Sikapi Banjir Semarang dan Demak, DPRD Jateng: Perbaiki Infrastruktur

- Banjir di Semarang dan Demak disebabkan oleh kombinasi faktor hidrometeorologi dan infrastruktur yang perlu diperbaiki
- Normalisasi sungai, pengerukan endapan, dan pelebaran kolam retensi menjadi solusi jangka menengah dan panjang
- Masyarakat perlu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya serta meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana
Semarang, IDN Times - Berbagai elemen masyarakat terus menyoroti penanganan banjir yang melanda Kaligawe Semarang. Meski saat ini mulai teratasi, namun banjir yang berhari-hari melanda Kaligawe menimbulkan banyak pertanyaan.
Berdasarkan data BMKG, puncak musim penghujan diprediksi berlangsung mulai November hingga Desember 2025. Fenomena ini didukung oleh kondisi atmosfer yang aktif seperti penguatan Monsun Asia.
1. Banjir bukan fenomena biasa tapi kombinasi bencana hidrometeorologi dan infrastruktur

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menekankan pentingnya mitigasi dan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir pesisir Semarang dan Demak.
"Banjir di Demak dan Semarang bukan sekadar fenomena alam biasa, melainkan hasil dari kombinasi faktor hidrometeorologi, perubahan iklim, dan kondisi infrastruktur yang perlu diperbaiki," katanya, Selasa (4/11/2025).
2. Normalisasi sungai dan pelebaran kolam retensi jadi solusi jangka menengah dan panjang

Politisi PKS ini mengungkapkan penanganan jangka menengah dan panjang perlu segera diupayakan agar bencana banjir tak berlarut dan terus berulang.
Pihaknya menyebut normalisasi sungai, serta pengerukan endapan dan pelebaran kolam retensi menjadi solusi menengah hingga jangka panjang yang harus segera diimplementasikan.
Dalam konteks penanganan darurat, Ari mengapresiasi jajaran Pemprov Jawa Tengah atas kesigapan yang cepat selama masa tanggap darurat banjir.
Upaya optimalisasi operasi modifikasi cuaca (OMC) dan pompa sedot air terbukti menurunkan genangan.
Kendati begitu, ia menilai respons cepat menunjukkan komitmen dan kolaborasi kuat pemerintah dalam melindungi masyarakat.
"Kami sangat menghargai respons cepat dan koordinasi yang baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ini menunjukkan komitmen bersama untuk melindungi masyarakat," ungkapnya.
3. Diperlukan mitigasi bencana

Karena itulah, Ari juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya, seperti tanah longsor.
"Wilayah pegunungan dan lereng-lereng yang rawan longsor perlu mendapat perhatian khusus. Masyarakat diimbau untuk memantau kondisi lingkungan dan menghindari aktivitas di daerah berisiko saat cuaca ekstrem," bebernya.
Lebih lanjut, ia menambahkan edukasi dan sosialisasi tentang mitigasi bencana harus terus digencarkan. Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Setya Ari baru-baru ini menggelar pelatihan dasar rescue dan wawasan kebangsaan di Baturaden. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Mitigasi bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Pelatihan ini adalah langkah awal untuk membangun kesiapsiagaan. Kami mendorong pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk memperkuat program edukasi bencana, terutama di wilayah-wilayah rawan," imbuhnya.
4. Puluhan pompa dikerahkan di Kaligawe dan kolam retensi Terboyo

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 35 mesin pompa berkapasitas yang bervariasi disiagakan di Kali Sringin, Kali Tenggang dan Kolam Retensi Terboyo Semarang selama masa darurat penanggulangan banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan pengoperasian pompa-pompa dilakukan selama 24 jam dengan kesiapan 350 petugas gabungan dari BPBD Jateng, BPBD Kudus, BPBD Kota Semarang, BPBD Demak serta dibantu dari tim teknis BNPB dan BBWS Pemali-Juana.
"Dari petugas kita ada 70 lebih yang standby di titik pompa Sringin, Tenggang dan selebihnya bersama petugas gabungan BPBD lainnya dan BBWS BNPB siaga penuh di Kolam Retensi Terboyo. Penyiagaan petugas sampai masa tanggap darurat banjir Pantura," kata Bergas kepada IDN Times, Selasa (4/11/2025).
















