema, apakah harus berpura-pura tidak tahu atau melaporkan demi menjaga profesionalisme dalam bekerja. Ketika atmosfer lingkungan kerja dipenuhi rasa tak nyaman, produktivitas akan ikut menurun.
3 Penyalahgunaan kekuasaan

Kejadian paling sensitif adalah adanya hubungan gelap antara atasan dan bawahan. Dalam hal ini, kekuasaan menjadi rentan disalahgunakan – baik secara sadar maupun tidak. Misalnya, secara tak langsung atasan menciptakan tekanan emosional, sehingga si bawahan merasa tak punya pilihan selain menuruti untuk menjalin hubungan itu demi kariernya.
Selain itu, penyalahgunaan kekuasaan dapat berbentuk pemberian perlakuan istimewa. Seperti, atasan sengaja memberikan tugas-tugas ringan, atau jam kerja yang fleksibel bagi pasangan selingkuhannya. Hal ini bisa merusak kepercayaan kepada sistem kepemimpinan. Rekan kerja yang menyadari akan ini pasti merasa iri, dan merasa tak adil. Akibatnya hubungan profesional menjadi hancur.
4. Kinerja menurun

Hubungan yang dibangun secara diam-diam membuat pelakunya harus terus menjaga rahasia, menyusun alibi, dan mengontrol perilaku agar tidak terbongkar. Alih-alih fokus pada pekerjaan, pikiran malah terbawa dalam hubungan yang rumit.
Jika, ada pertengkaran kecil karena kecemburuan dan lain hal, emosi itu akan terbawa ke meja kerja. Hasilnya pekerjaan terbengkalai, dan tak ada satupun tugas yang beres.
5. Muncul rasa bersalah bahkan menghancurkan rumah tangga

Jika kamu telah memilik pasangan sah, dan terjerat kasus perselingkuhan dengan rekan kerja, maka akan timbul rasa bersalah secara perlahan dan fatalnya dapat menghancurkan rumah tanggamu sendiri. Indahnya mungkin ketika bersama selingkuhanmu, tapi ketika pulang ke rumah timbul rasa bersalah.
Rasa bersalah ini bisa datang saat menatap wajah anakmu di rumah, atau saat pasangan sah kamu memberikan hal romantis. Jika suatu waktu hubungan terlarang itu terungkap, pasangan yang dikhianati kehilangan kepercayaan, anak-anak menjadi korban, bahkan merusak hubungan keluarga besar.
Perselingkuhan menawarkan kenyamanan emosional, tapi risiko dari perbuatan itu bukan hanya berpengaruh pada pasangan yang melakukan perselingkuhan. Pekerjaan dan karier bisa hancur dalam sekejap, rumah tangga hancur, dan anak-anak jadi korban.
Apapun alasannya, perselingkuhan telah menyalahi nilai moral dan agama, dan yang pasti nilai dirimu akan terlihat rendah. Karena satu keburukan akan lebih diingat, daripada seribu kebaikan.