Industri Kayu Baru Tergarap 24 Persen, IFMAC WOODMAC Tawarkan Solusi

- Pameran IFMAC & WOODMAC 2025 kembali digelar pada 24-27 September 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.
- Edisi ke-12 pameran tersebut diikuti lebih dari 350 peserta dari 20 negara dengan menempati area 17.000 meter persegi di enam hall pameran.
- Pameran akan menampilkan beragam solusi, mulai dari mesin Computer Numerical Control (CNC), teknologi amplas, cat, lem, perangkat lunak produksi, hingga inovasi ramah lingkungan.
Semarang, IDN Times – Pameran Internasional IFMAC & WOODMAC 2025 siap kembali digelar pada 24--27 September 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Mengusung semangat kolaborasi, pameran tersebut menjadi ajang strategis bagi pelaku industri furnitur dan pengerjaan kayu untuk mengakses teknologi global, meningkatkan kualitas produksi, dan memperkuat daya saing di pasar internasional.
1. Menjawab tantangan industri

Project Director IFMAC WOODMAC, Cloudinia J Dieter mengatakan, edisi ke-12 kegiatan tersebut diikuti lebih dari 350 peserta dari 20 negara dengan menempati area 17 ribu meter persegi di enam hall pameran.
“Tahun ini kami berkolaborasi dengan Interzum Jakarta dan International Hardware Fair Indonesia. Jadi, pengunjung bisa melihat seluruh rantai nilai produksi furnitur dan kayu dalam satu kunjungan—mulai dari bahan baku, mesin produksi, hingga teknologi desain interior,” katanya di Semarang, Rabu (13/8/2025).
Pameran akan menampilkan beragam solusi, mulai dari mesin Computer Numerical Control (CNC), untuk mempercepat proses ukir, teknologi amplas, cat, lem, perangkat lunak produksi, hingga inovasi ramah lingkungan.
Menurut Cloudinia, keputusan pembelian mesin sering kali tidak terjadi langsung di lokasi pameran karena nilainya tinggi.
“Namun di sini pelaku usaha bisa melihat langsung, membandingkan, dan bernegosiasi dengan penyedia teknologi,” katanya.
Selain peserta internasional, sejumlah perusahaan besar dalam negeri juga akan hadir, seperti PT Felder Group Indonesia, PT Ekamant Indonesia, PT Polychemie Asia Pacific Permai, Henkel Adhesive Technologies, hingga produsen bahan baku kayu premium.
2. Memperluas peluang ekspor

Sementara itu, Sekjen Indonesian Sawmill and Woodworking Association (ISWA), Choiril Muchtar menilai, pameran itu penting karena potensi industri kayu Indonesia baru tereksploitasi sekitar 24 persen.
“Kuncinya adalah update teknologi dan informasi. Dengan mesin yang tepat, produktivitas bisa naik, biaya bisa efisien, dan harga bersaing di pasar global,” ujarnya.
IFMAC WOODMAC 2025 juga menjadi peluang untuk memperluas pasar ekspor. Menurut Choiril Muchtar, kayu jati dan bahan premium Indonesia diminati di negara-negara seperti Kanada, Uni Emirat Arab, dan Eropa Timur.
“Kami ingin menunjukkan bahwa produk kayu Indonesia mampu bersaing dari segi kualitas dan keberlanjutan,” tegasnya.
3. Pusat inovasi, kolaborasi, dan bisnis

Dengan target lebih dari 15 ribu pengunjung profesional, IFMAC WOODMAC 2025 diharapkan menjadi pusat inovasi, kolaborasi, dan peluang bisnis yang tak tertandingi di sektor furnitur dan perkayuan Indonesia.
Ketua Umum Indonesia Furniture & Craft Promotion Forum (IFPF), Erie Sasmito menambahkan, IFMAC WOODMAC merupakan wadah strategis untuk mempertemukan pelaku industri dengan teknologi terbaru, mendorong otomatisasi, dan meningkatkan kualitas agar lebih kompetitif, terutama menghadapi pasar Amerika dan Eropa.
Adapun, kurang lebih sebulan menjelang pelaksanaan pameran, IFMAC WOODMAC bersama ISWA dan IFPF mengadakan seminar di Semarang, Rabu (13/8/2025) dengan menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai perusahaan teknologi dan bahan baku. Seminar membahas tren industri, regulasi, dan strategi agar pelaku usaha dapat memaksimalkan peluang dari pameran.