Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Qomariyah, guru honorer yang mengajar di TK Pertiwi Nongkosawit Gunungpati. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Menjalani profesi sebagai seorang guru saat masa pandemik COVID-19 bukanlah perkara yang mudah. Terlebih lagi menjadi guru honorer seperti yang dilakoni oleh Qomariyah.

Berbekal modal nekat serta tekad yang kuat untuk mengentaskan pendidikan bagi anak-anak Kampung Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Qomariyah mulai mengajar di TK Pertiwi 02 sejak tahun 2008 silam. Saat ditemui IDN Times di rumahnya, RT 02/RW 03, Kampung Nongkosawit--Kokom begitu ia akrab disapa--Siang itu sedang mengurus buah hatinya.

"Sejak 2008 sampai sekarang, saya ngajar di TK Pertiwi 02. Di sekolahan murid saya ada 35 orang. Itu dibagi dua untuk kelas TK A dan TK B," katanya, Jumat (2/10/2021).

1. Qomariyah lihat perubahan perilaku yang mencolok saat belajar tatap muka

Qomariyah saat memberikan pelajaran bagi murid-muridnya. (Dok Pribadi)

Tahun 2021 adalah saatnya ia bekerja lebih giat lagi. Sekolahnya merupakan segelintir yang mendapat izin untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM) di kelas. Dimulai pada bulan Februari 2021 kemarin, ia dan tiga guru TK Pertiwi 02 melaksanakan belajar tatap muka dengan berbagai tahapan. 

Diawali dengan menyebar informasi kepada para orangtua siswa, getok tular kepada tetangga sekitar rumah hingga harus menyambangi satu persatu rumah siswa.

"Pas masuk sekolah lagi, saya kaget karena kita musti mengajari anak-anak dari nol lagi. Misalnya yang tadinya sudah bisa mengeja sedikit-sedikit, selama pandemik kan mereka libur, otomatis mereka lupa semua. Terus ada juta anak yang kelihatan malas masuk sekolah. Jadinya tantangan kita yang berat ya di situ, kita harus ngajari anak-anak dari awal lagi," ujar ibu tiga anak tersebut.

2. Qomariyah susah payah bujuk siswa agar mau sekolah lagi

Editorial Team

Tonton lebih seru di