Sulit Andalkan Produksi Lokal, Semarang Klaim Perkuat Distribusi Pangan

- Semarang menghadapi tantangan menjaga ketahanan pangan sebagai kota metropolitan.
- Pemerintah Kota Semarang memperkuat rantai distribusi dan cadangan pangan untuk mencegah kesulitan masyarakat dalam memperoleh bahan pokok.
- Produksi lokal yang tidak mencukupi menjadi alasan utama semarang harus memperkuat distribusi pangan.
1. Perkuat rantai distribusi pangan

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, sebagai kota metropolitan memiliki tantangan dalam penyediaan pangan karena sebagian besar wilayah telah beralih fungsi menjadi kawasan industri dan permukiman.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan produksi lokal. Oleh karena itu, Pemkot memperkuat rantai distribusi dan cadangan pangan agar masyarakat tidak kesulitan memperoleh bahan pokok,” ungkapnya dalam acara gerakan pangan murah (GPM) serentak nasional, Sabtu (30/8/2025).
Upaya itu sebagai komitmen Pemkot Semarang menjaga ketahanan pangan dan menekan laju inflasi dengan menghadirkan pangan murah yang mudah diakses masyarakat.
“Ketahanan pangan harus dijaga detik demi detik. Mekanisme pasar memang memengaruhi harga, tapi dengan gotong royong pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kita bisa memastikan pasokan tetap stabil,” ujarnya.
2. Bantu jaga daya beli masyarakat

Melalui GPM, Pemkot Semarang bersama Bulog, distributor pangan, dan pelaku usaha menyalurkan 13 ton beras SPHP dengan harga terjangkau. Selain beras, masyarakat juga dapat membeli komoditas strategis lain seperti minyak goreng, gula, telur, cabai, dan sayuran dengan harga di bawah pasaran.
Program ini diharapkan membantu menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah potensi fluktuasi harga pangan.
Selain GPM, Pemkot Semarang terus menggulirkan berbagai inovasi pengendalian harga dan penyediaan pangan, seperti Gerakan Kempling Semar (Ketahanan Pangan Keliling Semarang) dan kerja sama dengan aplikasi Lumpang Semar untuk mempermudah distribusi.
“Semua program ini bagian dari upaya kolektif untuk menghadirkan pangan yang aman, sehat, dan terjangkau,” tambahnya.
3. Konsumsi pangan bergizi

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pemkot Semarang mengajak seluruh pihak untuk menjadikan GPM sebagai momentum memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kita pastikan Semarang selalu siap menghadapi tantangan pangan di masa depan,” tegas Agustina.
Gerakan Pangan Murah juga diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan bergizi dan seimbang. Pemkot Semarang, lanjutnya, berjanji untuk terus menghadirkan program-program prorakyat yang tidak hanya menjaga stabilitas harga, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warganya.