Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jateng Bersiap Panen Durian 2,4 Juta Ton, Tapi Gak Semanis Dulu

Ilustrasi buah durian (vecteezy.com/pairhandmade)
Intinya sih...
  • Jawa Tengah prediksi panen raya durian 2,4 ton di awal 2025
  • Puncak panen durian Februari-Maret, produksi naik 26,26 persen dari tahun sebelumnya
  • Durian Jateng hanya dikonsumsi lokal, sedikit yang diekspor

Semarang, IDN Times - Provinsi Jawa Tengah diprediksi akan melakukan panen raya durian sebanyak 2.449.505 kuintal atau setara 2,4 ton pada awal tahun 2025.

Puncak panen raya durian akan berlangsung Februari sampai Maret mendatang. 

Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah, produksi durian tahun ini akan meningkat 26,26 persen atau bertambah 519.874 buah ketimbang kondisi tahun 2024 kemarin. 

Sub Koordinator Kelompok Kerja Tanaman Buah Distanbun Jateng, Kartinah Swasti mengatakan, walaupun akhir Desember dan bulan ini curah hujan meningkat akan tetapi tidak mempengaruhi produktivitas durian di sejumlah sentra penghasil durian. 

"Panen durian tidak terpengaruh hujan tapi buahnya pada rontok. Karena belakangan ini juga sering hujan deras, jadinya pasti rasanya tidak semanis tahun kemarin. Artinya tingkat kemanisannya tentu berkurang," kata Kartinah kepada IDN Times, Jumat (17/1/2025). 

1. Durian Jateng cuma sebatas dikonsumsi

Daging buah durian (pixabay.com/najibzamri)

Ia menjelaskan durian merupakan salah satu buah unggulan asal Jawa Tengah selain alpukat dan kelengkeng.

Sentra durian tersebar di Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Banyumas. 

Meski demikian, berbeda dengan provinsi lainnya, durian yang dipanen para petani Jawa Tengah cenderung dijadikan buah konsumsi masyarakat lokal. 

Kartinah berkata hanya segelintir durian hasil panen petani Jawa Tengah yang layak diekspor. 

"Durian dari Jawa Tengah hanya dikonsumsi warga lokalan. Kalau yang diekspor hanya yang dikemas. Dan yang diekspor gak terlalu banyak," tutur Kartinah. 

2. Produksi durian meningkat 26,26 persen

ilustrasi memilih durian matang (pexels.com/Tom Fisk)

Lebih jauh lagi, masa puncak panen durian tahun ini juga mundur dari perkiraan semula. Apabila awalnya Distanbun memperkirakan puncak panen durian jatuh pada Desember, maka tahun ini puncak panen durian pada Februari dan Maret.

"Masa panennya juga mundur. Sebenarnya panen dimulai Januari, tetapi nyatanya karena buahnya sering rontok kena hujan jadinya mundur jadi puncaknya bulan depan kalau ndak ya pas Maret," sambungnya.

Berdasarkan data yang diolah tim holtikultura Distanbun Jateng, total produksi durian tahun ini diprediksi mencapai 2.499.505 kuintal atau sebanyak 2,4 ton. Jumlah panen durian diprediksi naik 26,26 persen. 

3. Alpukat akan dipanen sebanyak 1,4 juta ton

ilustrasi alpukat (pexels.com/Suraphat Nuea-on)

Sedangkan total produksi alpukat diperkirakan sebanyak 1.497.674 kuintal, total produksi kelengkeng sebanyak 140.157 kuintal. 

Khusus kelengkeng harga yang mulai menanjak adalah varietas kelengkeng kateki yakni sekitar Rp35 ribu per kilogram. Panen kelengkeng, katanya sudah terlihat di Kabupaten Pati.

Kelengkeng dalam setahun bisa dipanen dia kali. "Panen raya kelengkeng nanti bisa menyebar di sebagian besar wilayah Ungaran, Pati Grobogan juga banyak. Lalu Kendal, Brebes," tandasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us