Menteri P2MI Sarankan Pekerja Migran Jangan ke Luar Negeri Tanpa E-PMI

Intinya sih...
Pelatihan E-PMI bagi pekerja migran
Kerjasama dengan Kemenhub untuk program pelatihan komprehensif
Tinjau fasilitas pelatihan di AMBIL Semarang
Rektor AMNI ungkap punya program mental health
Semarang, IDN Times - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan proses perizinan kerja ke luar negeri saat ini mesti disertai dengan kelengkapan dokumen elektronik pekerja migran Indonesia (E-PMI). Sebab, menurutnya dengan dilengkapi dokumen resmi, setidaknya para pekerja migran memperoleh kepastian perlindungan dari pemerintah Indonesia.
"Ke depan pekerja migran tidak boleh berangkat baik pelaut maupun niaga kalau tidak memiliki E-PMI. Ini supaya terlindungi," ujar Karding tatkala meninjau kelengkapan fasilitas penunjang pendidikan siswa maritim di Universitas AMNI Semarang, Jalan Soekarno-Hatta Tlogosari Semarang, Kamis (26/6/2025).
1. Akan gelar pelatihan bagi pekerja migran
Pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan serangkaian pelatihan sebagai sarana melengkapi dokumen E-PMI. Pelaksanaan pelatihan, bisa dikerjakan di setiap kabupaten/kota maupun provinsi.
Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk berkolaborasi menciptakan program pelatihan yang komprehensif.
"Sekarang kita kerjasama dengan Kemenhub untuk melibatkan unsur-unsur seperti universitas seperti ini. Dan tentu semuanya oke," tegasnya.
2. Tinjau fasilitas pelatihan di AMBIL Semarang
Saat meninjau AMNI Semarang, Karding didampingi Rektor AMNI Johanes berkeliling melihat tempat-tempat pemusatan pelatihan bagi siswa maritim.
Beberapa fasilitas yang ia cek seperti kolam renang, tempat pelatihan fisik, sarana kesehatan dan sejenisnya. Di AMNI pihaknya mendapat penjelasan kalau siswa maritim juga dibekali sertifikasi kelasi kapal.
"Kita lihat AMNI ini sudah bagus ya. Ada sertifikasi kelasi kapal dengan negara-negara tujuan. Pendidikan bahasa inggrisnya sudah bagus dan kita ada MoU, PKS (perjanjian kerja sama) dengan AMNI," ungkapnya.
3. Rektor AMNI ungkap punya program mental health
Sebagai kampus pencetak tenaga kerja di bidang perkapalan, AMNI memiliki sistem pendidikan untuk membangun kesehatan fisik dan mental yang berjenjang.
"Di sini kami punya program meningkatkan kedisiplinan siswa, mental health. Dan disini disiplin militer perlu diberikan," kata Rektor AMNI, Prof Johanes Hutabarat.
Sedangkan Karding pun mengimbau kepada para siswa AMNI agar tidak tergiur dengan janji-janji gaji besar ketika ditawari bekerja ke luar negeri.
Setiap tawaran pekerjaan perlu diteliti, dicek lebih jelas supaya tidak terjadi tindak pidana penipuan.