PTM 100 Persen, Murid di Semarang Duduk Mepet, Ada Guru Copot Masker

Semarang, IDN Times - Sejumlah sekolah di Kota Semarang mulai menggelar pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen sesuai surat keputusan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Setidaknya ada dua SMA di Semarang yang menjalankan PTM 100 persen.
1. SMAN 10 Semarang pilih membagi jadwal PTM dua kali

Ketika Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengecek kondisi SMAN 10 Semarang, sejumlah siswa sudah mengadakan PTM 100 persen dengan jadwal masuk sekolah yang terbagi dua tahap.
Ganjar mengaku ada 50 persen siswa di setiap kelas yang masuk pagi. Sedangkan 50 persen lainnya masuk siang.
"Ternyata beberapa di antaranya punya model-model. Satu, modelnya setengah-setengah, jadi 50 persen anak belajar sampai pukul 12.00, terus kemudian setelah pukul 12.00 kelas berikutnya, sehingga kelas hanya diisi setengah," ujarnya, Rabu (5/1/2022).
2. Siswa SMAN 11 ikut PTM 100 persen sejak jam 7-12 siang

Di SMAN 11 Semarang, katanya telah memakai metode PTM 100 persen dan siswa belajar sejak pukul 07.30-12.00. Sekolah melakukan pengawasan ketat sejak peserta didik memasuki lingkungan sekolah dan masih menutup kantin sekolah.
Tak cuma itu saja, Ganjar juga melihat adanya penerapan protokol kesehatan yang cukup bagus. Tapi ia menegaskan satgas COVID-19 harus rutin mengawasi PTM di kelas.
3. Ganjar lihat ada guru copot maskernya

Ganjar mengatakan dirinya melihat ada siswa yang masih duduk dempet-dempetan. Bahkan ada guru yang mencopot maskernya.
"Misal tadi ada seorang guru lupa copot masker, katanya sebentar. Itu yang kadang-kadang kita lupa, nah itu kita ingatkan. Jadi bukan hanya kepada peserta didik tetapi gurunya juga musti diingatkan. Kalau melihat semangat anak-anak sih bagus, mereka merasa ini seperti sudah mendekati normal dan mereka bisa menjaga. Hanya saja musti ada kontrol," urainya.
"Tapi tadi saya melihat ada satu yang full 100 persen sekolahnya sampai pukul 12.00. Meskipun kantin masih tutup dan mereka bawa (bekal) sendiri tetapi jaraknya masih terlalu mepet karena satu bangku ada dua anak. Saya minta nanti untuk dievaluasi," katanya.
4. Kepala SMAN 10: Agak berat karena guru ngajarnya dua kali

Kepala SMAN 10 Kota Semarang, Sukirna menuturkan sudah memberikan surat edaran kepada orang tua siswa terkait pelaksanaan PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Respons orang tua banyak yang senang. Siswa juga lebih senang belajar tatap muka daripada PJJ (pembelajaran jarak jauh). Yang agak berat ini guru-gurunya karena mengajar dua kali," tandasnya.