5 Hal yang Paling Dikhawatirkan Orangtua saat Membesarkan Anak

- Orang tua khawatir anak tidak mencapai potensi terbaiknya, baik dalam bidang akademik, olahraga, bakat, finansial, atau lainnya.
- Ketakutan terhadap kesehatan anak baik fisik maupun mental menjadi perhatian utama orang tua dalam membesarkan anak.
- Anak-anak yang mulai mandiri di sekolah dan pengaruh negatif dari era digital seperti cyberbullying dan kecanduan gadget juga menjadi kekhawatiran orang tua.
Menjadi orangtua di setiap zaman, sudah pasti memiliki tantangan yang berbeda. Selain kesanggupan untuk menjalankan peran tanggung jawab, penting juga loh memberikan bekal masa depan yang baik untuk anak. Banyaknya tanggung jawab yang dipikul tak jarang bikin orang tua jadi overthinking, terutama orangtua muda atau yang baru mulai menjadi orangtua. Ditambah, media informasi seringkali menyajikan berita-berita kasus kenakalan anak dan remaja, beratnya tantangan hidup yang harus mereka hadapi, dan sebagainya.
Dalam artikel ini, kita akan mengenal lima hal yang paling sering dikhawatirkan orangtua ketika membesarkan anak. Supaya orangtua lebih memahami bahwa ketakutan ini adalah sesuatu yang wajar dan orangtua bisa mengetahui bagaimana mengatasi ketakutan tersebut.
1. Takut tidak bisa membimbing anak mencapai potensinya

Salah satu ketakutan yang paling umum dihadapi orangtua adalah mereka khawatir kalau anak-anaknya tidak mencapai potensi terbaiknya. Bagi beberapa orangtua yang begitu memperhatikan hal ini, mereka benar-benar memastikan anak-anak merea berhasil dalam berbagai bidang, baik itu akademik, olahraga, bakat, finansial, atau yang lainnya. Mereka khawatir kalau anak mereka tidak mendapatkan cukup kesempatan untuk mencapai keterampilan tersebut, terlebih untuk menhadapi masa depan yang kompetitif.
Selain ketakutan terhadap anak-anaknya, beberapa orangtua juga mempertanyakan kepada diri mereka sendiri, apakah mereka sudah cukup memberikan dukungan yang tepat agar anak-anak mereka berkembang? Apakah mereka sudah menjadi support system bagi anak-anaknya? Sebua ketakutan yang wajar jika orangtua khawatir tak cukup mampu memberikan anak mereka pendidikan yang memadai. Kabar baiknya, dewasa ini banyak ilmu-ilmu parenting maupun konten-konten edukatif yang bisa membantu orangtua mengatasi ini. Sehingga orangtua bisa mendapatkan tips yang berguna untuk mengatasi kekhawatiran tersebut.
2. Takut anak menghadapi masalah kesehatan

Masalah kesehatan, baik itu fisik maupun mental, juga menjadi salah satu ketakutan terbesar orangtua dalam membesarkan anak. Bagi orangtua, kesehatan anak-anak sangatlah penting. Maka dari itu, tak heran jika orangtua sangat berupaya menjaga kesehatan anak-anak mereka, bahkan menyiapkan fasilitas yang mendukung kesehatan tersebut. Orang tua rela mengalokasikan sebagian dari pendapatan mereka untuk membeli bahan makanan yang bergizi, vitamin, produk kesehatan, bahkan polis asuransi kesehatan untuk menjamin anak-anak mereka.
Jika orangtua protektif terhadap kesehatan dan keselamatan anak-anaknya, maka itu adalah hal yang wajar. Ketakutan orangtua tentang kesehatan anaknya biasanya berupa rasa cemas mengenai penyakit serius, kecelakaan, atau masalah kesehatan mental yang mungkin muncul di masa depan. Meski demikian, kekhawatiran sebaiknya tidak sampai mengganggu pikiran, ya. Orangtua dapat mencari sumber informasi yang tepat agar kekhawatiran tentang kondisi kesehatan anak ini jangan sampai mengganggu. Selain itu, orangtua juga sebaiknya melibatkan profesional seperti dokter ketika anak mengalami gangguan kesehatan, daripada mencari sumber yang tak valid dan menimbulkan kecemasan terus-menerus.
3. Takut anak nggak mampu menghadapi tekanan sosial

Kekhawatiran yang satu ini biasanya mulai muncul ketika anak masuk usia sekolah dasar. Saat anak mulai diharuskan untuk mandiri dan mampu menangani situasi di sekolah sendirian tanpa bantuan orangtua. Kita semu atahu bahwa anak-anak memang harus berhadapan dengan berbagai tekanan dari teman sebaya atau dikenal dengan istilah peer pressure. Mau sekolah sebagus dan seketat apapun, hal-hal semacam ini rasanya agak sulit untuk dihindari, ya. Apalagi di era digital seperti sekarang, anak-anak nggak cuma berinteraksi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Makanya, nggak heran kalau banyak terjadi cyberbulling, FOMO (Fear of Missing Out) hanya demi untuk mendapatkan validasi atau mengikuti tren, serta pengaruh-pengaruh buruk lainnya.
Ketidak mampuan orangtua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka selama dua puluh empat jam penuh seringnya menimbulkan kekhawatiran. Apa saja sih kekhawatiran yang paling umum? Biasanya, tentang adaptasi dengan lingkungan sosial, mengatasi konflik yang terjadi di sekolah atau lingkungan di mana anak berada, atau pergaulan. Kalau begitu, apa yang bisa orangtua lakukan? Cara yang paling sederhana adalah dengan membangun komunikasi bersama anak. Pastikan orangtua dan anak saling terbuka tentang emosi mereka serta berkomunikasi secara aktif. Sehingga, jika anak terindikasi mengalami masalah, orangtua bisa mengetahui dan menanganinya dengan segera.
4. Takut anak terjebak dalam pengaruh dunia digital

Masalah yang satu ini tentu nggak bisa lepas dari kehidupan anak saat ini. Era digital tentu saja membawa serta dampak teknologi dan media sosial terhadap anak-anak. Adanya potensi kecanduan gadget, paparan konten negatif (bahkan konten yang diakses tidak sesuai dengan usia anak), serta masalah privasi dan jebakan keamanan di dunia maya adalah beberapa risiko yang tak bisa dihindari.
Orangtua sekarang tak hanya khawatir kalau anak-anak mereka terlalu banyak menghabiskan waktu bersama gadget mereka, tetapi juga dampak psikologis dari penggunaan gadget itu sendiri. Berapa banyak masalah kesehatan mental yang sekarang ini muncul akibat kehidupan di dunia digital yang begitu rentan? Oleh karena itu, penting bagi orangtua selalu mengawasi penggunaan gadget pada anak-anak. Lakukan pengecekan secara rutin, tentukan batasan waktu penggunaan, serta pengawasan pada konnten-konten apa yang boleh mereka akses. Dan yang terpenting, lakukan secara konsisten dan disiplin, ya.
5. Takut tidak bisa memberikan pendidikan yang cukup

Dari semua masalah yang ada, masalah pendidikan mungkin adalah adalah kekhawatiran yang paling besar bagi orangtua. Banyak orangtua yang begitu selektif dalam menentukan sekolah bagi anak-anak mereka. Bahkan tak jarang orangtua memberikan pendidikan tambahan di luar sekolah seperti les atau kursus. Orangtua khawatir anak-anak mereka tak mendapatkan nilai bagus di sekolah atau prestasi yang tak cukup baik. Namun, satu hal yang perlu orangtua pahami adalah jangan sampai membebani anak dengan terlalu banyak beban akademik.
Sebaiknya, orangtua dapat berusaha untuk mencari tahu minat dan bakat anak, serta mengarahkannya sesuai dengan minat dan bakat tersebut. Dengan arahan yang sesuai, anak akan bahagia, orangtua pun tidak stres karena harus menghadapi 'drama' prestasi.
Tentu saja, lima hal yang dijabarkan di atas adalah bentuk kekhawatiran paling umum yang dihadapi orangtua. Di luar daripada itu, ada banyak bentuk kekhawatiran lainnya yang terjadi. Ingat, semua itu adalah wajar selama orangtua tidak menjadikannya beban pikiran yang berlebihan. Jika orangtua merasa penat akan ketakutan tersebut, cobalah mencari komunitas atau berbagi dengan sesama orang tua. Terkadang, beban yang berat menjadi lebih ringan dengan berbagi. Selain itu, bukankah orangtua bisa saling berbagi pengalaman dan solusi yang mungkin bisa diterapkan dalam menghadapi kekhawatiran tersebut.