Prakiraan Cuaca BMKG: Waspada Hujan Lebat di Jateng Bagian Selatan

- BMKG memperingatkan hujan lebat disertai angin kencang di Jateng bagian selatan akibat aktifnya fenomena MJO dan nilai DMI negatif.
- Prakiraan cuaca 3 hari ke depan: hujan intensitas sedang hingga lebat, suhu udara 23-31°C, kelembapan udara 69–97%, angin bertiup 5–35 km/jam.
- Masyarakat di Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya diminta waspada terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang akibat cuaca ekstrem.
Cilacap, IDN Times - Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Selaran Jawa Tengah selama beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar mewaspadainya.
Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis mengatakan hujan dengan durasi cukup lama pada Kamis dipicu oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di fase 3 atau wilayah Samudra Hindia yang meningkatkan pembentukan awan hujan di Jawa bagian selatan.
Selain itu nilai Dipole Mode Index (DMI) sebesar negatif 1,27 yang berada di bawah kondisi normal turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi hujan. “Anomali suhu muka laut yang lebih hangat dari rata-rata di Laut Jawa juga menambah penguapan, sehingga memperkuat proses pembentukan awan hujan," kata Teguh.
Ia memprakirakan dalam tiga hari ke depan wilayah Jateng bagian selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya, masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Menurut dia, suhu udara di wilayah Jateng bagian selatan diprakirakan berkisar 23 hingga 31 derajat Celcius dengan kelembapan udara 69–97 persen dan angin bertiup dari tenggara berkecepatan 5–35 kilometer per jam.
"Terkait dengan hal itu kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, yang dapat terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem tersebut," kata Teguh Wardoyo.


















