Upaya Kemendikbudristek saat Lagu-Lagu Anak Indonesia Kalah dari K-Pop

Mulai kehilangan ruh dan tergerus budaya luar

Intinya Sih...

  • Kemendikbudristek soroti hilangnya lagu-lagu anak selama dua dekade, mulai tahun 2000 hingga 2020-an.
  • Edi Irawan menyatakan keprihatinan karena kurangnya lagu-lagu anak dan dominasi musik barat serta K-Pop di Indonesia.
  • Kemendikbud mengalakkan program KILA untuk mendapatkan lagu-lagu yang baik dan sesuai dengan anak-anak, serta melakukan sosialisasi di sekolah.

Surakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek menyoroti hilangnya lagu-lagu khusus anak selama dua dekade. Yakni mulai tahun 2000 hingga tahun 2020-an. Hal tersebut menjadi keprihatinan bagi Kemendikbud di tengah masifnya musik-musik barat dan K-Pop yang mulai merajai Indonesia.

1. Tergerus budaya luar

Upaya Kemendikbudristek saat Lagu-Lagu Anak Indonesia Kalah dari K-Pop

Ketua Tim Kerja Apresiasi dan Literasi Musik Direktorat Perfilaman Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Edi Irawan mengatakan, sejak tahun 2000 sampai 2020-an, lagu-lagu anak semakin jarang diciptakan, penata musik serta bintang-bintang idola  dari kalangan anak-anak juga semakin jarang.

"Sayang anak-anak kita mendengarkan K-Pop sayang banget. Mereka butuh asupan-asupan positif melalui lagu anak-anak, karena lagu itu bisa mengubah segalanya," jelasnya Selasa (2/4/2024).

Baca Juga: 14 Potret Villa Aquin, Villa Nuansa Alam di Tengah Kota Solo

2. Galakkan program KILA

Upaya Kemendikbudristek saat Lagu-Lagu Anak Indonesia Kalah dari K-PopPentas Musik Sahabat Anak di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Kondisi tersebut mengerakkan Kemendikbud mengalakkan program Kita Cinta Lagu Anak (KILA) melalui pentas musik sahabat anak Indonesia. Progran KILA tersebut diharapkan mendapatkan lagu-lagu yang baik dan sesuai dengan anak-anak.

Dalam program KILA tersebut digelar layaknya lomba cipta lagu untuk anak-anak dengan dua kriteria. Yakni dari usia tiga sampai tujuh tahun dan delapan sampai 13 tahun.

"Anak-anak kita banyak berprestasi di lokal maupun internasional tapi dia tidak menyanyikan lagu-lagu yang sesuai untuk anak-anak.  Contohnya mohon maaf, lagu ojo dibandingke. Edukasi maupun apa literasi itu enggak sesuai," ungkapnya.

Selain melalui pentas pertunjukan, sosialisasi juga dilakukan di sekolah.

"Sekarang ini kan ada merdeka mengajar dan salah satu tools atau alatnya adalah melalui bernyanyi.  Melalui bernyanyi secara motorik dan kinetik semuanya berjalan," ujarnya.

3. Sasar sekolah-sekolah

Upaya Kemendikbudristek saat Lagu-Lagu Anak Indonesia Kalah dari K-Popilustrasi anak-anak di sekolah (pexels.com/RDNE Stock project)

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Solo, Abdul Haris Alamsyah mengatakan, Disdik Solo bakal mendorong sekolah-sekolah untuk mengenalkan lagu-lagu anak-anak.

Tahun 2024 merupakan tahun kelima progran KILA yang diselenggarakan Kemendikbudristek melalui  Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal  Kebudayaan.

Lagu merupakan suatu media yang sangat efektif untuk menyampaikan informasi yang baik, membawa nilai-nilai budi luhur yang sejalan dengan budaya Indonesia.

Baca Juga: RS JIH Solo Ajak Anak Yatim City Tour dengan Bus Werkudara

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya