Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menteri BKKBN Wihaji Gagas Program MBG Bisa Diterapkan di Daycare

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)
Intinya sih...
  • Menteri BKKBN menggagas program makan bergizi gratis (MBG) di daycare sebagai solusi hadapi bonus demografi.
  • Pengasuhan anak yang baik harus terjamin meski orang tua sibuk bekerja, keberadaan daycare sangat penting terutama di kota-kota besar.
  • Pemerintah berkomitmen untuk memperluas akses daycare berbasis MBG agar generasi penerus bangsa tumbuh dengan pengasuhan yang baik dan asupan gizi yang tepat.

Boyolali, IDN Times - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji menggagas program makan bergizi gratis (MBG) dapat diterapkan di tempat pengasuhan anak atau daycare. 

1. Sejalan dengan program BKKBN Tamasya

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)

Upaya ini agar program BKKBN, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) dapat sejalan dengan MBG dan menjadi solusi nyata menghadapi tantangan bonus demografi di Indonesia.

Wihaji mengatakan, pengasuhan anak yang baik harus tetap terjamin meski orang tua sibuk bekerja. Maka itu, keberadaan daycare sangat penting, terutama di kota-kota besar yang seringkali kekurangan fasilitas pengasuhan yang terjangkau.

“Keberadaan daycare sangat dibutuhkan, terutama di kota-kota besar, di mana mencari pengasuh yang baik sulit dan biayanya tinggi. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mendukung penyelenggaraan daycare yang berkualitas,” ungkapnya dalam keterangan resmi saat TPA Pertiwi di Boyolal, Rabu (26/2/2025).

2. Program MBG harus jadi bagian layanan daycare

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)

Maka itu, lanjut dia, pemerintah tidak hanya fokus pada aspek pengasuhan, tetapi juga pada integrasi program gizi yang penting bagi perkembangan anak. Sehingga, program MBG harus menjadi bagian dari layanan daycare, terutama untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Dengan demikian, daycare bukan hanya tempat pengasuhan, tetapi juga sarana untuk memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup.

“Saya berencana berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional agar program MBG diterapkan di daycare, sehingga anak-anak yang dititipkan tidak hanya mendapatkan pengasuhan yang baik, tetapi juga nutrisi yang memadai,” jelasnya.

3. Wujudkan daycare berbasis program gizi nasional

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)

Wihaji juga mengajak berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam mewujudkan daycare yang berbasis program gizi nasional. Dia mendorong perusahaan dan instansi pemerintah untuk turut memperluas akses fasilitas daycare yang berkualitas.

Dia berharap langkah ini dapat mengurangi kecemasan orang tua yang bekerja dan memastikan bahwa generasi penerus bangsa tumbuh dengan pengasuhan yang baik dan asupan gizi yang tepat.

“Pemerintah berkomitmen untuk memperluas akses daycare berbasis MBG, karena ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kualitas generasi Indonesia,” tandas Wihaji.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
ANGGUN PUSPITONINGRUM
EditorANGGUN PUSPITONINGRUM
Follow Us