Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi Jateng

Angkanya melampaui nasional dan kawasan Jawa

Semarang, IDN Times - Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada triwulan III tahun 2019 mencapai Rp351,48 triliun, atau berhasil mencatatkan pertumbuhan 5,66 persen (yoy/ year on year).

Angka pertumbuhan tersebut melampaui angka pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi Kawasan Jawa.

Baca Juga: Hore, Mahasiswa PTS di Jawa Tengah dapat Beasiswa Bank Indonesia

1. Lebih tinggi dari triwulan II

Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi JatengIDN Times/Dhana Kencana

Angka pertumbuhan ekonomi di triwulan III itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II di tahun yang sama, yang tercatat hanya sebesar 5,56 persen (yoy). Capaian tersebut masih dalam rentang proyeksi Bank Indonesia (BI), yang memperkirakan pertumbuhan triwulan III 2019 berada pada kisaran 5,3-5,7 persen.

Adapun capaian angka pertumbuhan tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen (yoy) dan pertumbuhan ekonomi Kawasan Jawa sebesar 5,56 persen (yoy).

2. Ada tiga komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi

Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi JatengANTARA FOTO/Jojon

Ditinjau dari sisi pengeluaran, BI mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah terjadi pada semua komponen, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Kelompok Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,51 persen (yoy).

Di posisi kedua terdapat komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) yang tumbuh sebesar 6,23 persen (yoy). Pertumbuhan terbesar ketiga ada di komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,49 persen (yoy).

3. Ekspor impor Jateng melambat

Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi JatengANTARA FOTO/Ampelsa

Konsumsi Rumah Tangga sebagai komponen terbesar dalam PDRB pengeluaran, pertumbuhannya melambat menjadi 4,18 persen (yoy) dari triwulan II 2019 yang mencapai 5,16 persen (yoy).

Survei Konsumen Bank Indonesia turut mengonfirmasi perlambatan tersebut dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 136,55 pada triwulan III 2019 yang lebih rendah dari IKK triwulan II 2019 sebesar 140,31.

Perlambatan juga terjadi pada Ekspor Jawa Tengah yang tumbuh sebesar 5,43 persen (yoy), menurun dibandingkan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 5,93 persen (yoy). Perlambatan itu dipengaruhi perlambatan ekonomi yang terjadi di negara-negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China.

Impor Jawa Tengah juga mengalami perlambatan dari 3,30 persen (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 2,31 persen (yoy) pada triwulan III 2019.

4. Industri pengolahan di Jateng tumbuh subur

Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi JatengPixabay.com/777546

Kontribusi yang paling signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah adalah Lapangan usaha (LU) utama Jawa Tengah pada sektor Industri Pengolahan, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor, serta Konstruksi.

Pada triwulan III 2019, LU Industri Pengolahan mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,18 persen (yoy), tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya 3,67 persen (yoy). Hal itu diiringi peningkatan konektivitas melalui Tol Trans Jawa maupun membaiknya penyaluran kredit modal kerja.

LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat mengalami perlambatan sebesar 1,62 persen (yoy). Hal itu diperkirakan BI karena adanya fenomena El-Nino yang menyebabkan musim kemarau 2019 lebih kering daripada tahun 2018, sehingga dampak kekeringan lebih besar dibanding musim kemarau 2018. Musim kemarau berpotensi berpengaruh pada penurunan produktivitas tanaman padi dan hortikultura.

Sedangkan, kinerja LU Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor tumbuh relatif stabil, yaitu sebesar 6,68 persen (yoy).

5. Banyak kedai makan dan minum pengaruhi pertumbuhan

Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi Jatenginstagram.com/orizahotels

Apabila dilakukan pengamatan pada seluruh LU, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 18,84 persen (yoy). Pertumbuhan tinggi pada kategori tersebut didukung oleh banyaknya kedai makan dan minum baru yang berdiri di Jawa Tengah.

Beberapa kegiatan berskala nasional maupun internasional yang diselenggarakan di Jawa Tengah seperti ASEAN School Games turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Lapangan usaha lain yang turut mencatatkan pertumbuhan tinggi adalah Jasa Perusahaan sebesar 13,53 persen (yoy), serta Informasi dan Komunikasi sebesar 11,52 persen (yoy).

6. Jabar, Jatim, dan Yogyakarta alami perlambatan

Menjamurnya Kedai Makan dan Minum Pengaruhi Kenaikan Ekonomi JatengIDN Times/Uni Lubis

Dengan melihat realisasi pertumbuhan triwulan III 2019 yang menunjukkan peningkatan, Bank Indonesia memperkirakan kinerja perekonomian Jawa Tengah untuk keseluruhan tahun 2019 akan mengalami perbaikan dibandingkan 2018.

BI memperkirakan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2019 secara keseluruhan tumbuh pada rentang 5,3-5,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2018 yang sebesar 5,32 persen (yoy).

Selain Jawa Tengah, dari catatan resmi BI yang diterima IDN Times, Provinsi Banten dan DKI Jakarta mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sementara Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan D.I. Yogyakarta mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.

Baca Juga: BI Mengajar, Sarana Ampuh Genjot Literasi Mahasiswa soal Bank Sentral 

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya