Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemerintah Jepang Buka Peluang bagi Lulusan Undip Berkarier di Bidang Konstruksi

Ilustrasi Pekerja Konstruksi (unsplash.com/Josue Isai Ramos Figueroa)
Ilustrasi Pekerja Konstruksi (unsplash.com/Josue Isai Ramos Figueroa)
Intinya sih...
  • Kementerian Jepang membuka peluang karier bagi lulusan Undip di Bidang Konstruksi
  • Peluang kerja disampaikan saat kunjungan Kementerian ke Undip
  • Ini merupakan kesempatan besar bagi lulusan Undip untuk berkarier di Jepang

Semarang, IDN Times - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang membuka peluang bagi lulusan Universitas Diponegoro (Undip) untuk berkarier di Bidang Konstruksi. Peluang kerja sama penerimaan tenaga kerja itu disampaikan saat mengunjungi Undip.

1. Bidang konstruksi di Jepang sudah maju

Undip
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang membuka peluang bagi lulusan Universitas Diponegoro (Undip) untuk berkarier di Bidang Konstruksi. (Dok. Undip)

Rektor Undip, Prof. Suharnomo memberi perhatian untuk kemungkinan kolaborasi mendatang. 

“Sesuai dengan tagline “Undip Bermartabat dan Bermanfaat,” kami terbuka untuk kolaborasi dengan misi memberi peluang kerja bagi mahasiswa. Hal ini merupakan misi penting untuk mewujudkan lulusan Undip berdaya saing unggul termasuk pada level internasional,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (22/6/2025).

Selanjutnya, Senior Director, International Markets Division Real Estate and Construction, Takashi Minakawa menyampaikan, bahwa bidang konstruksi di Jepang telah menggunakan teknologi yang maju dan banyak SDM dari Indonesia yang berkontribusi dalam bidang ini. 

“SDM pekerja Indonesia memiliki penilaian yang baik di Jepang dan juga telah tergabung dalam asosiasi,” ungkapnya.

2. Pekerja industri konstruksi di Jepang terus berkurang

Undip
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang membuka peluang bagi lulusan Universitas Diponegoro (Undip) untuk berkarier di Bidang Konstruksi. (Dok. Undip)

Pada sesi diskusi yang dipimpin oleh Wakil Rektor IV, Wijayanto, Ph.D. sebagai moderator. Dirinya menyebutkan program dari pemerintah Jepang sangat menarik dan bermanfaat bagi tenaga kerja di Indonesia.

Faktanya saat ini, pekerja industri konstruksi di Jepang terus berkurang karena masalah penuaan. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar bagi sektor konstruksi di Jepang, sehingga perlu adanya transfer pekerja. Sedangkan di Indonesia, sekarang ini sedang mengalami bonus demografi sehingga Ministry of Land, Infrastructure, Transportation and Tourism of Japan berinisiasi untuk menguatkan kerja sama dan merekrut tenaga kerja dari Indonesia. Usia produktif untuk pekerja industri konstruksi mulai dari usia 30-55 tahun.

Takashi Minakawa juga menyampaikan, bahwa gaji di sektor konstruksi termasuk lebih tinggi dari sektor lain di Jepang. 

3. Berharap bonus demografi di Indonesia terserap dengan baik

Ilustrasi pekerja konstruksi menggunakan peralatan khusus (unsplash.com/Sim Kimhort)
Ilustrasi pekerja konstruksi menggunakan peralatan khusus (unsplash.com/Sim Kimhort)

“Untuk rekrutmen tenaga kerja asing, ditetapkan standar sesuai karakteristik industri konstruksi. Regulasinya antara lain sistem gaji bulanan wajib, pendaftaran sistem pengembangan karir konstruksi menjadi wajib, dan penetapan kuota orang yang diterima,” jelasnya.

Perlindungan terhadap pekerja Indonesia di Jepang pun dipantau oleh Japan Association for Construction Human Resources (JAC), sebuah lembaga resmi yang terdaftar di bawah Ministry of Land, Infrastructure, Transportation and Tourism of Japan yang bertugas mempromosikan sistem SSW (Tokutei Ginou) di sektor konstruksi Jepang.

Pihak Undip dan pemerintah Jepang berharap dari kunjungan ini maka dapat dirancang kolaborasi yang lebih detail utamanya di bidang konstruksi dan juga memberi manfaat agar bonus demografi di Indonesia dapat terserap dengan baik serta memiliki taraf kehidupan yang baik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us