14 EWS Dipasang untuk Deteksi Potensi Bencana Longsor di Jateng

- BPBD Jateng akan memasang 14 EWS untuk mendeteksi potensi bencana tanah longsor di sejumlah kabupaten/kota Jawa Tengah.
- Pengadaan belasan EWS kini sudah masuk proses lelang barang dengan alokasi anggaran dari APBD Provinsi, dan setiap EWS diserahkan kepada Pemkab atau Pemkot yang membutuhkan penguatan siaga kebencanaan.
- BPBD Jateng rutin melakukan pengadaan alat EWS tiap tahun, dan mengimbau para petani untuk menyiapkan lokasi lumbung penyimpan cadangan pangan sebagai langkah mengantisipasi dampak musim penghujan.
Semarang, IDN Times - Sebanyak 14 early warning system (EWS) akan dipasang untuk mendeteksi potensi bencana tanah longsor di sejumlah kabupaten/kota Jawa Tengah.
Berdasarkan pemetaan kebencanaan dari BPBD Jateng, titik rawan longsor tahun ini terdeteksi di antaranya Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Kudus, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Semarang serta daerah lereng pegunungan bagian tengah.
"Tahun ini kami sudah pengadaan untuk menambah 14 EWS longsor. Contohnya yang ditambah di Kudus, Purbalingga juga beberapa daerah lainnya yang memang butuh penguatan ketahanan bencana," ujar Kabid Kedaruratan BPBD Jateng Muhamad Chomsul kepada IDN Times, Senin (7/10/2024).
1. Pengadaan EWS lewat APBD Provinsi

Lebih lanjut, ia menuturkan pengadaan belasan EWS kini sudah masuk proses lelang barang. Alokasi anggarannya nanti bersumber dari APBD Provinsi. Namun pihaknya belum menentukan besaran nilai pengadaan peralatan EWS tersebut.
2. EWS longsor sering diganti

Setiap EWS nantinya diserahkan kepada Pemkab atau Pemkot yang membutuhkan penguatan siaga kebencanaan. Untuk perawatan alatnya juga menjadi kewenangan Pemda dan disarankan melibatkan masyarakat lokal.
Ia berkata hampir saban tahun BPBD Jateng senantiasa rutin melakukan pengadaan alat EWS untuk mengganti peralatan yang sudah rusak maupun usang.
Ia mengestimasikan per tahun ada 5--15 unit EWS yang dilakukan pergantian.
"Alat EWS longsor tiap tahun ada pengadaan 5-15 unit dan diserahkan ke daerah. Utamanya untuk wilayah Banjarnegara, Karanganyar, Wonogiri, Kudus. Peralatannya disebar di sana dan disertai pelatihan pembuatan tim tanggap bencana. Sehingga diharapkan masyarakat lebih paham bagaimana caranya merawat EWS agar tidak gampang rusak," terangnya.
3. BPBD Jateng: Banjir jadi PR bersama yang cukup panjang

Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada para petani sebaiknya mulai menyiapkan lokasi lumbung penyimpan cadangan pangan sebagai langkah mengantisipasi dampak musim penghujan.
Kemudian pihaknya menyarankan kepada semua OPD lintas sektoral guna berkolaborasi jangka panjang untuk mengatasi resiko bencana banjir tahunan.
Sebagai permulaan pada Oktober 2024 ini pihaknya rencananya menggelar rapat lintas OPD termasuk dengan Pusdataru, BBWS Pemali Juana untuk mematangkan kesiapan menghadapi musim penghujan.
"Ini kan perlu upaya bersama untuk diantisipasi. Ini PR bersama yang cukup panjang. Harus bersama-sama dan kolaborasi jangka panjang. Kalau sektor pertanian alangkah baiknya menyiapkan asuransi dan lumbung penyimpan cadangan pangan. Maka harus disiapkan keselamatan bagi diri kita. Banjir mungkin akibat sungai melimpas atau tanggul yang jebol," terangnya.