7 Kecamatan di Batang Teridentifikasi Rawan Bencana Longsor

- Tujuh kecamatan di Batang rawan longsor akibat prakiraan peningkatan curah hujan Januari-Februari 2026.
- BPBD Batang fokus pada pencegahan potensi bencana longsor dan tanah bergerak di wilayah tersebut.
- Kewaspadaan terus ditingkatkan dengan koordinasi TNI/Polri, OPD, dan perangkat desa untuk siaga menghadapi prediksi BMKG.
Batang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, mengidentifikasi setidaknya ada tujuh kecamatan di Batang yang berpotensi rawan bencana menyusul prakiraan BMKG yang menyebutkan akan ada peningkatan curah hujan di wilayah tersebut mulai Januari hingga Februari 2026.
Kepala BPBD Batang Wawan Nurdiansyah mengatakan bahwa saat ini pihaknya fokus melakukan pencegahan potensi bencana seperti longsor serta tanah bergerak di masing-masing tujuh wilayah kecamatan itu.
"Berdasarkan kajian risiko bencana, wilayah-wilayah yang secara topografi berisiko tinggi pergerakan tanah telah kami identifikasi, termasuk rawan tanah longsor," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan terutama menjelang peningkatan intensitas curah hujan yang diprediksi terjadi pada awal tahun depan.
"Kami tidak mau kecolongan sehingga kesiapsiagaan bencana terus ditingkatkan. Jadi, pemetaan wilayah longsor ini kami lakukan bukan tanpa alasan," katanya melansir Antara.
Sebanyak tujuh wilayah kecamatan rawan longsor tersebut yaitu Kecamatan Bandar, Bawang, Blado, Reban, Tersono, Wonotunggal, serta Gringsing.
Menurut dia, meski wilayah Kabupaten Batang sudah memasuki musim penghujan dengan intensitas yang masih tergolong normal, tetapi kewaspadaan harus terus ditingkatkan.
"Kami mewanti-wanti masyarakat untuk bersiap siaga menghadapi prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Nanti mulai Januari 2026 hingga Februari 2026 diprediksi intensitas curah hujan tinggi," katanya.
Ia mengatakan, sebagai bentuk antisipasi bencana pihaknya bergerak cepat dan melakukan koordinasi yang melibatkan unsur TNI/Polri, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, hingga para camat.
"Bercermin dari penanganan bencana di daerah lain, khususnya longsor di Banjarnegara, kami minta perangkat desa siaga karena hal ini penting agar jika terjadi sesuatu deteksi warga itu jelas. Siapa saja yang terdampak bisa langsung diketahui datanya," katanya.

















