Warga Wadas Siap Maafkan Ganjar Pranowo Asal Mau Mencabut IPL

Ingin melestarikan tanah warisan leluhur mereka

Semarang, IDN Times - Warga Wadas siap menerima permintaan maaf Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo asalkan Ia bersedia mencabut izin penetapan lahan (IPL) penambangan kuari di atas tanah mereka.

Meski mengaku masih trauma dengan penangkapan aparat kepolisian terhadap 64 warga Wadas, warga mengaku tetap pada pendiriannya untuk menolak penambangan kuari di atas tanah milik mereka dan meminta Ganjar Pranowo mencaput Izin Penetapan Lahan (IPL) Desa Wadas untuk penambangan kuari.

Baca Juga: Tokoh NU Minta Ganjar Hentikan Rencana Penambangan di Wadas 

1. Warga mengaku hanya ingin melestarikan tanah warisan leluhur mereka

Warga Wadas Siap Maafkan Ganjar Pranowo Asal Mau Mencabut IPLSeorang anak laki-laki duduk di sebuah pos kamling yang ada di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Mukti salah seorang warga Wadas mengatakan masyarakat tetap konsisten untuk menolak tanahnya dijadikan lokasi penambangan kuari. "Dari awal kita konsisten untuk tidak memberikan tanah atau menjual kepada siapapun. Kami hanya ingin mempertahankan, melindungi dan melestarikan," ungkap Mukti saat menjadi narasumber pada diskusi internal secara virtual mengupas Kasus Wadas yang diselenggarakan oleh Forum Pemred, Rabu (16/2/2022).

Ditegaskannya mayoritas warga menolak menjual tanah mereka yang rencananya bakal dijadikan lokasi tambang kuari untuk pembangunan Bendungan Bener.

Mukti menegaskan warga hanya ingin menjaga agar tanah warisan leluhur mereka tetap lestari. "Kami di Wadas tidak jualan tanah, jangan bicara masalah harga, tetapi ini tentang kehormatan, tanah warisan leluhur, bagaimanapun caranya harus kami jaga kami lestarikan sampai kapanpun, dan apapun risikonya akan kami pertahankan," tegasnya.

2. Sebut penangkapan warga oleh aparat dilakukan secara awur-awuran

Warga Wadas Siap Maafkan Ganjar Pranowo Asal Mau Mencabut IPLWarga yang sempat ditahan polisi bertemu ibunda usai tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Pada kesempatan tersebut Mukti juga mempertanyakan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian kepada warga Desa Wadas. Bahkan pada insiden bentrok antara aparat kepolisian dan warga pada Selasa (8/2/20220 lalu warga yang tengah menggelar doa bersama juga menjadi sasaran penangkapan yang dilakukan aparat keamanan.

Mukti mengatakan tindakan yang dilakukan aparat kepolisian disebutnya telah berlebihan, dan penangkapan yang dilakukan polisi kepada warga menurutnya dilakukan secara awur-awuran.

Menurut Mukti saat kejadian banyak warga yang berkumpul di masjid untuk menggelar doa bersama. Karena masjid penuh sebagian berkumpul di bangunan setengah jadi yang ada di depan masjid.

"Masak yang datang ke sana Mujahadah, istigosah berdoa juga diamankan," katanya. Ia membantah pernyataan pihak kepolisian yang menyebutkan mereka melakukan pengamanan saat pengukuran di Masjid, faktanya menurutnya tak ada lahan kuari di masjid tersebut.

Pada saat kejadian menurutnya warga yang pro bersama dengan BPN melakukan pengukuran sedangkan warga yang menolak penambangan kuari berada di masjid menggelar doa bersama.

3. Maafkan Ganjar Pranowo asal ia mau mencabut izin penetapan lahan pertambangan di Desa Wadas

Warga Wadas Siap Maafkan Ganjar Pranowo Asal Mau Mencabut IPLAnggota Polisi berjaga saat warga yang sempat ditahan tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Warga Wadas siap menerima permintaan maaf Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo asalkan Ia bersedia mencabut izin penetapan lahan (IPL) penambangan kuari di atas tanah mereka.

Sebelumnya Ganjar Pranowo meminta maaf kepada warga Desa Wadas terkait penangkapan warga yang terjadi pada Selasa lalu.

Dua kali Ganjar datang ke Wadas, dan pada kedatangannya yang kedua, Gubernur Jateng tersebut datang tanpa pengawalan dan melakukan dialog dengan warga Desa Wadas. Pada kesempatan tersebut Ganjar juga meminta maaf langsung kepada warga dan melakukan diskusi dengan warga.

"Karena Pak Ganjar kemarin datang ke Wadas dan meminta maaf. Kami dari warga tentunya memberikan maaf, dengan satu syarat pak Ganjar mencabut IPL," katanya.

4. Meski ada pro dan kontra warga tetap rukun

Warga Wadas Siap Maafkan Ganjar Pranowo Asal Mau Mencabut IPLWarga beraktivitas di sekitar rumahnya di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Warga Desa Wadas, mengaku masih trauma dengan penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian pada Selasa (8/2/2022) lalu. Desa Wadas bahkan menurut warga sempat menjadi seperti desa mati karena ditinggal warganya yang ketakutan.

Saat kejadian menurut Mukti tak hanya warga yang ditangkapi, namun hape warga juga disita, selain itu peralatan warga untuk membuat kerajinan besek dan peratan tukang milik warga juga dibawa.

Trauma dan ketakutan pun masih dirasakan oleh warga pasca penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Kepolisian mengamankan setidaknya 64 orang warga.

Pihak kepolisian mengaku tindakan yang dilakukan mereka mengerahkan personel untuk mendampingi pengukuran yang dilakukan pihak BPN. Selain itu juga pengamanan kekhawatiran adanya bentrok antara warga yang pro dan kontra pengukuran lahan.   

"Memang di sini ada pro dan kontra, bagi saya pribadi dan kebanyakan warga ketika bertemu saya biasa-biasa saja," kata Mukti.

 

5. Pencabutan IPL harus dibicarakan secara teknis

Warga Wadas Siap Maafkan Ganjar Pranowo Asal Mau Mencabut IPLGubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai berdiskusi dengan warga Desa Wadas, Minggu kemarin mengaku akan menindaklanjutinya dan sejumlah pihak yang berkepentingan akan diajak berdialog mengenai hal ini.

"Ada tiga hal yang akan kita kerjakan setelah pertemuan ini. Pertama kita akan melakukan evaluasi teknis, kedua metode pendekatan, dan ketiga terkait apa yang selama ini menjadi polemik, apakah yang pro atau kontra. Nah yang ketiga ini sepertinya kurang, makanya saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung," kata Ganjar.

Disinggung terkait dengan tuntutan warga untuk mencabut izin lokasi penambangan kuari di Desa Wadas, Ganjar menyatakan hal itu yang akan dibicarakan secara teknis.

"Belum, itu masalah teknis yang harus kita bicarakan. Tidak sekadar bicara cabut atau tidak cabut, tapi itu teknis. Itu yang saya katakan evaluasi teknis yang akan kami lakukan. Semua opsi masih ada peluang, makanya kita bicarakan," ujarnya.

Baca Juga: Warga Wadas ke Ganjar, 'Kami Takut Pak, Kasihan Anak Saya Masih Kecil'

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya