Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Longsor di Pekalongan Belasan Orang Dilaporkan Hilang, 4 Ditemukan

Peristiwa banjir melanda Kabupaten Pringsewu, Senin (20/1/2025). (DOK. BPBD Lampung).
Intinya sih...
  • 11-18 pemancing hilang akibat banjir bandang di Petungkriyono, Pekalongan.
  • SAR dan BPBD masih mencari pemancing yang hilang, sejumlah 2-4 orang sudah ditemukan.
  • Cuaca ekstrem di Jawa Tengah dipicu oleh Siklon Tropis Sean dan gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial.

Pekalongan, IDN Times - Sejumlah pemancing dan orang yang berteduh dilaporkan menjadi korban longsor dan banjir bandang yang melanda Kabupaten Pekalongan, Senin (20/1/2025) malam. 

Dari data yang disampaikan BPBD Jawa Tengah terdapat 11-18 pemancing yang saat ini dilaporkan hilang karena terbawa arus banjir bandang di Kecamatan Petungkriyono. 

"Ada warga yang hilang 11, ada yang 15 ada yang 18. Datanya masih dinamis. Informasi warga mereka lagi mancing," kata Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan ketika dikontak IDN Times, Selasa (21/1/2025).

1. Info warga ada dua sampai empat sudah ditemukan

ilustrasi memancing (unsplash.com/Jed Owen)

Bergas juga bilang sampai siang ini para relawan SAR Pekalongan masih berusaha mencari keberadaan pemancing yang masih hilang pasca diterjang banjir bandang. 

Untuk pemancing yang sudah ditemukan, katanya berjumlah dua sampai empat orang. 

"Kita sedang mengerahkan relawan, mendapat bantuan kekuatan dari Basarnas untuk memberi pertolongan kepada pemancing yang belum ditemukan. Warga tadi bilang ada empat, ada dua sudah ditemukan. Infonya masih simpang siur," paparnya. 

2. Pemancing terseret banjir di Petungkriyono

Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap tiga anak buah kapal (ABK) KM Harapan Jaya di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Kamis (16/1/2025)/Basarnas Makassar

Lebih jauh lagi peristiwa yang dialami para pemancing tersebut terjadi di wilayah Petungkriyono. Saat kejadian memang ada sejumlah pemancing sedang beraktivitas di bibir sungai kemudian hujan deras membuat arus air mengalir deras. 

3. Cuaca ekstrem melanda Jateng tiga hari ke depan

Ilustrasi petir. (IDN Times/Sukma Shakti)

Terpisah, Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo berkata sejumlah kabupaten/kota tiga hari ke depan dilanda cuaca ekstrem. 


Pihaknya mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berlaku pada 20-22 Januari 2025. Adapun daerah yang dilanda cuaca ekstrem sebagai berikut:

  • Tanggal 20 Januari 2025


Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Temanggung, Kab. Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Kudus, Jepara, Demak, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya.

  • Tanggal 21 Januari 2025


Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Temanggung, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Demak, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab./Kota Tegal, Brebes dan sekitarnya.

  1. Tanggal 22 Januari 2025


Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Temanggung, Kab. Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes dan sekitarnya.

4. Siklon Tropis Sean picu cuaca ekstrem

Ilustrasi awan mendung (commons.m.wikimedia.org/Downtowngal)

Yoga menyampaikan cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah lantaran dipengaruhi munculnya Siklon Tropis Sean yang terpantau di Samudera Hindia sisi barat Australia. Kemunculan Siklon Tropis Sean menyebabkan pola pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah.


Lalu pemicu lainnya yaitu karena gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial di Jawa bagian tengah kembali aktif. Kondisi tersebut berkontribusi pada aktifitas pembentukan awan konvektif wilayah Jawa Tengah. 


"Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas," tuturnya. 


Adanya kondisi di atas dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang - lebat yang bisa disertai petir/kilat dan angin kencang. 

5. Beresiko muncul longsor, angin kencang dan banjir

Tanah longsor di Denpasar (Dok.IDN Times/Basarnas Bali)

Pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
3+
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us