Komisi V DPR RI: Flyover Madukoro Jadi Ikon Anyar Semarang

Semarang, IDN Times - Keberadaan Flyover Madukoro yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo Subianto mendapat apresiasi sejumlah pihak. Dengan adanya Flyover Madukoro di Kecamatan Semarang Barat setidaknya jadi momen baru bagi Kota Semarang.
1. Flyover Madukoro bisa menarik wisawatan
Anggota Komisi V DPR RI, Mochamad Herviano mengatakan adanya Flyover Madukoro di Kecamatan Semarang Barat juga berpotensi besar mendongkrak sektor pariwisata.
“Flyover Madukoro kini menjadi ikon baru Semarang, yang menarik bagi wisatawan. Ini berdampak positif bagi ekonomi kreatif dan pariwisata,” kata legislator yang membidangi infrastruktur dan perhubungan ini dalam keterangan yang diterima IDN Times, Jumat (13/12/2024).
2. Flyover Madukoro bisa hemat akses warga
Herviano yakin bahwa Flyover Madukoro akan berfungsi memecah arus lalu lintas yang ada di ruas Pantura Semarang. Nantinya flyover tersebut akan memiliki dampak positif yang luas.
"Kemacetan dapat menghambat perekonomian, karena ada pemborosan bahan bakar dan waktu. Dengan hadirnya flyover ini akses warga akan lebih hemat, dan dampak positifnya terasa langsung," cetusnya.
3. Flyover bisa kurangi stres
Legislator PDIP dari Dapil Jateng I mencakup Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga tersebut menyinggung manfaat lingkungan. Dimana pengurangan kemacetan berdampak pada berkurangnya polusi udara.
"Selain itu, flyover ini bisa mengurangi stres dan masalah kesehatan yang dipicu kemacetan," tuturnya.
4. Herviano: Kita perlu lebih banyak terobosan infrastruktur
Tak lupa ia pun mendorong pemerintah untuk terus berinovasi dalam membangun infrastruktur yang mampu mengurangi kemacetan di daerah padat penduduk.
“Manfaatnya tidak hanya langsung dirasakan, tapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Kita perlu lebih banyak terobosan infrastruktur seperti ini,” tegas Herviano.
Desain flyover Madukoro sendiri juga menarik perhatian. Ornamen Warak Ngendhog simbol persatuan etnis di Kota Semarang, dan relief Pandawa Lima menjadi daya tarik tersendiri. Proyek senilai Rp 199 miliar ini menggunakan teknologi mortar busa yang dinilai efisien dan berkualitas tinggi.
Dengan panjang total 1.500 meter Flyover Madukoro menghubungkan Jalan Arteri Yos Sudarso dengan Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas. Proyek ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pembangunan infrastruktur di daerah lain di Indonesia.