Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Reaksi IDAI soal Ribuan Siswa Keracunan MBG: SPPG Harus Diawasi Ketat!

Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)
Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)
Intinya sih...
  • PP IDAI prihatin dengan maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.
  • IDAI menyoroti MBG yang sejatinya bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia.
  • IDAI menegaskan bahwa keselamatan anak dan kelompok rentan prioritas utama dalam program MBG.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Kejadian keracunan yang dialami siswa saat menyantap makanan dari menu makan bergizi gratis (MBG) mematik reaksi keras dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). PP IDAI prihatin dengan maraknya kasus keracunan MBG di berbagai daerah.

1. Perlu evaluasi menyeluruh utamanya di daerah 3T

IMG-20250612-WA0100.jpg
Siswa sekolah di Dolok Sanggul saat menikmati MBG perdana di Humbang Hasundutan, Rabu (11/6/2025) (dok.istimewa)

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa satu anak keracunan saja sudah menjadi masalah, apalagi ini terjadi pada ribuan anak di Indonesia.

"Diperlukan evaluasi secara menyeluruh atas program ini dan memastikan program yang sedang berjalan itu tepat sasaran terutama di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) Indonesia," paparnya dari keterangan yang diterima IDN Times, Minggu (28/9/2025).

2. IDAI: Ibu hamil dan balita kena dampak keracunan MBG

Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa
Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa

Pihaknya menyoroti MBG yang sejatinya bertujuan mulia meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia, namun kenyataannya justru keracunan ini terus berulang bahkan menimbulkan risiko serius bagi keselamatan anak.

Ada juga balita dan ibu hamil juga yang terkena dampaknya. Sehingga kelompok rentan mestinya turut dimasukkan dalam perhatian utama.

3. IDAI tegaskan asupan gizi di MBG harus dijamin

Kasus dugaan keracunanan MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (Dok Warga)
Kasus dugaan keracunanan MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (Dok Warga)

Dalam surat terbuka untuk Badan Gizi Nasional, IDAI menegaskan bahwa:

  • Keselamatan anak dan kelompok rentan prioritas utama. Anak, balita, dan ibu hamil merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari risiko keracunan makanan.
  • Keamanan pangan harus diutamakan. Proses penyediaan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan wajib mengikuti standar keamanan pangan (food safety) untuk mencegah kontaminasi.Kualitas gizi dan keseimbangan menu perlu dijamin. Menu MBG seyogyanya disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
  • Kualitas gizi dan keseimbangan menu perlu dijamin. Menu MBG seyogyanya disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
  • Pengawasan harus diperketat. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beserta seluruh kelengkapannya harus tersertifikasi dan senantiasa dimonitor serta dievaluasi oleh Badan Gizi Nasional.
  • Prosedur mitigasi dan layanan aduan kasus keracunan harus disiapkan dalam program MBG. Perlu disiapkan prosedur mitigasi kasus keracunan melibatkan pemerintah, sekolah, dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Pemberdayaan layanan aduan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada.

4 . IDAI siap kerjasama dengan pemerintah

Dapur MBG Ilir Timur III Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Dapur MBG Ilir Timur III Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR Dr Hikari AMbara Sjakti, SpA, SubsHemaOnk(K), menyampaikan, IDAI siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan program MBG benar-benar memberikan manfaat kesehatan, gizi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Rupanya Ada 21 Ormas Asing yang Punya 7 Kegiatan di Jateng, Siapa Saja?

28 Sep 2025, 19:24 WIBNews