Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Petani Jateng Diminta Panen Lebih Awal selama Cuaca Ekstrem

Ilustrasi petani sedang membajak sawah di wilayah Lombok Barat, NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi petani sedang membajak sawah di wilayah Lombok Barat, NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Intinya sih...
  • Petani di Jawa Tengah disarankan melakukan panen lebih awal untuk mengantisipasi kerugian akibat cuaca ekstrem.
  • BMKG memperkirakan intensitas curah hujan dengan durasi yang lama masih berpotensi mengguyur wilayah utara Jateng.
  • Petani di daerah cekungan harus sering mengecek kondisi tanggul parit yang rawan jebol, dan segera memanen padi lebih awal meski hasilnya tidak maksimal.

Semarang, IDN Times - Sejumlah petani yang tersebar di kawasan lumbung padi Jawa Tengah disarankan sebaiknya melakukan panen lebih awal sebagai langkah antisipasi kerugian akibat cuaca ekstrem yang terjadi saat ini.

Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang bahkan menganjurkan kepada para petani untuk teliti mengatur pasokan air irigasi sawah. 

"Untuk suplai air pada lahan padi di saat hujan lebat seperti sekarang ini memang cukup bagus. Tetapi yang perlu diwaspadai adalah untuk pengaturan irigasinya. Karena secara umum cuaca yang ekstrem sedikit banyak berpengaruh di sektor pertanian," kata Koordinator Bidang Informasi dan Observasi Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto kepada IDN Times, Jumat (31/1/2025). 

1. BMKG: Lebih cepat dipanen lebih bagus

ilustrasi petani (unsplash.com/Steve Douglas)
ilustrasi petani (unsplash.com/Steve Douglas)

Pihaknya memperkirakan intensitas curah hujan dengan durasi yang lama masih berpotensi mengguyur wilayah utara Jateng. Sementara kawasan Pansela beresiko dilanda hujan lebat dengan siklus berulang-ulang. 

Lebih lanjut, pihaknya menyarankan ada baiknya para petani dan Gapoktan mengupayakan panen lebih awal supaya tidak menimbulkan kerugian yang banyak akibat diguyur hujan lebat. 

"Karena prediksi kami di Pantura masih ada hujan durasi lama dan daerah selatan hujannya juga berdurasi yang berulang-ulang, maka untuk melihat kondisi ini lebih cepat dipanen lebih bagus ketimbang terkena luapan air. Termasuk petani yang ada di areal kebun juga hati-hati karena tanahnya pasti gembur. Kalau ada potensi hujan intensitas lebat harus menghindari dulu," akunya. 

2. Petani bisa optimalkan saluran irigasi

Lapangan Petani Pedesaan (pixabay.com)
Lapangan Petani Pedesaan (pixabay.com)

Sedangkan, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jateng, Herawati juga berkata para petani bisa memaksimalkan normalisasi saluran irigasi sebagai upaya pencegahan banjir.

"Dan juga merencanakan dan mempersiapkan sarana panen darurat bagi lahan siap panen yang berpotensi banjir," tutur Hera kepada IDN Times

3. Petani musti cek tanggul yang rawan jebol

Ilustrasi petani lokal (pexels.com/Dodo Phanthamaly)
Ilustrasi petani lokal (pexels.com/Dodo Phanthamaly)

Terpisah, Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan kepada IDN Times mengatakan yang patut diwaspadai ketika cuaca ekstrem melanda yaitu arel pertanian di daerah cekungan. Petani harus sering mengecek kondisi tanggul parit yang rawan jebol. 

"Tentunya untuk kekuatan tanggul, petani harus sering mengecek tanggul rawan jebol. Aliran airnya perlu diperlancar. Itu kondisi kalau di cekungan yang diantisipasi. Yang penting lagi juga siapkan asuransi bibit pertanian," ungkap Bergas. 

4. Sawah di cekungan rendah harus dipanen lebih awal

Ilustrasi petani menanam padi di Lombok Barat. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi petani menanam padi di Lombok Barat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sama seperti BMKG, pihaknya pun mengimbau para petani segera memanen padi lebih awal meski hasilnya tidak bisa maksimal. Ini dilakukan supaya para petani memahami karakteristik bencana yang akan dihadapinya. 

"Harapan kita pastinya panen bisa berjalan dengan baik. Cuman memang ya suka tidak suka, kalau bisa segera dipanen ya dipanen walaupun hasilnya tidak maksimal. Itu harus dipahami," paparnya. 

"Yang harus dipanen lebih awal di daerah yang cekungan rendah supaya padinya tidak membusuk. Maka dari itulah, kami dorong petani bersama gapoktan berembug ke pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini. Apakah solusinya luapan air banjir dipompa atau bagaimana," pungkasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us