Jelang Imlek 2020 Penjualan Daging Babi di Semarang Laris Manis

Turun drastis jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

Semarang, IDN Times - Matahari hampir diatas ubun-ubun saat Hwa Zing sibuk mengemasi barang dagangannya, di sudut lapak Pasar Gang Baru, kawasan Pecinan, Kota Semarang, Jumat (17/1). Di meja dagangannya, bisa dikatakan daging babi yang ia jual sejak pagi, laris manis. 

Pria peranakan Thionghoa ini mengaku saban hari ia menjual lima ekor daging babi berbagai bentuk untuk dikonsumsi saat Imlek.  

"Hampir setiap hari laku lima ekor babi. Sekilonya saya jualnya Rp75 ribu," katanya kepada IDN Times. 

Meski begitu penjualan daging babi jelang datangnya tahun baru China tak seramai seperti dulu. 

1. Pedagang jual daging babi Rp75 ribu per kilo

Jelang Imlek 2020 Penjualan Daging Babi di Semarang Laris ManisIlustrasi babi hutan (IDN Times/ Ayu Afria)

Daging babi dagangannya selalu ludes diserbu para pembeli sejak tiga hari terakhir. Satu ekor setara dengan 80-100 kilogram. 

Para pelanggannya biasanya berburu daging babi untuk diolah jadi ragam masakan khas Thionghoa. Namun, tak jarang pula ada yang sengaja memborong untuk dijadikan sesaji di dalam klenteng. 

"Kalau yang lagi dicari sekarang, banyak yang nyari samcan atau bagian perut babi. Biasanya dibikin babi panggang, kecap dan masakan lainnya saat puncaknya Imlek," akunya. 

Baca Juga: 15 Kata Bahasa Inggris Ini Bertemakan Imlek lho, Sudah Tahu Belum?

2. Saat ini jarang warga Pecinan sembahyang ke klenteng

Jelang Imlek 2020 Penjualan Daging Babi di Semarang Laris Manis

Menurutnya daging babi sejak lama jadi buruan utama warga peranakan Thionghoa saat Imlek. 

Namun diakuinya saat ini penjualan daging babi di Pasar Gang Baru terus mengalami penurunan seiring adanya perubahan perilaku warga Thionghoa sejak 10 tahun terakhir. 

Ia mengungkapkan zaman dulu masih banyak orang tua yang datang ke klenteng sembari membawa sesaji dari olahan daging babi. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan tersebut mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda yang tinggal di Pecinan. 

Mereka justru memilih beribadah ke gereja ketimbang ke klenteng dengan alasan lebih simpel. 

"Makanya karena yang sembayang di klenteng sekarang makin sedikit, jadinya yang beli daging babi juga mengalami penurunan. Sekarang gak ada lagi anak muda yang ke klenteng. Pada maunya ke gereja," bebernya. 

3. Pedagang daging babi di Pecinan Semarang tinggal 20 orang

Jelang Imlek 2020 Penjualan Daging Babi di Semarang Laris Manis

Alhasil, kondisi ini membuat jumlah pedagang daging babi pun tinggal 20 orang. "Paling banter yang beli dari restoran-restoran. Sisanya cuma orang-orang tua yang masih sering ke klenteng," imbuhnya. 

Sedangkan Han, seorang pedagang daging babi lainnya mengatakan menjelang Imlek ia bisa menjual dua ekor. 

"Hari ini sudah habis dua ekor. Ini sisanya cuma ada hati sama jeroannya saja," terangnya. 

Baca Juga: 5 Cara Membedakan Daging Sapi, Babi, dan Ayam biar Gak Salah Pilih

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya