Korban Konflik, 65 Imigran di Semarang Nunggu Pindah ke Negara Ketiga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebanyak 65 imigran dari berbagai negara saat ini telah menempati tempat penampungan sementara di Wisma Husada, Kalibanteng Kulon, Semarang Barat. Mereka menghuni lokasi itu sejak 2018 untuk mengurangi tingkat kepadatan di Rudenim Semarang Jalan Hanoman.
1. Ada 65 imigran yang menunggu penempatan ke negara ketiga
Retno Mumpuni, Kepala Rudenim Semarang, mengatakan proses pemindahan para imigran ke Wisma Husada dilakukan bertahap untuk meninjaklanjuti Perpres Nomor 125 yang mengatur tentang keberadaan para imigran di sejumlah daerah di Indonesia.
"Mereka sekarang menunggu penempatan ke negara ketiga. Untuk kewenangannya yang melakukannya dari UNHCR dan International Organization for Migration (IOM)," kata Retno kepada IDN Times, Rabu (12/2).
Baca Juga: Banyak Imigran Ilegal, Bagaimana Pemerintah RI Harus Bersikap?
2. Aktivitas para imigran di Wisma Husada diawasi para babin
Pihaknya menekankan telah bekerja sama dengan aparat kepolisian, para babinkamtibnas, Kesbangpol dan pihak kelurahan setempat untuk mengawasi aktivitas para imigran.
Editor’s picks
Selama di wisma, menurutnya setiap imigran bebas melakukan aktivitas setiap hari. Bagi anak-anak, mereka juga mendapat pendidikan yang layak. Biaya makan dan kesehatannya pun dipastikan tercukupi.
3. Biaya hidup para imigran ditanggung UNHCR
Ia menyampaikan biaya hidup bagi setiap imigran menjadi tanggung jawab IOM sebagai NGO yang berada di bawah UNHCR. "Yang anak-anak imigran bisa sekolah ke SD maupun SMP swasta. Masing-masing dapat biaya sekolah, uang makan, ongkos berobat dari IOM," jelasnya.
4. Di Rudenim tinggal lima imigran. Salah satunya tanpa kewarganegaraan
Sedangkan di Rudenim sendiri kini tinggal menyisakan lima orang imigran. Kelimanya berasal dari Iran, Niger, dua orang Taiwan dan seorang lagi tanpa kewarganegaraan.
"Dari awalnya masih ada banyak, sekarang sisanya di Rudenim lima orang. Dari Iran, Niger, Taiwan dan satunya tanpa kewarganegaraan. Dia diajak ngomong bahasa Lesotho tidak bisa, keberadaannya juga tidak diakui negara manapun. Makanya kita tampung dulu sambil menunggu penempatan ke negara ketiga," paparnya.
Menurut Kasi Keamanan dan Ketertiban Rudenim Semarang, Didiet Santoso, para imigran di Wisma Husada sejauh ini bisa berbaur dengan penduduk setempat. Setiap keluarga imigran diberi fasilitas kamar lengkap dengan kamar mandi, dapur dan air bersih.
"Ada 65 imigran di wisma. Di antaranya dari Rohingya, Afganistan, Iran, Somalia," pungkasnya.