- PLT Sampah: 2 unit dengan kapasitas total 8,8 MW.
- PLT Panas Bumi: 2 unit dengan kapasitas 72,8 MW, dari lima wilayah kerja panas bumi yang ada.
- PLT Hydro: 30 PLTA (319,44 MW), 20 PLTM (49,90 MW), dan 74 PLTMH (6,01 MW).
- Biogas: pemanfaatan sekitar 11,38 juta m³ per tahun, tersebar di berbagai kabupaten/kota.
- PLTS Surya:
- PLTS komunal off-grid: 20 unit (479 kWp).
- PLTS solar home system: 575 unit (33,1 kWp).
- PLTS rooftop: sekitar 866 unit dengan kapasitas ± 71 MW.
- Pompa air tenaga surya: 13 unit (116 kWp).
Bauran EBT di Jateng Baru 18,55 Persen, Ini Peta Sebarannya

- Rasio elektrifikasi hampir 100 persen.
- Akan ada revisi RUED untuk Jawa Tengah.
- Simak data terkini sebaran EBT di Jateng.
Semarang, IDN Times – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk mempercepat transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Penelaah Teknis Kebijakan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) Dinas ESDM Jawa Tengah, Muhammad Rifqi mengatakan, Jawa Tengah memegang peran strategis dalam sistem kelistrikan Jawa–Madura–Bali (Jamali). Banyaknya pembangkit--termasuk PLTU skala besar--membuat beban listrik provinsi ini menjadi salah satu yang terbesar di sistem Jamali.
1. Rasio elektrifikasi hampir 100 persen

Rifqi menjelaskan, hingga triwulan III 2025, rasio elektrifikasi Jawa Tengah telah mencapai 99,99 persen, melampaui target nasional di atas 99 persen. Artinya, hampir seluruh rumah tangga di provinsi ini sudah menikmati akses listrik.
“Keandalan pasokan listrik di Jawa Tengah bukan hanya menentukan kondisi energi lokal, tetapi juga menopang kebutuhan listrik nasional di Jawa, Madura, dan Bali,” katanya saat Dialog Media dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bertemakan Perkembangan Energi Terbarukan dan Target Energi Terbarukan 2025–2030 di Semarang, Rabu (26/11/2025).
Selain listrik, Jawa Tengah juga memiliki infrastruktur minyak dan gas bumi yang lengkap. Ia menyebutkan, di Cilacap berdiri kilang besar Pertamina, sementara jaringan pipa gas sudah tersambung dari Gresik–Semarang–Batang dan sedang dibangun hingga Cirebon, sehingga nantinya Pulau Jawa terhubung dalam satu sistem pipa gas.
Kemudian di Batang, lanjutnya, pemerintah juga menyiapkan infrastruktur LNG (Liquefied Natural Gas atau Gas Alam Cair) yang diposisikan sebagai fondasi transisi dari energi fosil intensif emisi menuju “energi biru” berbasis gas.
“Gas memang masih fosil, tetapi emisinya lebih rendah dibanding batubara dan minyak. Ini menjadi jembatan sebelum kita melompat lebih ambisius ke energi hijau yang sepenuhnya terbarukan,” jelas Rifqi.
2. Revisi RUED untuk Jawa Tengah

Sementara itu, data Dinas ESDM menunjukkan, porsi EBT dalam bauran energi di Jawa Tengah meningkat. Pada 2019, bauran EBT tercatat 11,69 persen. Angka itu naik menjadi 18,55 persen pada 2024. Adapun porsi minyak bumi, batubara, dan gas bumi berangsur turun.
Sumber EBT yang dikembangkan beragam. Mulai dari tenaga surya, mini/mikrohidro, biogas, panas bumi, biomassa, hingga pembangkit listrik tenaga sampah.
“Setiap tahun porsi energi terbarukan kami upayakan naik. Ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur EBT dari APBD, dukungan industri, swasta, maupun swadaya masyarakat,” ujar Rifqi.
Rifqi menegaskan, percepatan EBT di Jawa Tengah tidak berdiri sendiri, melainkan berlandaskan kerangka regulasi nasional dan daerah.
Di tingkat pusat, pengembangan energi mengacu antara lain pada UU Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan PP Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menekankan diversifikasi energi, konservasi, dan pemanfaatan maksimal EBT.
Sedangkan di tingkat daerah, Jawa Tengah memiliki Perda Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED), serta Pergub tentang petunjuk pelaksanaan RUED dan rencana aksi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Pada prinsipnya, seluruh regulasi ini mengamanatkan peningkatan peran energi baru terbarukan dalam pembangunan daerah, sekaligus mendukung target penurunan emisi,” jelasnya.
Saat ini, Pemprov Jateng juga tengah merevisi RUED untuk menyesuaikan dengan perkembangan kebijakan nasional dan teknologi energi terkini.
3. Data terkini sebaran EBT di Jateng

Rifqi megungkapkan, gingga September 2025, pengembangan EBT di Jawa Tengah tercatat sebagai berikut:
Ia mencontohkan seperti di Cilacap, PLT Hybrid yang menggabungkan tenaga surya dan bayu dari skema CSR Pertamina dimanfaatkan untuk listrik desa terpencil di Ujung Alang. untuk sektor industri, PLTS atap PT Tirta Investama berkapasitas sekitar 2,9 MWp menghasilkan listrik sekitar 4 GWh per tahun dan mengurangi emisi sekitar 3.340 ton CO₂ per tahun.
“Implementasi nyata seperti di desa pesisir, pesantren, rumah sakit, dan industri menunjukkan bahwa EBT bukan konsep abstrak. Masyarakat bisa melihat dan merasakan langsung manfaatnya, dari lampu yang menyala hingga biaya energi yang turun,” ucap Rifqi.
















