Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Respons Bakul Nasgor dan Bakso Semarang saat Ditandai Bebas Formalin

Ilustrasi penjual bakso (Unsplash/Fikri Rasyid)
Ilustrasi penjual bakso (Unsplash/Fikri Rasyid)
Intinya sih...
  • Pedagang nasgor senang gerobaknya ditempeli stiker BPOM
  • Pedagang bakso: Biar orang-orang lebih mantap lagi
  • Terasi dan lanting juga bebas Rhodamin-B
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang mengklaim terdapat 400 produk makanan dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang telah dipastikan bebas zat berbahaya. Untuk memastikan bahan pangan UMKM aman dikonsumsi, petugas BPOM memutuskan memasang stiker tanda bebas formalin dan boraks pada gerobak milik pedagang.

Di Semarang, stiker penanda bebas formalin dipasang pada gerobak sejumlah pedagang bakso dan nasi goreng (nasgor). Salah satunya gerobak milik pedagang nasgor di Jalan Sukun Raya bernama Dina. 

1. Pedagang nasgor senang gerobaknya ditempeli stiker BPOM

IMG-20250824-WA0019.jpg
Kepala BPOM Semarang Lintang Purba Jaya saat memberikan stiker ke pedagang bakso Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dina berkata adanya stiker penanda bebas zat berbahaya paling tidak membantunya memberitahu kepada pelanggan kalau masakannya aman dikonsumsi. 

“Oh ya, senang sekali. Soalnya nanti pelanggan atau konsumen yang melihat ini bisa tahu, bahwa minya sudah diuji dan dites oleh Balai POM, layak untuk dikonsumsi,” katanya ketika ikut seremonial kegiatan kampanye bahan pangan aman di kantor BPOM Semarang, Minggu (24/8/2025). 

2. Pedagang bakso: Biar orang-orang lebih mantap lagi

Seorang wartawati melihat dengan seksama produk jamu ilegal di kantor BPOM Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Seorang wartawati melihat dengan seksama produk jamu ilegal di kantor BPOM Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dilain pihak, Taqwin Sugi, seorang pedagang bakso Naruto di Karangrejo Jatingaleh juga senang dengan pemasangan stiker dari BPOM. 

Menurutnya walaupun bakso dan mi buatannya tidak memakai formalin dan boraks, hal itu perlu disosialisasikan kepada pelanggannya. 

“Biar orang-orang lebih mantap lagi, karena sudah terjamin tidak pakai boraks dan formalin. Jadi dikonsumsi lebih nyaman dan aman,” sambungnya. 

3. Terasi dan lanting juga bebas Rhodamin-B

BPOM menunjukkan sampel takjil yang diuji laboratorium. (IDN Times/Fariz Fardianto)
BPOM menunjukkan sampel takjil yang diuji laboratorium. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya berkata kini ada 80 kader keamanan pangan yang rutin mendampingi 80 UMKM. Lalu pihaknya memasang stiker pada 80 warung makanan siap saji, seperti mi kopyok, mi ayam, bakmi, dan bakso. 

"Harapannya, data UMKM yang sudah diberikan stiker ini, dapat disampaikan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pariwisata, agar menjadi salah satu rujukan kuliner di Kota Semarang yang bebas bahan berbahaya," akunya. 

Di Jawa Tengah, tambahnya ada 600 kader keamanan pangan telah terbentuk. Adapula, 400 UMKM aneka makanan yang telah berstiker bebas dari zat berbahaya. Termasuk terasi Rembang yang kini bebas Rhodamin-B dan lanting Kebumen dan Purworejo.

“(Sebelum dapat stiker) makanan khas Semarang seperti mi kopyok, bakso, dan mi ayam dicek, apakah menggunakan bahan berbahaya, seperti formalin, methanyl yellow, dan Rhodamin-B. Begitu dicek negatif, dilakukan pengecekan ulang. Setelah itu baru diberikan stiker. Nah, stiker itu menyatakan bahwa mereka berkomitmen tidak menggunakan bahan berbahaya pada produk,” ujar Lintang. 

4. BPOM libatkan akademisi untuk tampung masukan

Pengujian makanan dilakukan bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, BPOM dan Disdagin Kota Bandung. (Istimewa/IDN Times)
Ilustrasi pengujian makanan di pasar tradisional. (Dok. IDN Times)

Tidak berhenti di situ, warung-warung yang telah mendapat stiker juga akan dites kembali. Jika ditemukan pemakaian bahan berbahaya, stiker yang diberikan bisa dicabut.

Oleh karenanya, BPOM bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menggencarkan edukasi, terus mengingatkan jika pangan yang mengandung zat berbahaya dapat menyebabkan kerugian kesehatan, mulai dari kanker hingga penyakit degeneratif lainnya.

Di samping itu, BPOM juga melibatkan akademisi untuk memberi saran, terkait bahan yang aman pada berbagai penganan. Hal itu agar UMKM tidak bergantung pada zat berbahaya, seperti boraks dan formalin yang tidak boleh untuk dikonsumsi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us