Sudah 1.207 Pertashop di Jateng dan DIY, Mau Investasi? Ini Rinciannya

Nilai investasi Pertashop mulai Rp250 juta

Semarang, IDN Times - Jangkauan outlet penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertashop di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) makin luas hingga kawasan pedesaan dan pelosok. Sejak Maret 2020 hingga 3 Juni 2022, sebanyak 1.207 Pertashop sudah dibangun untuk melayani masyarakat di dua provinsi tersebut.

1. Ada 69 titik Pertashop di Cilacap

Sudah 1.207 Pertashop di Jateng dan DIY, Mau Investasi? Ini RinciannyaMobil tangki Pertamina mensuplai BBM di Pertashop Desa Bumijaya. (dok. Pertamina MOR IV)

Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho mengatakan, sebanyak 1.207 Pertashop itu tersebar di Jawa Tengah dan DIY.

“Angka itu terbagi sebanyak 1.082 titik di wilayah Jawa Tengah dan 125 titik di wilayah DIY. Kami mencatat daerah dengan pendirian Pertashop terbanyak ada di Kabupaten Cilacap sebanyak 69 titik. Kemudian diikuti dengan Kabupaten Brebes sebanyak 61 Pertashop dan Kabupaten Wonogiri sebanyak 56 Pertashop,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga: Puncak Arus Balik, Konsumsi BBM di Jateng Diprediksi Naik 45 Persen 

2. Usung program OVOO untuk pendirian Pertashop

Sudah 1.207 Pertashop di Jateng dan DIY, Mau Investasi? Ini RinciannyaIlustrasi penyaluran BBM melalui Pertashop. Dok. Pertamina MOR IV

Brasto menyebutkan, sejak pertama kali berdiri, Pertashop telah berkembang cukup pesat dari semula ada 104 titik pada akhir tahun pertama pendiriannya di tahun 2020, kemudian pada akhir tahun 2021 bertambah menjadi 931 Pertashop. Kemudian, berlanjut hingga saat ini di jelang pertengahan tahun 2022 sudah mencapai 1.207 titik Pertashop.

“Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan komitmen Pertamina dan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan energi yang berkualitas. Tidak hanya di kawasan perkotaan saja, tapi juga merata hingga pelosok pedesaan,” katanya.

Sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) sebagaimana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop. Kemudian, untuk mempercepat pencapaian tersebut, Pertamina bekerjasama dengan menggandeng sejumlah pihak terkait.

“Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Himpunan Bank Negara (Himbara), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), hingga para pengusaha lokal maupun pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” jelas Brasto.

3. Bisa peroleh keuntungan Rp 850 per liter

Sudah 1.207 Pertashop di Jateng dan DIY, Mau Investasi? Ini RinciannyaOperator Pertashop menyapa pengendara sepeda motor yang hendak mengisi BBM. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Pertamina masih membuka kesempatan investasi bagi para pengusaha maupun lembaga usaha seperti Bumdes untuk menjalankan usaha Pertashop.
Brasto menjelaskan, Pertashop telah menjadi salah satu model usaha baru yang memberikan multiplier effect (efek pengganda), khususnya bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.

“Dengan hadirnya Pertashop, tidak hanya masyarakat semakin dimudahkan dalam memperoleh BBM, tapi juga menjadi ladang usaha yang menguntungkan bagi pengusaha lokal serta membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.

4. Rincian kategori invetasi Pertashop

Sudah 1.207 Pertashop di Jateng dan DIY, Mau Investasi? Ini RinciannyaDok. PT Pertamina

Ada tiga kategori investasi Pertashop mulai dari terendah hingga tertinggi. Yaitu Gold, Platinum, dan Diamond. Beberapa syarat utama untuk pendirian usaha Pertashop, di antaranya memiliki lahan dengan ukuran minimal 210 meter persegi, lahan tersebut berada di lokasi strategis yang bisa dilalui mobil tangki BBM, dan tersedia jaringan listrik.

“Nilai investasi Pertashop dimulai dari kisaran angka Rp250 juta, yaitu untuk kategori Gold (di luar tanah, biaya pondasi, dan infrastruktur pendukung). Dari investasi tersebut investor akan memperoleh paket instalasi Pertashop sesuai standar Pertamina dengan kapasitas penyaluran produk BBM sebesar 3 kiloliter (KL) untuk produk BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Dexlite,” jelasnya.

Kemudian, investor juga akan mendapat keuntungan dengan menjual BBM setara harga jual yang setara dengan SPBU, yaitu senilai Rp850 untuk setiap liter. Adapun, proyeksi keuntungan rata-rata minimal 400 liter setiap harinya.

Baca Juga: Sepanjang 2021, Perluasan Pertashop di Jateng dan DIY Capai 931 Unit 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya