Sehari 514 Pasien Corona Meninggal di Spanyol, Tampung Jenazah di Mal

Lockdown bakal diperpanjang

Madrid, IDN Times - Pasien meninggal karena virus corona jenis baru COVID-19 di Spanyol mengalami lonjakan Selasa (24/3), dilansir dari BBC dalam sehari sebanyak 514 orang meninggal dunia akibat virus corona ini.

Hingga Selasa total sebanyak 2.696 orang meninggal di Spanyol dan hampir 40.000 orang telah terinfeksi virus corona atau yang juga dikenal dengan COVID-19.

Dari 40 ribu orang yang terjangkit virus tersebut sekitar 5.400 petugas kesehatan juga menjadi korban tertular virus corona yang berasal dari Kota Wuhan Tiongkok ini.

Spanyol saat ini menjadi negara yang terkena dampak terburuk akibat pandemik virus corona di Eropa setelah Italia yang telah mencatat lebih dari 6.000 kematian sejauh ini.

Baca Juga: Ciri-ciri Seorang Hidden Carrier yang Menularkan Virus Corona COVID-19

1. Arena bermain es dijadikan penampungan jenazah korban COVID-19

Sehari 514 Pasien Corona Meninggal di Spanyol, Tampung Jenazah di Malnytimes.com

Otoritas kesehatan Spanyol mengumumkan pada hari Selasa (24/3) sebanyak 514 orang telah meninggal hanya dalam tempo 24 jam

Dengan jumlah kematian setiap hari meningkat hampir seperempat, Spanyol kini mulai kehabisan ruangan untuk kamar mayat. Melansir dari SCMP pemerintah Spanyol terpaksa menggunakan arena bermain es di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Madrid menjadi kamar mayat darurat menampung sementara beberapa jenazah korban.

Jika dibandingkan Tiongkok dan Italia Spanyol menjadi negara yang paling parah mengalami lonjakan jumlah kematian. Hanya dalam waktu tiga hari jumlah korban meninggal di Spanyol meningkat dua kali lipat, dari total 1.000 orang pada hari Jumat, Selasa telah mencapai 2.696 orang.

2. Lockdown akan diperpanjang hingga 11 April 2020

Sehari 514 Pasien Corona Meninggal di Spanyol, Tampung Jenazah di MalGoogle Images

Meskipun Spanyol telah memberlakukan lockdown yang diberlakukan sejak 14 Maret 2020, namun jumlah kematian dan infeksi virus corona terus meningkat.

Bahkan lockdown yang awalnya diberlakukan selama dua minggu ini akan diperpanjang hingga 11 April 2020 sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan hal tersebut akan diajukan ke parlemen.

Meningkatnya infeksi di negara berpenduduk 46 juta orang ini telah membawa sistem perawatan kesehatan Spanyol ke jurang kehancuran, khususnya di Madrid, daerah yang paling parah terkena dampaknya bahkan di ibukota Spanyol tersebut fatal rate atau angka kematian akibat corona mencapai 58 persen.

3. Ribuan petugas kesehatan jadi korban terinfeksi COVID-19

Sehari 514 Pasien Corona Meninggal di Spanyol, Tampung Jenazah di MalWarga memakai masker pelindung di jalan Preciados yang sepi, tidak seperti biasanya, di pusat kota Madrid, Spanyol, pada 13 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez

Ironisnya tidak hanya masyarakat biasa yang terinfeksi wabah ini, pada Senin kemarin dilaporkan sekitar 3.910 petugas kesehatan telah dinyatakan positif terkena COVID-19, atau sekitar 12 persen dari mereka yang terinfeksi, kata koordinator kedaruratan kementerian kesehatan Fernando Simon.

Para pejabat telah berulang kali memperingatkan bahwa jumlah kematian dan infeksi akan terus meningkat minggu ini dan bahwa yang terburuk belum terjadi.

"Kami belum melihat dampak dari gelombang terkuat, yang paling merusak, yang akan menguji kemampuan material dan moral kami hingga batasnya, serta semangat kami sebagai masyarakat," kata Sanchez, Minggu.

4. Jumlah kasus infeksi Virus corona di Italia mengalami penurunan

Sehari 514 Pasien Corona Meninggal di Spanyol, Tampung Jenazah di MalSeorang pekerja membersihkan Rialto Bridge dengan cairan desinfektan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19) di Venesia, Italia, Jumat (13/3/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Manuel Silvestri)

Lain halnya dengan Spanyol Virus corona hari ini di Italia dilaporkan menurun. Senin (23/3) jumlah kasus Covid-19 baru atau virus corona di Italia turun ke level terendah. Hal ini tentu saja meredakan tekanan pada petugas medis di rumah sakit-rumah sakit yang kewalahan menangani pasien COVID-19.

"Hari ini mungkin adalah hari positif pertama yang kami alami di bulan yang sangat sulit ini," Giulio Gallera, menteri kesehatan wilayah di Lombardy, bagian yang paling parah dilanda virus corona di Italia seperti dilansir dari SCMP.

Otoritas kesehatan Italia mengumumkan 4.789 kasus baru dalam 24 jam sebelumnya, turun dari 5.560 pada hari Minggu dan 6.557 pada hari Sabtu. Jumlah tersebut juga lebih rendah dibandingkan pada hari Kamis dan Jumat.

Tingkat kematian keseluruhan dari pandemi di Italia semakin meningkat menjadi 9,5 persen, jauh melebihi rata-rata global 4,4 persen.

5. WHO peringatkan Amerika Serikat bisa menjadi episentrum wabah yang baru

Sehari 514 Pasien Corona Meninggal di Spanyol, Tampung Jenazah di MalDirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (YouTube/CNBC Television)

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 semakin cepat, WHO menyerukan "taktik agresif dan bertarget" untuk menghentikan penyebarannya, WHO juga memperingatkan bahwa Amerika Serikat bisa menjadi episentrum atau pusat wabah baru.

Baca Juga: Penting Diketahui! Beda Gejala Virus Corona, Influenza dan Flu Biasa 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya