Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ekonomi Sirkular Jadi Pilar, Blibli Tiket Makin Berkibar

Ilustrasi pengguna saat mengakses e-commerce Blibli. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Blibli Tiket memimpin keberlanjutan dengan teknologi canggih dan pendekatan ekonomi sirkular
  • Perusahaan mengurangi dampak lingkungan dengan AI, kemasan ramah lingkungan, dan program Packaging Take-back
  • Komitmen Blibli Tiket terbukti dengan peningkatan daur ulang limbah, penanaman pohon, dan kontribusi pada ekonomi sirkular

Di tengah perubahan global yang cepat dan disrupsi di berbagai sektor, banyak perusahaan berjuang mengikuti laju perkembangan ekonomi, sosial, dan teknologi. Namun, Blibli Tiket, bagian dari PT Global Digital Niaga Tbk, memilih menjadi pionir dalam menghadapi tantangan tersebut. 

Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan aksi nyata, mereka mengambil langkah berani untuk memimpin dalam keberlanjutan.

Komitmen terhadap Keberlanjutan

hief Operating Officer (COO) dan Co-Founder Blibli Tiket, Lisa Widodo saat memberikan sambutan di Media Gathering and Exhibition "Langkah Membumi" by Blibli Cinta Bumi. (dok. Blibli)

Dalam Laporan Keberlanjutan 2023, Blibli Tiket menegaskan komitmennya untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan sambil memastikan kesejahteraan bagi seluruh pemangku kepentingan dan lingkungan. Melalui berbagai inisiatif, perusahaan tidak hanya mengikuti tren teknologi, tetapi juga menerapkan tata kelola yang bertanggung jawab dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

"Kami percaya bahwa keberlanjutan adalah kunci untuk masa depan yang lebih cerah. Melalui inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan sinergi dalam ekosistem omnichannel kami, kami mampu memberikan dampak positif, tidak hanya bagi bisnis, tetapi juga bagi masyarakat luas," kata Chief Operating Officer (COO) dan Co-Founder Blibli Tiket, Lisa Widodo dalam pesannya di laporan tersebut.

Salah satu sorotan utama dari laporan tersebut adalah implementasi kecerdasan buatan (AI) di seluruh ekosistem omnichannel terpadu Blibli Tiket.

AI digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan kemasan ramah lingkungan dan meningkatkan efisiensi rantai pasok di seluruh omnichannel yang telah terintegrasi di seluruh Indonesia. Adapun, jumlah omnichannel tersebut per akhir Juni 2024 mencapai 185 toko fisik elektronik konsumen, 62 gerai supermarket premium, dan 30 Dekoruma Experience Center.

Dengan bantuan AI, perusahaan berhasil mengurangi penggunaan bahan kemasan hingga 21 persen per pesanan dan mempercepat identifikasi produk rusak, yang menurunkan emisi dari proses retur. Selain itu, AI membantu meningkatkan kepuasan pelanggan melalui prediksi perilaku belanja yang lebih akurat dan responsif.

"Inovasi teknologi bukan hanya tentang kemajuan bisnis, tetapi juga bagaimana kami bisa lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan AI, kami memberikan pengalaman belanja yang lebih mulus sekaligus mengurangi jejak karbon," tambah Lisa.

Mengadopsi Ekonomi Sirkular dan Pengelolaan Limbah

Penanaman mangrove di pesisir Kota Semarang dari program Program Packaging Take-back. (IDN Times/Dhana Kencana)

Selain teknologi, Blibli Tiket juga mengadopsi pendekatan ekonomi sirkular untuk mengurangi dampak lingkungan. Menurut laporan Accenture (2015), ekonomi sirkular dapat membuka peluang ekonomi senilai USD 4,5 triliun pada tahun 2030 melalui penghematan biaya bahan, peningkatan produktivitas, dan inovasi produk. 

World Economic Forum (2014) ikut melaporkan jika perusahaan yang menerapkan praktik daur ulang dan penggunaan kembali material dapat menghemat biaya material hingga 70 persen.

Benar saja. Pada tahun 2023, Blibli Tiket berhasil meningkatkan proporsi limbah yang didaur ulang dari 49 persen menjadi 59 persen. Penggunaan kemasan ramah lingkungan, seperti kardus bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) dan bahan daur ulang, kini mencapai 94,8 persen.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk terus mengurangi jejak karbonnya. Emisi dari kegiatan operasional berkurang signifikan melalui inisiatif seperti efisiensi energi dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.

"Ekonomi sirkular adalah masa depan. Kami percaya bahwa dengan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang melalui program Packaging Take-back, kami bisa menciptakan dampak signifikan. Yang terpenting, kami melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam perjalanan ini, dari karyawan hingga mitra bisnis," jelas Lisa.

Untuk diketahui, program Packaging Take-back merupakan inisiatif nyata perusahaan yang bertujuan untuk memberikan edukasi serta melibatkan pelanggan, mitra rantai pasok, dan karyawan dari Blibli, tiket.com, dan Ranch Market dalam menjaga kelestarian lingkungan. 

Sejak diluncurkan pada tahun 2021, program tersebut telah berhasil mengumpulkan sebanyak 80.000 sampah kemasan. Selain itu, program itu juga mendukung pengolahan 4 ton sampah plastik menjadi berbagai produk seperti kaos, tas, laptop sleeve, pouch, dompet, tote bag, dan phone holder.

Penanaman 3.000 bibit mangrove di Semarang Program Packaging Take-back. (IDN Times/Dhana Kencana)

Melalui program tersebut, sebanyak 8.000 pohon telah ditanam di tiga lokasi berbeda, yakni:

  • Tahun 2021: 1.000 bibit pohon ditanam di Rembang, Jawa Tengah
  • Tahun 2022: 3.000 bibit mangrove ditanam di Banjir Kanal Timur, Tambakrejo, Semarang
  • Tahun 2023: 4.000 bibit mangrove ditanam di Pantai Mangunharjo, Semarang.

Program Packaging Take-back mendorong keberlanjutan lingkungan dengan mengonversi 10 sampah kemasan menjadi 1 bibit pohon. Untuk setiap sampah kemasan yang dikembalikan, pelanggan akan mendapatkan 100 poin Blibli Tiket Rewards, yang dapat digunakan di Blibli, tiket.com, Ranch Market, dan Hello Store.

"Semua inisiatif ini kami lakukan untuk mendukung efisiensi sumber daya, pengelolaan sampah, dan pengurangan emisi karbon," tegas Lisa.

Pentingnya Kolaborasi dan Perubahan Mindset

ilustrasi blibli (IDN Times/Besse Fadhilah)

Gagasan ekonomi sirkular yang diterapkan Blibli Tiket menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang masih menjadi isu serius di dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah per tahun, dengan tingkat daur ulang yang masih rendah, sekitar 10 persen.

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM sekaligus pakar ekonomi sirkular, Luluk Lusiantoro, S.E., M.Sc., Ph.D., dalam laman resminya menekankan pentingnya mengubah mindset semua pihak dalam mengelola sampah.

"Ketika berbicara soal sampah, perlu dilihat dari perspektif sistem. Tidak hanya tentang sampah di jalanan atau TPA, tetapi bagaimana pengelolaan dan output-nya sehingga tidak menyisakan sampah lagi," jelasnya di Kampus FEB UGM, Kamis (21/3/2024).

Luluk menjelaskan bahwa makna dari ekonomi sirkular adalah sampah yang dihasilkan dari konsumsi kembali ke produksi, sehingga tidak ada sampah yang terbuang. Hal itu bisa dimulai dengan memilah sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dari sumbernya, baik di level rumah tangga maupun industri, termasuk oleh perusahaan seperti Blibli Tiket.

"Jika ingin dikelola dengan baik, harus memilah sampah dari sumbernya; itu dasar utamanya," tuturnya.

Lebih lanjut, ia juga menekankan perlunya edukasi dan insentif untuk mendorong perubahan perilaku dalam memilah sampah, baik di rumah tangga maupun industri. Menurutnya, dari perspektif ekonomi sirkular atau rantai pasok, sistemnya tidak hanya tentang pengelolaan sampah, tetapi juga tanggung jawab produsen atas sampah yang dihasilkan produknya.

"Produsen bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan bahkan setelah produk dikonsumsi oleh konsumen, mengembalikannya ke sistem produksi," aku Luluk.

Bambang Brodjonegoro dalam Diskusi "RAPBN 2024/2025, Modal Pemerintahan Prabowo" by IDN Times di Gedung IDN HQ pada Jumat (16/8/2024). (IDN Times/Jihan A'liifah)

Pakar Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional, yang juga mantan Menteri Keuangan, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., menyatakan bahwa dunia saat ini gencar menyoroti keberlanjutan dalam segala aspek. Salah satunya mengenai ekonomi sirkular.

Dalam ekonomi sirkular, nilai dan umur suatu produk dimaksimalkan untuk mencegahnya berakhir sia-sia di TPA melalui tahapan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery).

"Ekonomi sirkular tidak hanya memberikan kesempatan untuk aktivitas ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan, tetapi juga membawa dampak langsung dalam penciptaan pendapatan dan lapangan kerja," ujarnya dalam acara Mechanical Talks M-Fest 2021 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB di Aula Barat ITB Kampus Ganesha, Sabtu (4/5/2024).

Strategi tersebut selaras dengan potensi manfaat yang besar bagi Indonesia pada tahun 2030 dilihat dari aspek People dan Planet. Bappenas mencatat beberapa manfaat, di antaranya adalah penciptaan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk 75 persen di antaranya untuk kaum perempuan (People). Dari sisi aspek Planet (lingkungan), ekonomi sirkular diproyeksikan ikut mengurangi timbulan sampah sebesar 18--52 persen, serta pengurangan emisi CO2 sebesar 126 juta ton atau setara dengan 9 persen tingkat keluaran emisi saat ini.

Sementara itu, Head of Environment Unit di UNDP Indonesia, Dr. Aretha Aprilia, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menerapkan konsep ekonomi sirkular. Menurutnya, penerapan kebijakan ekonomi sirkular membutuhkan kerja sama antaraktor dan inisiatif personal untuk mendorong tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

"Diperlukan ruang dialog untuk mendorong kolaborasi implementasi ekonomi sirkular di Indonesia," ujarnya dalam lokakarya Mainstreaming Circular Economy for Transformative and Sustainable Change di auditorium FISIPOL UGM, Senin (6/5/2024).

Dampak Nyata bagi Konsumen

Ilustrasi paket di gudang Blibli (IDN Times/Misrohatun)

Penerapan ekonomi sirkular oleh Blibli Tiket ikut dirasakan langsung oleh konsumen. Fia, ibu rumah tangga di Demak, Jawa Tengah, mengaku terkejut saat menerima barang yang dibelinya dari layanan Blibli Tiket dalam kemasan kardus berbahan daur ulang.

"Biasanya kan kalau paket pakai plastik-plastik. Tapi ini (Blibli) pakai kardus daur ulang, bagus ya. Kebiasaan ini membuat saya jadi lebih peduli soal sampah," ungkap perempuan bernama lengkap Ashfiyatul itu kepada IDN Times, Senin (16/9/2024).

Fia menambahkan, sampah kardus paket tersebut bisa ia berikan kepada pemulung jika tidak bisa menjangkau layanan BES kurir, sehingga ikut memberdayakan mereka.

Layanan BES (Blibli Express Service) merupakan layanan logistik yang dimiliki oleh Blibli untuk mempermudah pengiriman barang bagi para pengguna platform mereka, bagian dari program Packaging Take-back. Salah satu inovasi dari BES adalah inisiatif nya untuk mengelola sampah kemasan paket yang berasal dari pembelian di Blibli.

Inisiasi tersebut berfokus pada pengelolaan kemasan paket dari sisi lingkungan dengan cara mengumpulkan kembali sampah kemasan dari para pelanggan, sebagai bagian dari upaya tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk ekonomi sirkular.

Berdasarkan data United Nations Environment Programme (UNEP), ekonomi sirkular berkontribusi pada pencapaian 12 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Di Indonesia, pemerintah telah mengadopsi SDGs menjadi komitmen nasional sejak September 2015.

Di bagian lain, laporan dari Ellen MacArthur Foundation menyatakan bahwa transisi ke ekonomi sirkular di sektor industri dapat mengurangi emisi gas rumah kaca global hingga 45 persen pada tahun 2050. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya peran perusahaan seperti Blibli Tiket dalam mendukung upaya global mengatasi perubahan iklim.

Langkah-langkah inovatif dan berkelanjutan yang dilakukan Blibli Tiket menunjukkan bahwa dengan visi menjadi ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi yang jelas, teknologi tepat, dan kolaborasi kuat, perusahaan dapat berkontribusi signifikan terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Inspirasi tersebut datang tidak hanya dari pemimpin perusahaan atau pakar, tetapi juga dari konsumen yang merasakan langsung dampaknya.

Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, Blibli Tiket mengajak semua pihak untuk bersama-sama menggerakkan perubahan menuju dunia yang lebih baik. Perjalanan panjang menuju masa depan berkelanjutan dimulai dari langkah nyata hari ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us