Masuki Era Energi Hijau, PLN Serap Listrik 5 MW dari PLTSa Surakarta 

PLTSa produksi listrik ramah lingkungan mulai Desember 2022

Surakarta, IDN Times -  Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo akan mulai beroperasi pada Desember 2022. PT PLN (Persero) pun siap menyerap listrik sebesar 5 megawatt (MW) dari PLTSa tersebut demi memasuki era energi hijau. 

1. PLN akan serap listrik dari 3 PLTSa

Masuki Era Energi Hijau, PLN Serap Listrik 5 MW dari PLTSa Surakarta Menteri ESDM, Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka meninjau PLTSa di TPA Putri Cempo Surakarta, Rabu (26/1/2022). (dok. PLN UID Jateng dan DIY)

Pembangkit listrik ramah lingkungan berbasis sampah terbesar di Jawa Tengah inipun akan menjawab tantangan Indonesia sebagai upaya berkontribusi dalam pengurangan emisi pada perhelatan G20. Sehingga, bauran energi baru terbarukan (EBT) dapat meningkat dan untuk mencapai target net zero emission pada 2060.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, pembangunan PLTSa Surakarta merupakan bagian dari program pemerintah yang menargetkan pengoperasian 12 PLTSa di seluruh Indonesia. Amanat ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018, tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, untuk mendorong pemanfaatan energi bersih dan terbarukan.

"Sehingga kami mendorong agar PLTSa di Surakarta ini bisa segera selesai dengan target yang sudah direncanakan. Nantinya PLTSa ini akan menjadi benchmark bagi 10 lokasi lainnya," ungkapnya saat meninjau PLTSa di TPA Putri Cempo Surakarta, Rabu (26/7/2022).

Selain PLTSa Surakarta ini, PLN juga sudah berkontrak dengan 2 PLTSa lainnya. Pertama, PLTSa Benowo di Surabaya sudah COD di bulan Maret tahun lalu. Kedua, PLTSa di Jakarta yaitu PLTSa Sunter juga sedang dalam tahap pemenuhan prasyarat kontrak.

Baca Juga: Si Molis Wara-Wiri Bantu Jemput Rezeki, Bikin Senyum Ojol dan UKM Makin Berseri

2. Sampah akan menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan

Masuki Era Energi Hijau, PLN Serap Listrik 5 MW dari PLTSa Surakarta Ilustrasi sampah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Keberadaan PLTSa ini tidak hanya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, tapi juga akan memproduksi listrik ramah lingkungan serta mengurangi tumpukan sampah rumah tangga.

"Sampah memiliki nilai tambah apabila dapat diubah menjadi energi yang aman dan efisien. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan untuk pemenuhan pasokan energi nasional serta turut mendukung transisi energi dan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca," tutur Arifin.

PLTSa Surakarta berkapasitas 5 MW ini akan menggunakan bahan bakar sampah yang dikelola oleh masyarakat. Memanfaatkan teknologi gasifikasi plasma, sampah rumah tangga yang menjadi masalah lingkungan bisa diolah menjadi bahan baku listrik yang ramah lingkungan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, meskipun melalui proses pembakaran, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar. Sebab, gas yang dihasilkan dari proses ini bebas dari bahan kimia maupun kandungan lainnya yang berbahaya.

3. Proyek PLTSa Surakarta telan dana Rp 330 miliar

Masuki Era Energi Hijau, PLN Serap Listrik 5 MW dari PLTSa Surakarta Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Putri Cempo Surakarta, Jawa Tengah. (dok. PLN UID Jateng dan DIY)

"Pembangunan PLTSa Surakarta adalah salah satu yang paling urgent dan menjadi fokus perhatian kami dalam jangka pendek. Sebab, melalui proyek ini menjadi langkah dalam mencapai net zero emission di 2060 mendatang," katanya.

Untuk diketahui, konstruksi proyek PLTSa ini senilai Rp 330 miliar dan sudah mencapai 67,84 persen. Adapun, ditargetkan pembangkit yang berada di TPA Putri Cempo Surakarta ini sudah bisa beroperasi secara penuh pada Desember 2022.

Darmawan menjelaskan, pihaknya dan pengembang PLTSa Putri Cempo yaitu PT Solo Citra Metro Plasma Power sebelumnya telah menyepakati harga jual beli listrik sebesar 13,35 sen dolar AS per kwh atau setara Rp 1.800 per kWh. Sebagai pembeli, PLN siap menyerap listrik untuk disalurkan ke masyarakat luas.

4. Pemkot Surakarta dukung dari sisi pengadaan lahan

Masuki Era Energi Hijau, PLN Serap Listrik 5 MW dari PLTSa Surakarta Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Putri Cempo Surakarta, Jawa Tengah. (dok. PLN UID Jateng dan DIY)

"Kami akan all-out dalam mendukung sisi teknis dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan PLTSa. Sebab, pembangunan PLTSa di berbagai tempat ini adalah tonggak sejarah kedigdayaan energi lokal ke depan. Dari yang sebelumnya pembangkit-pembangkit berbasis fosil, akan menjadi berbasis energi baru terbarukan yang akan mampu memberdayakan masyarakat sekitar," tandasnya.

Sementara, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan, melalui PLTSa ini pihaknya mampu mengolah 545 ton sampah per hari untuk didistribusikan ke pembangkit ini. Dengan menggunakan incinerator, energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut untuk menggerakan generator yang kemudian menghasilkan listrik.

"Kami memberikan dukungan penuh dari sisi pengadaan lahan sehingga proyek ini bisa segera selesai. Sebab, PLTSa ini juga menjadi pilot project Pemkot agar juga bisa menciptakan lingkungan yang sehat khususnya di wilayah Kota Surakarta," katanya.

Baca Juga: 750 Rumah Warga Miskin di Jateng Tak Perlu Nyambung Listrik Tetangga 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya