Semarang, IDN Times -Niatan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang berusaha menggelontorkan dana APBD Provinsi senilai Rp260-270 miliar untuk kebutuhan guru agama dan para hafiz Quran menuai pujian.
Rabithah Alawiyah Puji Gus Yasin Kucurkan APBD Rp260 M Buat Guru Agama

Intinya sih...
Pujian untuk Gus Yasin yang kucurkan APBD Rp260 M untuk guru agama dan hafiz Quran
Program ini mendapat pujian dari Rabithah Alawiyah karena memperkuat peran ulama dan tokoh agama
Insentif guru agama tembus Rp250 miliar tahun ini, tidak hanya untuk Islam tapi juga agama lain
1. Bisa perkuat peran ulama dan tokoh agama
Saat Mukernas Rabithah Alawiyah di Semarang pada Sabtu (11/10/2025), Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah, Taufiq Abdulqadir Assegaf mengakui upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jateng merupakan contoh konkret peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat berbasis nilai keagamaan dan moralitas.
Taufiq menilai, model kebijakan yang berpihak pada guru agama dan penghafal kitab suci ini layak direplikasi di wilayah lain.
"Program ini sejalan dengan misi Rabithah Alawiyah dalam memperkuat peran ulama dan tokoh agama sebagai penuntun umat di tengah tantangan zaman," kata Taufiq.
2. Insentif buat guru agama tembus Rp250 miliar tahun ini
Insentif guru agama diberikan untuk seluruh pengajar agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.
Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng, penerima insentif guru agama Islam pada 2025 sebanyak 225.187 orang, Kristen 4.430 orang, Katolik 475 orang, Hindu 180 orang, Buddha 545 orang dan Konghuchu sebanyak 13 orang.
Sebagai informasi, Pemprov Jateng pada 2025 mengalokasikan anggaran Rp250 miliar untuk insentif guru agama, pada 2026 rencananya akan dinaikkan menjadi Rp300 miliar.
3. Insentif gak cuma buat yang IsIam, tapi buat semua guru agama
Sedangkan, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan, selama kurang lebih enam tahun terakhir pihaknya konsisten menyalurkan anggaran sebesar Rp260 hingga Rp270 miliar dari APBD untuk mendukung guru-guru agama dan para penghafal kitab suci di seluruh Jawa Tengah.
Putra Mbah Moen ini berkata penghargaan tersebut diberikan bukan hanya kepada penghafal Al-Qur’an. Melainkan juga penghafal kitab suci dari agama-agama lain.
“Di Jawa Tengah, kami tidak hanya memberi penghargaan untuk penghafal Al-Qur’an, tetapi juga kitab suci agama lain sebagai bentuk toleransi,” jelasnya.
Meski begitu, mayoritas penerima penghargaan sejauh ini adalah para penghafal Al-Qur’an.
“Kami memberikan penghargaan langsung, tanpa proposal, satu juta rupiah per orang, sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah Jawa Tengah. Bahkan ada hafiz dari Papua yang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih,” kata Gus Yasin.