Dampak Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Sapi Potong di Jateng Merugi

Permintaan sapi turun karena sejumlah pasar hewan tutup

Semarang, IDN Times - Penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak berdampak pada kelangsungan usaha peternak sapi potong di Jawa Tengah. Peternak sapi merugi salah satunya akibat penutupan pasar hewan.

1. Penyebaran virus PMK terjadi di sejumlah daerah di Jateng

Dampak Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Sapi Potong di Jateng MerugiPenanganan hewan ternak sapi di sejumlah daerah di Jatim. dok. Humas Pemprov Jatim.

Asosiasi Peternak Sapi Potong Indonesia (Aspin), Suparno mengatakan, penyebaran virus PMK yang menyerang hewan ternak terutama sapi di Jawa Timur itu juga berimbas ke Jawa Tengah.

‘’Per hari ini (Selasa, (17/5/2022)) saja sudah ditemukan sapi yang terinfeksi PMK di sejumlah daerah di Jateng seperti Kabupaten Boyolali, Kabupaten Rembang, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Klaten. Para peternak langsung mengarantina atau memisahkan sapi yang sakit dari yang sehat,’’ ungkapnya saat dihubungi, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga: 4 Hewan Ternak di Semarang Suspek Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku

2. Permintaan sapi turun

Dampak Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Sapi Potong di Jateng MerugiIlustrasi ternak sapi. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Melihat kondisi itu Aspin langsung memonitor dan melakukan edukasi kepada peternak agar hewan ternak mereka tetap terjaga dan sehat.

‘’Kami bersama pemerintah daerah berupaya mengedukasi. Jika ada hewan ternak yang sakit langkah utamanya adalah segera diobati dan diberi vaksin. Kemudian, bagi peternak yang hewan ternaknya belum terinfeksi, kami edukasi bagaimana pola pemeliharaannya agar sapi tetap sehat,’’ jelas Suparno.

Namun, penyebaran virus PMK pada hewan ternak ini tetap berdampak pada pelaku usaha peternak sapi potong. Yakni, terjadi penurunan permintaan sapi oleh konsumen.

3. Peternak terdampak psikologis akibat virus PMK

Dampak Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Sapi Potong di Jateng MerugiPemeriksaan hewan ternak. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Suparno menjelaskan, meski penurunan belum banyak atau signifikan tetap penyebaran virus PMK ini membuat para pelaku usaha khawatir.

‘’Ada dampak psikologis yang dirasakan peternak sapi potong. Pertama, karena makin ketatnya pengawasan dalam lalu lintas distribusi hewan ternak dan penutupan pasar hewan di sejumlah daerah,’’ katanya.

4. Peternak bingung berjualan sapi

Dampak Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Sapi Potong di Jateng MerugiIlustrasi peternakan sapi. (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sejak merebaknya virus PMK, Suparno mengeklaim distribusi hewan ternak makin diperketat. Dalam lalu lintas distribusi, ada pemeriksaan dan pengawasan oleh petugas baik dari kepolisian maupun dokter hewan di setiap pos-pos lalu lintas hewan ternak. Kemudian, penutupan pasar hewan membuat peternak sapi bingung mau menjual dagangannya ke mana.

‘’Belum lagi kalau ada peternak yang sapinya kena PMK. Katakanlah dia bisa menjual sapi dengan harga timbang Rp51 ribu per kilo, kalau sapi itu terinfeksi virus PMK kan jadi gak laku. Otomatis peternak akan merugi. Adapun, bila bisa diobati dan sembuh butuh waktu 3–5 bulan untuk bisa dijual,’’ tandasnya.

Baca Juga: Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan Kuku

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya