Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kodam Diponegoro Pastikan Pasukan Siber Untuk Hadapi Ancaman Proxy

ilustrasi keamanan siber (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi keamanan siber (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Kodam IV Diponegoro Semarang menyatakan sedang menunggu aba-aba resmi dari Mabes TNI AD untuk memulai seleksi pasukan Satuan Siber (Satsiber).

Pembentukan pasukan siber dimaksudkan untuk memperkuat penanganan keamanan untuk menghadapi segala jenis kejahatan yang bersifat simetris. 

Kapendam IV Diponegoro Semarang, Kolonel Inf Andy Sulistyo mengatakan saat ini perekrutan anggota Satsiber TNI masih menunggu petunjuk resmi dari Mabes TNI AD. 

Pihaknya juga belum mengetahui seperti apa teknis perekrutan anggota Satsiber TNI AD karena belum ada keterangan resmi dari jajaran pusat. 

"Dan karena belum ada informasi keterangan dari Mabes TNI AD maka kami belum bisa menyampaikan keterangan terperinci. Tetapi adanya Satsiber ini bukan hal baru bagi kami. Karena sebelumnya sudah ada lembaga bernama Pusiber yang kemudian berubah jadi Satsiber TNI AD," kata Andy kepada IDN Times, Sabtu (6/9/2025). 

Terkait berapa banyak personel yang direkrut untuk Satsiber, saat ini juga menunggu surat keputusan dari mabes.

Pihaknya pun menegaskan di lingkungan Kodam Diponegoro selama ini juga sudah lama memiliki personel siber yang tergabung dalam Pusidam. Pusidam selama ini beranggotakan prajurit TNI aktif. 

Namun dengan terbentuknya satuan baru di tingkat mabes bernama Satsiber TNI, katanya maka sedikit banyak bisa menjawab tantangan kejahatan global. Yang mana tingkat kejahatan yang ada di Indonesia ancamannya sudah secara simetris atau proxy. 

"Tentunya ini untuk mengatasi ancaman kejahatan proxy atau yang sifatnya simetris pada dunia maya," terangnya.

Para pasukan siber nantinya juga akan bertugas memantau pergerakan informasi-informasi yang beredar luas di masyarakat Indonesia termasuk Jawa Tengah. 

Andy bilang tugas utama pasukan siber ialah untuk memberantas sebaran informasi dan berita bohong atau hoaks agar masyarakat tidak terkecoh dengan sebaran informasi yang ada. 

"Pastinya TNI berusaha sekuat tenaga karena era saat ini arus infonya semakin deras dan meluas, maka yang sifatnya hoaks ini perlu diantisipasi dan dicegah," ungkapnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Ditsiber Polda Jateng Pantau Konten Medsos Pasca Demo, Begini Hasilnya

06 Sep 2025, 11:08 WIBNews