Kementerian PPPA Tunjuk Kota Semarang Jadi Percontohan Program RBI

- Kementerian PPPA tunjuk Kota Semarang sebagai percontohan program RBI
- RBI melibatkan kelurahan di Semarang dengan pendekatan kolaboratif dan sinergi antar lembaga serta partisipasi masyarakat
- Kota Semarang siap menjadi pilot project RBI dengan komunitas yang sejalan dengan semangat RBI dan menjaga toleransi serta kerja sama antar elemen masyarakat
- Program RBI diharapkan dapat menjadikan setiap kelurahan di Kota Semarang sebagai model ruang aman dan kolaboratif bagi perempuan dan anak, serta memperkuat ketahanan keluarga
Semarang, IDN Times - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menunjuk Kota Semarang sebagai salah satu percontohan nasional dalam program Ruang Bersama Indonesia (RBI). Program tersebut merupakan kelanjutan dari program Desa/Kelurahan Ramah Anak yang kini dikembangkan dengan pendekatan kolaboratif.
1. RBI libatkan kelurahan di Semarang

Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi mengatakan, melalui kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Semarang harapannya RBI bisa diwujudkan.
‘’RBI ini kelanjutan dari program Desa/Kelurahan Ramah Anak yang kini dikembangkan dengan pendekatan kolaboratif. RBI mengedepankan sinergi antar lembaga serta partisipasi masyarakat dalam mewujudkan ruang aman dan pemberdayaan keluarga, terutama perempuan dan anak,’’ ungkapnya saat mengunjungi UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak di Gedung PKK Kota Semarang, Semarang Selatan pada Senin (4/8/2025).
Arifatul menjelaskan, RBI bukan program baru, melainkan penguatan dari inisiatif yang sudah ada.
“Tambahan dari RBI hanya satu, yaitu adanya kolaborasi, sinergi, dan kerja sama dari berbagai pihak. Karena tidak mungkin persoalan perempuan dan anak bisa diselesaikan oleh satu kementerian saja,” imbuhnya.
2. Kota Semarang siap jadi pilot project RBI

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyambut positif penunjukan tersebut. Ia menyatakan bahwa Kota Semarang siap menjadi pilot project karena telah memiliki komunitas dan kegiatan yang sejalan dengan semangat RBI.
“Kita siap menjadi pilot project, karena sebenarnya sudah ada. Tinggal mendeteksi mana saja yang sudah mirip dan memperkuat kontennya,” ujarnya.
Menurut Agustina, keberhasilan Kota Semarang dalam menjaga toleransi dan menjalin kerja sama antar elemen masyarakat menjadi modal penting dalam implementasi RBI.
“Jadi untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak ini, pamong-nya tidak hanya pegiat perempuan atau ASN, tapi juga tokoh-tokoh agama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” jelasnya.
3. Kelurahan jadi ruang aman bagi anak dan perempuan

Menteri Arifatul pun mengapresiasi semangat para pegiat dan aktivis di Kota Semarang.
“Karena di Kota Semarang ini, perempuannya, penggiatnya, aktivisnya luar biasa. Jadi tidak salah pilihlah kalau kita menjadikan Kota Semarang sebagai pilot project,” tuturnya.
Dengan adanya program RBI, diharapkan setiap kelurahan di Kota Semarang dapat menjadi model ruang aman dan kolaboratif bagi perempuan dan anak, sekaligus memperkuat ketahanan keluarga di tengah tantangan zaman.