Jaga Kesehatan Mental Remaja, Peran Guru BK di Sekolah Harus Diperkuat

- 720 siswa SMP di Kota Semarang terdeteksi kena gangguan mental
- Pemeriksaan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang dan RSWN
- Perlu penguatan peran guru BK di sekolah untuk jaga kesehatan mental remaja
Semarang, IDN Times - Sebanyak 720 siswa dari 6.000 siswa SMP di Kota Semarang terdeteksi kena gangguan mental. Hasil itu diketahui dari pemeriksaan atau deteksi dini gangguan mental remaja yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Semarang bersama Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro (RSWN).
1. Pelajar SMP butuh pendampingan kesehatan mental

Menyoroti masalah tersebut, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, remaja dari kalangan pelajar SMP ini membutuhkan pendampingan kesehatan mental. Sebab, mereka tumbuh di tengah banjir informasi.
Menurutnya, media sosial kini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga ruang pembentukan jati diri yang bisa memengaruhi kesehatan mental.
“Kadang kita mencari validasi sosial dari layar kecil di tangan kita. Anak-anak yang tumbuh tanpa kendali di ruang digital bisa kehilangan arah, kalau tidak ada pendampingan,” ungkapnya di sela peluncuran program Pemuda Peduli dan Jaga Kesehatan Mental Remaja (Pijar) di Semarang, Selasa (14/10/2024).
Ia juga menegaskan pentingnya memperkuat peran guru BK dan sekolah sebagai lingkungan aman bagi siswa untuk berbagi cerita dan menjaga keseimbangan emosional.
2. Guru BK garda depan jaga ketahanan mental siswa

“Guru BK bukan hanya pembimbing akademik, tetapi garda depan dalam menjaga ketahanan mental anak-anak kita,” tegas Agustina.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Kota Semarang bersama Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro (RSWN) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Semarang meluncurkan Program Pijar (Pemuda Peduli dan Jaga Kesehatan Mental Remaja). Program kolaboratif ini untuk memperkuat ketahanan mental remaja di tengah tantangan era digital.
Agustina menyampaikan, pihaknya mengapresiasi kepada RSWN, KNPI, dan Fakultas Psikologi Undip atas inisiatif membentuk jejaring pendampingan kesehatan mental bagi pelajar.
“Saya bersyukur ketika KNPI, RSWN, kemudian Fakultas Psikologi Undip nanti mungkin menyusul Fakultas Psikologi yang lain untuk bisa hadir, menjemput bola masuk ke sekolah-sekolah khususnya menemui anak-anak SMP atau teenagers. Mereka yang berada pada usia belasan tahun itu sangat rentan terhadap gejala-gejala gangguan penyakit mental." terangnya.
3. Lakukan sharing dan afirmasi positif

Sementara, Ketua DPD KNPI Kota Semarang, Yohana Citra Mahardika mengatakan, peluncuran Program Pijar bukan kegiatan seremonial, tetapi gerakan berkelanjutan yang segera turun ke lapangan.
“Setelah peluncuran ini, kami akan visit ke SMP-SMP se-Kota Semarang bersama Gerakan Sehat Mental dari BEM Fakultas Psikologi Undip. Di sana, kita akan melakukan sharing, afirmasi positif, serta menghadirkan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa-siswa SMP." ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan lanjutan ini menjadi bentuk nyata komitmen KNPI untuk menjemput bola dalam mendampingi para remaja yang membutuhkan bantuan atau bimbingan psikologis.
“Kami ingin memastikan tidak ada remaja di Semarang yang merasa sendirian menghadapi tekanan hidup. PIJAR hadir sebagai teman dan jembatan bagi mereka,” tandasnya.