Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Saat Cek Kesehatan Menjembatani Kesenjangan Proteksi Pekerja Transportasi

Screenshot 2025-10-19 at 23.01.09.png
Sejumlah awak bus PT Banyumas Raya Transportasi di Pool Terpadu Trans Banyumas mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang Jasa Raharja adakan bersama Rumah Sakit (RS) Orthopaedi Purwokerto, Rabu (15/10/2025). (Dok. Jasa Raharja)
Intinya sih...
  • Pemeriksaan kesehatan gratis membuka mata para pengemudi terhadap perlindungan finansial yang mereka miliki, namun tidak mereka ketahui.
  • Kegiatan preventif Jasa Raharja mengedukasi pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental saat mengemudi untuk mencegah kecelakaan lalu lintas.
  • Jasa Raharja mengedukasi program pertanggungan wajib yang melindungi penumpang angkutan umum dan korban kecelakaan lalu lintas, serta sinergi dengan fasilitas kesehatan agar santunan dapat dimanfaatkan dalam masa emas penanganan medis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyumas, IDN Times - Di sela waktu persiapan armada, sejumlah awak bus PT Banyumas Raya Transportasi di Pool Terpadu Trans Banyumas mengantre menunggu giliran pemeriksaan kesehatan gratis yang Jasa Raharja adakan bersama Rumah Sakit (RS) Orthopaedi Purwokerto, Rabu (15/10/2025). Pemeriksaan komprehensif itu mencakup pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, kesehatan mata dan umum, hingga konsultasi singkat dengan dokter.

Kegiatan itu tidak sekadar pemeriksaan rutin tetapi malah membuka mata banyak pengemudi terhadap realitas yang selama ini tersembunyi, yakni mereka memiliki perlindungan finansial namun tidak mereka ketahui dan sadari.

Garda Terdepan yang Terlupakan

Kegiatan preventif yang menghadirkan dokter, perawat, dan penyuluh Jasa Raharja itu mendasar. Sebab, para pengemudi angkutan umum menjadi garda terdepan dalam keselamatan transportasi. Kondisi kesehatan mereka memengaruhi langsung keselamatan ratusan penumpang setiap harinya.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mencatatkan angka yang mengkhawatirkan. Sepanjang 2024, kecelakaan lalu lintas merenggut nyawa 26.800 orang. 

Faktor manusia mendominasi penyebab kecelakaan tersebut. Mulai dari kesalahan tidak disengaja, kelalaian, kondisi tidak fit, kelelahan, hingga pelanggaran lalu lintas.

Di balik angka statistik itu, cerita yang jarang terdengar muncul. Yaitu, ribuan keluarga tidak tahu apakah mereka berhak mendapat santunan atau tidak paham bagaimana cara mengeklaimnya.

"Kami menemukan banyak pengemudi yang bahkan tidak tahu apa itu Jasa Raharja, padahal mereka sudah membayar iuran wajib setiap kali perpanjang STNK," kata salah satu penyuluh Jasa Raharja yang hadir dalam kegiatan tersebut.

"Jadi, kami gunakan momentum cek kesehatan ini untuk menjelaskan: kalau terjadi apa-apa, ada jaring pengaman," lanjutnya.

Dalam kegiatan yang berlangsung pukul 08.00—12.00 WIB itu, penyuluh Jasa Raharja mengedukasi awak bus mengenai pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental saat mengemudi sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Mereka tidak hanya membagikan brosur, tetapi juga membawa laptop untuk menampilkan simulasi klaim dengan kasus nyata, di mana seorang pengemudi bus mengalami kecelakaan, siapa yang harus melapor, dokumen apa yang dibutuhkan, berapa lama proses klaim berjalan, dan berapa santunan yang bisa keluarga terima.

Infografis dua program pertanggungan wajib Jasa Raharja. (IDN Times/Dhana Kencana)
Infografis dua program pertanggungan wajib Jasa Raharja. (IDN Times/Dhana Kencana)

Para penyuluh ikut memberikan informasi mengenai dua program pertanggungan wajib Jasa Raharja, yang meliputi:

  1. Asuransi Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Umum (UU Nomor 33 Tahun 1964) yang melindungi penumpang angkutan umum
  2. Asuransi Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga (UU Nomor 34 Tahun 1964) yang melindungi korban kecelakaan lalu lintas, termasuk pengemudi, pejalan kaki, dan pengendara lain.

Kedua program tersebut menjadi jaring pengaman bagi masyarakat untuk memastikan korban kecelakaan lalu lintas mendapatkan santunan dan perlindungan yang layak.

Jasa Raharja sendiri melakukan edukasi tersebut secara konsisten sebagaimana mandatnya sebagai pengelola dana pertanggungan wajib dan dana kecelakaan jalan. Momentum itu sekaligus memperlihatkan sinergi Jasa Raharja dengan fasilitas kesehatan agar santunan dapat dimanfaatkan dalam masa emas (golden period) penanganan medis.

"Sangat terbantu (dengan kegiatan ini). Saya baru tahu kalau keluarga saya juga dilindungi. Selama ini saya kira cuma penumpang," ucap salah satu pengemudi, Adi Priyanto setelah mengikuti sesi edukasi.

Ia mengaku akan membawa pulang brosur itu dan menjelaskan kepada istrinya.

"Setidaknya istri saya tahu harus ke mana kalau saya kenapa-kenapa. Semoga kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan satu tahun dua kali," imbuhnya dengan nada lega.

Staf Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Banyumas Raya Transportasi, Febi menyampaikan aspirasi serupa. Menurutnya, kegiatan preventif bersama Jasa Raharja membantu perusahaannya menjaga keselamatan dan kesejahteraan pekerja, termasuk para awak bus. Sebab, selama ini perusahaan berfokus pada pelatihan teknis mengemudi, tetapi aspek kesehatan dan proteksi finansial sering terabaikan.

"Kalau bisa ditambah dengan pemeriksaan obat-obatan terlarang (narkoba juga). Karena kami sadar, pengemudi yang fit itu bukan cuma soal tekanan darah normal, tetapi juga bebas dari zat terlarang dan kondisi mental yang stabil," katanya, menyadari pentingnya pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan pengemudi benar-benar dalam kondisi laik jalan.

Sebelumnya, Jasa Raharja juga mengadakan kegiatan serupa di Terminal Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (23/10/2025). Layanan tersebut dilakukan melalui Mobil Unit Kecelakaan Lalu Lintas (MUKL) Jasa Raharja bersama tenaga medis dari Tim Dokkes Polda Jawa Tengah.

Sinergi dan Investasi Jangka Panjang

Program pemeriksaan kesehatan gratis bulanan itu tidak semata-mata mengenai pencegahan kecelakaan, tetapi juga membuka percakapan tentang risiko, perlindungan, dan literasi keuangan. Oleh karenanya, kegiatan tersebut bukan sekadar bakti sosial atau program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), melainkan menjadi investasi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem transportasi yang sehat, sekaligus pintu masuk edukasi yang lebih fundamental dalam memperkenalkan konsep perlindungan finansial kepada kelompok yang selama ini paling rentan, yaitu pekerja transportasi.

Direktur Utama PT Banyumas Raya Transportasi, Ipoeng Martha Marsikun berharap, Jasa Raharja meningkatkan spesifikasi kegiatan edukasi dan pemeriksaan tersebut, tidak hanya pemeriksaan tensi, tetapi juga pengecekan kejiwaan bagi pengemudi agar kondisi mereka makin prima.

Ia menambahkan, pihaknya ikut berkolaborasi dengan Jasa Raharja untuk membumikan literasi mengenai asuransi. Sebab, ketika pengemudi merasakan manfaat layanan kesehatan, mereka lebih terbuka membahas soal proteksi finansial. Hal tersebut bisa menjadi jembatan yang efektif untuk meliterasi mereka mengenai asuransi.

"Kondisi karyawan kami, khususnya pengemudi, harus tampil prima, baik kesehatan jiwa maupun raga. Kami sangat mengapresiasi kegiatan (Jasa Raharja) ini," ujarnya, dilansir laman resminya.

Untuk diketahui, Jasa Raharja merupakan bagian dari ekosistem besar. Sebagai anggota holding Indonesia Financial Group (IFG), Jasa Raharja mengemban misi untuk meningkatkan literasi dan inklusi asuransi di Indonesia.

IFG merupakan holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi yang berada di bawah naungan Danantara Indonesia. Berdiri melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020, IFG kini menaungi 10 anggota holding. Di antaranya PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), dan PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life).

Adapun, tren kegiatan Jasa Raharja di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Semarang selaras dengan angka nasional. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks literasi keuangan nasional 66,46 persen dan inklusi 80,51 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu.

Infografis indeks literasi dan indeks inklusi sektor perasuransian di Indonesia. (IDN Times/Dhana Kencana)
Infografis indeks literasi dan indeks inklusi sektor perasuransian di Indonesia. (IDN Times/Dhana Kencana)

Pada 2024, indeks literasi dan inklusi keuangan masing-masing mencapai 65,43 persen dan 75,02 persen.

Secara sektoral, kabar baik juga datang dari perasuransian. Dibandingkan tahun lalu, dari hasil survei yang sama, indeks literasi perasuransian melonjak ke 45,45 persen dari 36,9 persen dan indeks inklusi perasuransian naik ke 28,50 persen dari 12,12 persen. 

Kenaikan literasi (pemahaman tentang produk) dan inklusi (akses terhadap produk) di sektor perasuransian yang signifikan itu menunjukkan jurang (gap) pemahaman dan pemanfaatan produk perlindungan di kalangan masyarakat makin kecil.

Meski positif, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara, melihat rendahnya serapan tersebut masih terjadi karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap industri asuransi dan kurangnya pemahaman terhadap produk asuransi.

"Di sisi lain, para pelaku industri asuransi pun menghadapi tantangan, yakni teaching dan engagement. Untuk itu, saya mengimbau pelaku industri asuransi bekerja sama dengan sektor industri lain," akunya saat Indonesia Insurance Summit (IIS) 2025, Sabtu (23/5/2025).

Masih di acara yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, pentingnya seluruh pemangku kepentingan bersiap membentuk arah masa depan industri perasuransian nasional. Ia menekankan, masa depan industri perasuransian Indonesia bukan sesuatu yang ditunggu, melainkan sesuatu yang harus dibentuk bersama secara kolektif, progresif, dan terarah.

"Di tengah tantangan global, disrupsi digital, dan perubahan kebutuhan masyarakat, transformasi menyeluruh di sektor ini adalah sebuah keniscayaan," urainya.

"Dengan tata kelola yang kuat, inovasi berbasis teknologi, dan kolaborasi erat antara regulator dan pelaku industri, saya yakin industri perasuransian dapat menjadi pilar utama ketahanan ekonomi nasional," lanjut Ogi.

Asuransi sebagai Jaring Pengaman Keluarga

Screenshot 2025-10-19 at 23.00.58.png
Sejumlah awak bus PT Banyumas Raya Transportasi di Pool Terpadu Trans Banyumas mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang Jasa Raharja adakan bersama Rumah Sakit (RS) Orthopaedi Purwokerto, Rabu (15/10/2025). (Dok. Jasa Raharja)

Di sektor transportasi, asuransi berperan dalam dua lapis, yaitu sebagai perlindungan dasar bagi korban kecelakaan lalu lintas (melalui skema Jasa Raharja yang bersumber dari iuran wajib dan kontribusi sesuai UU) dan perlindungan tambahan (produk asuransi umum atau jiwa komersial) untuk risiko yang skema dasar tidak cakup.

Manfaat keduanya konkret, berupa santunan meninggal dunia, penggantian biaya rawat, hingga perlindungan kehilangan penghasilan bagi keluarga yang ditinggalkan. Asuransi membantu korban pulih lebih cepat secara medis dan finansial. 

Di luar risiko kecelakaan, polis asuransi jiwa dan kesehatan juga berfungsi sebagai "penyeimbang" saat hidup berbelok atau tidak seimbang, misalnya ketika mengalami sakit kritis, cacat tetap, hingga dapat digunakan untuk biaya pendidikan anak.

Polis asuransi itu mampu menjadi jaring pengaman rencana jangka panjang keluarga, termasuk menopang biaya pendidikan anak saat pencari nafkah terkena risiko tersebut.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan mengatakan, peningkatan literasi dan inklusi asuransi penting sebagai langkah strategis membangun kesadaran masyarakat terhadap perlindungan dari berbagai risiko kehidupan.

"Asuransi bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat untuk menghadapi risiko yang dapat terjadi kapan saja, seperti bencana alam maupun kecelakaan," katanya saat perayaan Hari Asuransi 2025 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (18/10/2025).

Budi mengajak seluruh elemen, pemangku kepentingan, serta insan perasuransian dalam negeri untuk terus aktif mengedukasi dengan menyentuh langsung masyarakat agar mereka tidak hanya memahami, tetapi juga memiliki produk asuransi dan merasakan manfaatnya.

"Kontribusi cabang perusahaan asuransi (seperti Jasa Raharja lakukan di Banyumas dan Semarang) penting dalam menyebarluaskan literasi serta mengingatkan perlunya inovasi dan terobosan baru agar industri asuransi semakin dikenal, dipercaya, dan mampu menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional," imbuhnya.

Dengan demikian, kegiatan sederhana seperti pemeriksaan kesehatan gratis yang Jasa Raharja lakukan terbukti efektif membuka dialog tentang proteksi yang spesifik menyentuh aspek paling dekat: tubuh yang sehat, kerja yang aman, dan keluarga yang terlindungi.

Di balik data nasional SNLIK yang membaik itu, inti pekerjaan rumah industri asuransi masih sama, yakni memastikan masyarakat memahami risiko dan mengetahui cara melindunginya dengan biaya yang terjangkau serta proses yang mudah—terutama di era digital saat ini.

Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S Adji mengatakan, literasi yang benar dan pengalaman digital yang mulus merupakan kombinasi efektif untuk mengakselerasi inklusi di sektor perasuransian, apalagi bagi segmen pekerja sektor informal di bidang transportasi.

"Di era digital, akses terhadap proteksi makin mudah. Klaim dapat diproses lebih cepat, informasi dapat diakses kapan saja, dan edukasi dapat menjangkau lebih luas," jelasnya.

"Proteksi itu bukan soal takut akan risiko, melainkan cara cerdas mengelola risiko agar hidup tetap berjalan," tandas Denny.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Saat Cek Kesehatan Menjembatani Kesenjangan Proteksi Pekerja Transportasi

20 Okt 2025, 03:00 WIBNews