Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jelang Pilkada, LDII Minta Parpol Tak Mainkan Isu Liberalisasi Seks

Ketua KPU RI meresmikan Rumah Pintar Pemilu. IDN Times/ Alfi Ramadana

Semarang, IDN Times - Memasuki musim Pilkada 2020, sejumlah ormas Islam mulai mematangkan strateginya dengan merapat ke sejumlah parpol. Salah satunya dilakukan Lembaga Dakwah Islam Indonesia alias LDII.

 

1. LDII punya dua kader jadi bupati

Presiden Joko Widodo membuka Rakernas LDII (ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia)

Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam dalam kontestasi Pilkada 2020, pihaknya mempersilahkan kepada para kadernya untuk mencalonkan diri di masing-masing parpol.

Ia tak memungkiri bila selama ini terdapat sejumlah kadernya yang berhasil jadi kepala daerah. Ia mencontohkan ada dua kader yang jadi bupati di Jawa Timur. 

"Ada dua kader kita yang jadi bupati. Dua orang malahan di Jatim. Sehingga kita selalu menunjukan kalau LDII sangat menghargai partai yang ada yang hadir di Indonesia," ujar Syam, menjelang Muswil LDII Jateng, Jumat (24/1). 

2. LDII: Kita tidak sepakat dengan PKS dan PSI

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (tengah) saat konferensi pers di Empire Palace Surabaya, Minggu (15/12). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Meski begitu, ia dengan tegas saat Pilkada berlangsung tak boleh ada satu pun parpol yang mempolitisir isu liberalisasi seks. Sebab, berkaca pada Pilpres 2019 kemarin, pihaknya menentang apa yang ditunjukan PKS dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam menggalang massa. 

"Tapi manakala ada partai yang berusaha menggiring opini yang menjurus liberalisasi seks seperti PKS dengan melegalkan poligami, kita tegaskan tidak sepakat. Termasuk saat PSI ingin melegalkan undang-undang LGBT. Karena kalau dilanggar akan menimbulkan benturan dengan agama manapun," katanya.

Pihaknya menyatakan tidak akan pernah sejalan terhadap isu liberalisasi seks. Liberalisasi seks, menurutnya cenderung menimbulkan masalah sosial. Termasuk membuat penyakit di tengah masyarakat. 

3. LDII juga tolak komunis

Sumber Gambar: dw.com

Secara tersirat, pihaknya juga menolak jika kampanye Pilkada 2020 dibubuhi dengan isu komunis. Hal ini menurutnya pernah mencuat beberapa tahun silam.

"Lalu ada juga dulu ada yang ngaku bangga jadi anak PKI. Makanya kita jelaskan ke masyarakat dan generasi yang hidup di masa sekarang, bagaimana istilahnya PKI itu kejahatannya seperti apa di zaman dulu," paparnya sembari merujuk pada salah satu tokoh parpol. 

Syam mengklaim selama ini LDII membangun generasi muda yang punya kompetensi, profesi dan memiliki basic religius. "Kita memproyeksikan melahirkan generasi yang dibutuhkan masyarakat. Kalau dilirik untuk Pilkada kenapa tidak. Tapi kita berikan pandangan tantangannya ke depan seperti apa. Jangan sampai kalah utangnya banyak," jelasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us