Perang Timur Tengah Pengaruhi Harga Gas, PGN Optimalisasi Agregator

- PGN meningkatkan pasokan LNG untuk menjaga harga gas kompetitif
- Infrastruktur menjadi kunci utama konektivitas gas bumi nasional
- Konflik di Timur Tengah berpengaruh terhadap harga gas, PGN memberikan solusi fleksibel bagi pelanggan
Semarang, IDN Times - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen memperkuat perannya sebagai agregator gas bumi nasional untuk mendukung keberlanjutan industri di Indonesia. Upaya itu bertujuan menjaga ketersediaan gas dengan harga kompetitif sehingga memberikan efek berganda pada perekonomian nasional.
1. Meningkatkan pasokan LNG agar harga kompetitif

Menurut Direktur Utama PGN, Arief S Handoko, terdapat tiga elemen penting dalam menjaga keberlanjutan industri yaitu produksi dan alokasi gas, permintaan dan pemanfaatan, serta kesiapan infrastruktur. PGN bertugas mengintegrasikan ketiga elemen tersebut agar dapat berjalan optimal.
"Sebagai agregator nasional, PGN memastikan pasokan gas lancar dari hulu hingga ke pelanggan melalui infrastruktur pipa sepanjang 31 ribu kilometer serta fasilitas regasifikasi LNG di Arun, Lampung, dan Jawa Barat," kata Arief dilansir keterangan resminya, Jumat (27/6/2025).
Arief mengakui adanya tantangan dalam menjaga harga gas tetap kompetitif, terutama karena penurunan pasokan gas pipa. Sebagai solusinya, sejak Mei 2024, PGN mulai meningkatkan pasokan LNG untuk menyeimbangi kondisi itu.
"Kami terus mengembangkan LNG agar dapat menjadi bagian penting dari portofolio pasokan domestik untuk jangka panjang," ujar Arief.
2. Infrastruktur menjadi kunci utama konektivitas gas

PGN berkomitmen penuh dalam mendukung regulasi pemerintah serta menjaga tata kelola yang baik dan berorientasi pada kepentingan nasional. Menurut Arief, sinergi antara pemerintah, industri hulu migas, infrastruktur, dan pengguna gas merupakan kunci terciptanya ketahanan energi nasional.
Sebagai bagian dari Danantara, PGN diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi pemerintah dalam mengelola rantai bisnis gas bumi nasional secara optimal dan berkelanjutan.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholder terkait untuk menjamin pasokan gas bumi yang stabil dan terjangkau. Kami yakin, sinergi akan mendorong pertumbuhan industri nasional lebih kompetitif dan berkelanjutan," tutup Arief.
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini menegaskan pentingnya pengembangan infrastruktur gas bumi untuk mendukung konektivitas pelanggan. Menurutnya, infrastruktur gas sangat penting untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung transisi energi Indonesia.
"Kami memiliki road map jelas dalam membangun infrastruktur gas bumi secara terintegrasi. Ini memastikan konektivitas gas semakin kuat, mendukung ketahanan energi dan keterjangkauan harga bagi industri," kata Ratih.
3. Konflik di Timur Tengah pengaruhi harga gas

Ratih menambahkan, PGN memberikan berbagai solusi produk dan layanan yang fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan.
"PGN berkomitmen menjadi mitra yang 'willing to share the gain and the pain'. Jika kami mendapatkan pasokan LNG dengan harga rendah, manfaatnya akan kami bagikan kepada pelanggan. Namun, ketika harga pasokan naik, kami juga harus menyesuaikan harga secara kompetitif agar tetap wajar dan terjangkau," jelasnya.
Ratih ikut menekankan, fluktuasi harga minyak global, khususnya akibat kondisi geopolitik Timur Tengah, berpengaruh terhadap harga gas. Oleh karena itu, PGN terus menjaga transparansi komunikasi kepada pelanggan agar mereka mendapatkan sinyal harga yang akurat dan kompetitif.
"Harga kompetitif bagi pelanggan adalah prioritas kami agar penyaluran gas tetap berkelanjutan. Kami selalu memastikan pelanggan mendapat informasi terbaru terkait perkembangan harga dan kondisi pasar global," ungkap Ratih.